KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan tajam sebesar 1 persen pada Kamis, 15 Agustus 2024, dipicu oleh data harga konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Juli yang naik sesuai dengan ekspektasi. Hal ini menurunkan harapan pasar terhadap besarannya pemangkasan suku bunga oleh The Fed bulan depan.
Harga emas spot turun 1 persen menjadi USD2.440,47 per ons pada pukul 17:45 GMT, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup lebih rendah 1,1 persen di USD2.479,7 per ons.
Menurut Tai Wong, seorang trader logam independen berbasis di New York, pasar sebelumnya mengantisipasi pemangkasan suku bunga yang lebih besar oleh The Fed, tetapi data CPI menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan hanya akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, bukan 50 basis poin seperti yang diharapkan oleh sebagian pelaku pasar.
Data dari Bureau of Labor Statistics menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS meningkat 0,2 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada bulan lalu, dan naik 2,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) setelah sebelumnya meningkat 3 persen pada Juni kemarin. Perkiraan peluang untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September mendatang kini turun menjadi 36 persen, dibandingkan dengan 50 persen sebelum data CPI dirilis, menurut CME FedWatch Tool.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan bahwa ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga yang lebih kecil telah meredam momentum pasar emas. Kondisi ini dapat melemahkan permintaan untuk emas, yang biasanya diuntungkan dari suku bunga yang lebih rendah karena emas tidak menghasilkan bunga, sehingga biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.
Namun, ketegangan geopolitik global masih memberikan dukungan pada harga emas. Ben Hoff, kepala strategi komoditas di Societe Generale, menyatakan bahwa kondisi geopolitik yang tidak stabil tetap mendukung harga emas sebagai aset safe-haven.
Sejauh tahun ini, harga emas telah meningkat sekitar 19 persen, dengan harga spot mencapai puncaknya di USD2.483,6 pada 17 Juli 2024, didorong oleh permintaan yang kuat sebagai aset pelindung dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami penurunan. Harga perak jatuh 2,1 persen menjadi USD27,26 per ons, platinum turun 1,3 persen menjadi USD923,95 per ons, dan paladium terpangkas 1,2 persen menjadi USD927,25 per ons.
Harga emas tetap berada di level tinggi karena kekhawatiran pasar yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. BloombergNews melaporkan bahwa Iran mungkin sedang mempersiapkan serangan terhadap Israel, yang dapat memicu konflik bersenjata lebih luas di wilayah tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby, dalam pernyataannya kepada wartawan, menyatakan bahwa serangan Iran terhadap Israel bisa terjadi dalam waktu dekat, mungkin bahkan pekan ini. “AS dan sekutunya harus bersiap menghadapi kemungkinan serangan signifikan. Kemungkinan tersebut semakin besar,” tegas Kirby. Kekhawatiran ini telah mendorong investor untuk mencari perlindungan di emas, yang dianggap sebagai aset aman (safe haven asset) saat situasi geopolitik tidak stabil.
Selain ketegangan geopolitik, pernyataan dari pejabat tinggi Federal Reserve Amerika Serikat juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Michelle ‘Miki’ Bowman, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, menyatakan bahwa penurunan suku bunga acuan mungkin menjadi opsi jika kondisi ekonomi mendukung.
Dalam sambutannya di acara yang diselenggarakan oleh Kansas Bankers Association, Bowman menyebutkan, “Jika data menunjukkan bahwa inflasi bergerak menuju target 2 persen secara berkelanjutan, maka akan menjadi layak untuk secara bertahap menurunkan suku bunga acuan. Namun, kita harus tetap sabar dan tidak bereaksi berlebihan terhadap satu data saja,” seperti yang dilaporkan oleh BloombergNews.
Pernyataan Bowman telah memengaruhi sentimen pasar, menyebabkan para investor memperkirakan kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) dan 25 bps pada bulan September menjadi sama besar, yaitu 50-50. Penurunan suku bunga akan membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih kecil, sehingga meningkatkan daya tariknya.
Secara keseluruhan, ketegangan geopolitik dan potensi perubahan kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve menjadi dua faktor utama yang mempengaruhi harga emas saat ini. Dengan situasi yang tidak pasti dan ekspektasi penurunan suku bunga, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset pelindung nilai.(*)