KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa likuiditas perekonomian, atau uang beredar dalam arti luas (M2), terus mengalami pertumbuhan positif pada Oktober 2023. Posisi M2 pada bulan tersebut mencapai Rp8.505,4 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 3,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Angka ini menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,0 persen yoy.
"Perkembangan ini terutama dipicu oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,8 persen yoy," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, pada hari Senin (27/11/2023).
Uang kuasi, yang menyumbang 44,5 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.787,3 triliun, terutama diperoleh dari kontribusi simpanan berjangka yang tumbuh sebesar 6,4 persen yoy pada Oktober 2023.
Selaras dengan itu, BI mencatat pertumbuhan uang beredar sempit atau M1 sebesar 0,1 persen yoy pada Oktober 2023, mengalami perlambatan dari angka 4,1 persen pada September 2023.
Perkembangan M1 ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah. Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu mencapai Rp2.193,4 triliun pada Oktober 2023 atau tumbuh sebesar 2,2 persen yoy.
Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp863,1 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 6,7 persen yoy. Namun, giro rupiah terkontraksi sebesar 5,5 persen yoy, melambat dari pertumbuhan 6,9 persen yoy pada September 2023.
Erwin menambahkan bahwa perkembangan M2 pada Oktober 2023 secara signifikan dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 8,7 persen yoy, menunjukkan stabilitas relatif dibandingkan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen yoy, setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,0 persen yoy pada bulan sebelumnya. Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 8,8 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 13,2 persen yoy pada September 2023.