Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dapen BCA Kurangi Porsi SBN, Segini Jumlahnya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Dapen BCA Kurangi Porsi SBN, Segini Jumlahnya

KABARBURSA.COM - Dana Pensiun (Dapen) BCA melaporkan bahwa porsi Surat Berharga Negara (SBN) dalam portofolionya pada semester I-2024 mencapai 36,45 persen. Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan porsi pada semester I-2023 yang mencapai 37,71 persen. Meskipun mengalami penurunan, SBN tetap menjadi instrumen investasi yang dominan dalam portofolio Dapen BCA.

Menurut Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, total nilai investasi Dapen BCA per Juni 2024 mencapai Rp5,81 triliun. Dari jumlah tersebut, SBN menyumbang 36,45 persen dari total investasi. Budi menjelaskan bahwa tingginya porsi SBN dalam portofolio disebabkan oleh regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan Dana Pensiun memiliki alokasi SBN minimal 30 persen dari total portofolio mereka.

Lebih jauh, Budi menjelaskan bahwa SBN memungkinkan dana pensiun untuk melakukan liability matching secara efektif.

“Dengan mencocokkan arus kas dari investasi SBN dengan jadwal pembayaran kewajiban, Dapen BCA dapat memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban manfaat pensiun yang jatuh tempo, sekaligus menjaga risiko investasi tetap rendah,” ujar Budi, Selasa, 13 Agustus 2024.

Meskipun imbal hasil SBN cenderung lebih rendah dibandingkan instrumen berisiko seperti saham, Budi menilai SBN tetap menawarkan pengembalian yang kompetitif dan stabil. Keamanan dan kestabilan pengembalian ini menjadikannya pilihan menarik bagi dana pensiun yang memprioritaskan keamanan.

Di sisi lain, Budi juga mencatat adanya penurunan alokasi investasi di saham per Juni 2024. Penurunan ini disebabkan oleh volatilitas tinggi saham dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti obligasi.

“Dalam situasi pasar yang tidak pasti, fokus utama adalah pelestarian modal,” tambah Budi.

Dengan mengurangi eksposur terhadap saham dan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN atau obligasi, dana pensiun dapat lebih efektif melindungi nilai portofolio mereka dari risiko pasar.

SRBI Jadi Sorotan

Dana Pensiun BCA (DPBCA) baru saja mengungkapkan bahwa Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) kini memegang porsi signifikan dalam portofolio investasi mereka. Per Juni 2024, SRBI menyumbang 7,26 persen atau sekitar Rp 420 miliar dari total nilai investasi DPBCA yang mencapai Rp 5,81 triliun.

Menurut Direktur Utama DPBCA, Budi Sutrisno, "SRBI berkontribusi sebesar 7,26 persen dari total investasi kami. Ini adalah angka terbesar setelah Surat Berharga Negara (SBN) dan tanah. SRBI menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan deposito dan SBN dengan jangka waktu 1-5 tahun."

Budi menjelaskan bahwa SRBI, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, dikenal dengan risiko gagal bayar yang sangat rendah dan imbal hasil tetap yang stabil. Ini membuat SRBI menjadi pilihan cerdas bagi DPBCA untuk mendiversifikasi portofolio investasi, mengurangi risiko keseluruhan, dan memberikan perlindungan terhadap volatilitas pasar di instrumen lain seperti saham.

Namun, Budi juga memperingatkan bahwa SRBI bisa terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga.

"Jika suku bunga naik, nilai pasar SRBI mungkin turun, meskipun risiko gagal bayar tetap minimal," katanya.

SBN tetap menjadi bintang dalam portofolio investasi DPBCA dengan kontribusi terbesar sebesar 36,45 persen per Juni 2024, diikuti oleh tanah dan bangunan yang mencapai 15,99 persen. Alokasi investasi lainnya mencakup penyertaan langsung sebesar 13,93 persen, deposito 13,43 persen, SRBI 7,26 persen, obligasi 6,61 persen, serta saham dan reksadana sebesar 6,33 persen.

Budi juga mencatat adanya penurunan investasi di saham pada Juni 2024, yang disebabkan oleh volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen lain seperti obligasi.

"Ketika pasar saham diperkirakan akan mengalami volatilitas tinggi atau penurunan, kami cenderung mengurangi eksposur kami ke saham untuk mengurangi risiko," tambah Budi.

Dengan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN dan obligasi, DPBCA berusaha melindungi nilai portofolio mereka secara efektif dan memaksimalkan stabilitas investasi.

Dana Pensiun BCA (DPBCA) menunjukkan strategi investasi yang terencana dengan cermat pada semester I-2024, dengan Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) menyumbang porsi penting sebesar 7,26 persen dari total nilai investasi. Meskipun SRBI menawarkan imbal hasil yang menarik dan stabil, DPBCA tetap harus memperhatikan risiko terkait perubahan suku bunga.

Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) tetap menjadi instrumen investasi utama dengan kontribusi terbesar, diikuti oleh tanah dan bangunan. Penurunan investasi di saham menandakan strategi konservatif DPBCA dalam menghadapi volatilitas pasar.

Secara keseluruhan, pendekatan DPBCA dalam diversifikasi portofolio dan alokasi investasi mencerminkan upaya mereka untuk menjaga stabilitas dan melindungi nilai investasi dalam menghadapi ketidakpastian pasar.(*)