KABARBURSA.COM - Dolar AS (USD) melemah di awal perdagangan Eropa hari Jumat (01/12) setelah rilis data inflasi, menambah ekspektasi bahwa suku bunga AS telah mencapai puncaknya.
Pada pukul 16.40 WIB, Indeks Dolar (DXY) diperdagangkan turun 0,2 persen ke 103,212. Setelah 6 mata uang pesaing mengalami greenback. Posisi ini menjadi pelemahan terendah selama November 2023.
Dolar mengalami penurunan setelah rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi / PCE naik sebesar 3,4 persen, di banding Oktober sebesar 3 persen.
Nasib Dollar AS, akan ditentukan hari ini saat rilis data ISM Manufacturing PMI.
Komentar Ketua Fed Jerome Powell hari ini juga menjadi penentu arah sentimen para trader forex, utamanya tentang prospek suku bunga bank sentral AS.
Euro Mengambil Peluang dari Data PMI Manufaktur
Di Eropa, EUR/USD naik 0,1 persen menjadi 1,0897. Euro menguat tipis setelah penurunan tajam semalam, didukung oleh data yang menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur di zona euro yang sedikit mereda bulan lalu.
Angka akhir Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur zona euro dari HCOB naik menjadi 44,2 di bulan November dari 43,1 di bulan Oktober, melampaui estimasi awal 43,8.
Yang menarik, melemahnya sektor manufaktur Jerman yang dominan mereda di bulan November, meningkat selama empat bulan berturut-turut.
GBP/USD naik 0,3 persen menjadi 1,2666, mendekati level tertinggi tiga bulan terakhir di 1,2733. Data dari Nationwide menunjukkan bahwa harga rumah Inggris naik secara tak terduga secara bulanan untuk ketiga kalinya di bulan November.
Harga rumah naik 0,2 persen dalam sebulan di bulan November, setelah kenaikan 0,9 persen di bulan Oktober. Dibandingkan dengan setahun yang lalu, harga rumah turun 2 persen, penurunan terkecil dalam sembilan bulan terakhir.
Yen Siap Rebut Kenaikan Mingguan Lainnya
Di Asia, USD/JPY diperdagangkan turun 0,3 persen ke 147,74, menuju penguatan mingguan ketiga berturut-turut terhadap dolar, menjauh dari level terendah tiga dekade di 151,92 yang dicapai pada pertengahan November.
USD/CNY naik tipis ke 7,1376, setelah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China rebound secara tak terduga pada November. Namun, angka tersebut kontras dengan data resmi yang dirilis hari Kamis, yang menunjukkan kontraksi berkelanjutan dalam sektor manufaktur.