KABARBURSA.COM - Harga emas Logam Mulia dari PT Aneka Tambang Tbk pada Rabu, 14 Agustus 2024, tetap stabil di Rp1.419.000 per gram di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung. Sementara itu, harga buyback—harga saat Anda menjual kembali emas Anda—juga bertahan di Rp1.268.000 per gram.
Kenaikan harga produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan pada bulan Juli menunjukkan bahwa inflasi mulai mereda, memungkinkan harga emas tetap kokoh di tingkat yang tinggi. Para pelaku pasar kini menantikan data indeks harga konsumen (IHK) AS Juli yang akan dirilis pada nanti malam, serta data penjualan eceran pada Kamis, untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan Federal Reserve berikutnya.
"Meskipun ada aksi ambil untung baru-baru ini, ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, volatilitas pasar, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga, membuat investor terus beralih ke aset yang aman," ujar Alex Ebkarian, Kepala Operasi di Allegiance Gold.
Commerzbank dalam catatannya menambahkan, data inflasi AS yang akan dirilis besok bisa kembali meningkatkan ekspektasi, yang berpotensi mendorong harga emas lebih tinggi. Rekor tertinggi baru hanya masalah waktu.
Para pedagang memperkirakan sekitar 54 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin pada September 2024, menurut alat FedWatch dari CME Group. Dengan suku bunga rendah, daya tarik emas batangan semakin bersinar di mata para investor.
Harga emas Antam untuk ukuran 5 gram tetap stabil di Rp6.870.000, dan jika dikenakan pajak PPh, harganya mencapai Rp6.887.175. Tidak ada perubahan harga untuk ukuran ini, sejalan dengan harga-harga lainnya yang tercantum di situs resmi Logam Mulia.
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menawarkan berbagai pilihan ukuran emas logam mulia, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram, serta seri khusus seperti Emas Batangan Gift Series, Emas Batangan Selamat Idul Fitri, Emas Batangan Imlek, dan Emas Batangan Batik Seri III.
Berikut adalah detail harga emas Antam per Rabu, 14 Agustus 2024:
Harga ini menunjukkan stabilitas emas Antam di pasar, menjadikannya pilihan investasi yang tetap diminati banyak orang.
Harga emas dunia tetap stabil pada awal sesi perdagangan hari ini, menyusul laporan bahwa inflasi produsen di Amerika Serikat melambat pada Juli 2024. Meski begitu, ada keyakinan kuat bahwa emas segera mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan Rabu, 14 Agustus 2024 pukul 5.30 WIB, harga emas di pasar spot tercatat di angka USD2.464,91 per troy ons, sedikit turun 0,01 persen dari penutupan hari sebelumnya di USD2.465,03. Laporan bahwa kenaikan harga produsen AS pada bulan Juli lebih rendah dari yang diharapkan menunjukkan bahwa laju inflasi semakin melambat.
Para pedagang kini menunggu rilis data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Juli yang dijadwalkan pada hari ini, serta data penjualan eceran yang akan keluar pada Kamis, 15 Agustus 2024, untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan bank sentral AS berikutnya.
Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold, menyatakan, meskipun ada aksi ambil untung baru-baru ini, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan volatilitas pasar, serta kemungkinan pemangkasan suku bunga, terus mendorong investor menuju aset yang aman seperti emas.
Ia menambahkan, data inflasi AS yang akan dirilis besok bisa meningkatkan ekspektasi pasar, yang pada gilirannya dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi harga emas. Jadi, mencetak rekor tertinggi baru hanyalah masalah waktu.
Alat FedWatch milik CME Group menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan sekitar 54 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin pada September mendatang. Emas cenderung bersinar di lingkungan suku bunga rendah.
Sementara itu, kekhawatiran bahwa konflik di Gaza bisa berkembang menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas semakin meningkat setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran bulan lalu.
Harga emas dunia melonjak lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin, 12 Agustus 2024 waktu setempat, atau Selasa, 13 Agustus 2024 pagi, di tengah ekspektasi pasar menjelang rilis data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat. Harga emas di pasar spot naik signifikan, menembus level USD2.458,25 per ons, sementara harga emas berjangka di Comex New York Exchange juga mengalami kenaikan sekitar 1 persen ke level USD2.497,60 per ons. Kenaikan ini menandai level tertinggi dalam 10 hari terakhir, sejak 2 Agustus 2024.
Menurut Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals, "Apa yang kita lihat di pasar emas adalah dukungan harga yang berasal dari tren grafik bullish, yang mendorong beberapa pembelian teknis."
Kenaikan harga emas ini sejalan dengan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven, seperti logam mulia.
Para pelaku pasar mulai mengalihkan investasinya ke emas menjelang rilis data inflasi AS untuk bulan Juli 2024 yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini. Data ekonomi ini diyakini akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, atau Federal Reserve (The Fed), ke depannya.
Saat ini, pasar memperkirakan ada peluang sebesar 49 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024 mendatang, berdasarkan data dari CME FedWatch. Kebijakan suku bunga The Fed memang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga emas dunia, menjadikannya faktor kunci yang selalu diawasi oleh para investor.(*)