KABARBURSA.COM - PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) telah menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk proyek pembangunan 10 rumah susun (rusun) di Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat ini, dokumen tersebut sedang dikaji oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Setelah mendapat persetujuan dari OIKN, CTRA dapat ditunjuk sebagai pemrakarsa proyek tersebut. Direktur CTRA, Harun Hajadi, mengungkapkan bahwa persiapan untuk peletakan batu pertama (groundbreaking) bisa dilakukan dalam waktu dekat, mengikuti tahap kurasi arsitektur yang hampir selesai.
Proyek ini direncanakan akan dilaksanakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan total investasi mencapai Rp3,5 triliun. Selain rusun, CTRA juga memiliki rencana untuk mengembangkan kawasan terpadu dengan konsep MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) di IKN.
Pengembangan awal akan difokuskan pada lahan seluas 150 hektare, yang merupakan bagian dari rencana lebih besar di atas lahan 300 hektare.
Pembangunan infrastruktur dasar direncanakan akan dimulai dalam 1-2 tahun, sementara pembangunan hotel, residensial, dan fasilitas lainnya diharapkan selesai dalam tiga tahun setelah infrastruktur dasar selesai.
Di sisi keuangan, CTRA mencatat kinerja yang mengesankan pada semester I/2024 dengan laba bersih mencapai Rp1,02 triliun, tumbuh 32,12 persen secara tahunan. Pendapatan usaha juga meningkat 12,71 persen YoY menjadi Rp5,03 triliun. Saham CTRA tercatat naik 12,88 persen sejak awal 2024, dengan harga per lembar saham mencapai Rp1.315.
Proyek ini, jika terlaksana, akan menjadi bagian penting dari kontribusi CTRA dalam pembangunan IKN dan memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor properti Indonesia.
Terkait rusun di IKN, proyek tersebut dikerjakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Skema ini akan bergulir pada 2025.
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi, mengungkapkan bahwa perusahaan akan membangun 10 rusun dalam proyek KPBU yang kini telah memasuki tahap Feasibility Study (FS). Setelah tahap ini, akan dilanjutkan dengan beberapa tahapan lainnya seperti kurasi dan akhirnya lelang.
Proyek ini memiliki nilai investasi total sekitar Rp3,5 triliun, dengan kebutuhan ekuitas sebesar 30 persen. Harun juga menekankan bahwa proyek ini akan berjalan bertahap mengingat ini adalah pertama kalinya pemerintah menerapkan skema KPBU untuk proyek rumah susun.
“KPBU sudah banyak diterapkan di proyek bendungan, tol, dan pelabuhan, tetapi untuk rumah susun, ini baru pertama kali,” kata Harun, Rabu, 19 Juni 2024.
Rusun ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan IKN sebagai pusat pemerintahan baru. Harun berharap ini dapat membuka jalan bagi kolaborasi lebih lanjut antara pemerintah dan swasta dalam proyek-proyek infrastruktur lainnya.
Ciputra Development juga meluncurkan beberapa proyek baru dan klaster selama 2023. Proyek-proyek baru tersebut termasuk Citra Garden Serpong, Citra City Sentul, dan Citra Garden Bintaro. Klaster baru yang diluncurkan antara lain Rochester Park, Sentosa Cove, dan ruko Orchard Avenue di Citra Land Gama City Medan, serta klaster Pelican Hill, Attic House, dan ruko One Arcade di Citra Land Surabaya.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terus menunjukkan performa yang gemilang di tengah dinamika pasar properti Indonesia. Hingga 30 Juni 2024, perusahaan ini berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp1,02 triliun, yang meningkat 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp778,99 miliar.
Ini menunjukkan peningkatan laba per saham dari Rp42 menjadi Rp56, sebuah pencapaian signifikan bagi perusahaan yang didirikan oleh mendiang Ciputra.
Keberhasilan ini didorong oleh kenaikan penjualan dan pendapatan usaha yang mencapai Rp5,03 triliun, naik 12,78 persen dari Rp4,46 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Mayoritas penjualan berasal dari apartemen, rumah hunian, dan perkantoran yang menyumbang Rp3,90 triliun, meningkat 11,53 persen secara tahunan.
Pendapatan dari segmen lain seperti pusat niaga, kawasan komersial, hotel, dan lapangan golf juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 16,97 persen, mencapai Rp1,12 triliun.
Namun, CTRA juga menghadapi tantangan di beberapa area operasional. Beban pokok penjualan dan beban langsung meningkat menjadi Rp2,58 triliun dari Rp2,36 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik menjadi Rp713,01 miliar dari Rp678,04 miliar.
Beban penjualan juga bertambah menjadi Rp209,15 miliar dari Rp178 miliar. Meski begitu, laba kotor perusahaan tetap meningkat dari Rp2,1 triliun menjadi Rp2,44 triliun.
Meskipun penghasilan lain-lain menurun dari Rp83,78 miliar menjadi Rp63,69 miliar, laba usaha perusahaan tetap melejit menjadi Rp1,58 triliun dari Rp1,33 triliun tahun lalu. Bagian laba entitas asosiasi juga naik dari Rp23,66 miliar menjadi Rp33,17 miliar, dan penghasilan keuangan meningkat signifikan dari Rp170,06 miliar menjadi Rp250,43 miliar.
Di sisi lain, beban keuangan perusahaan naik menjadi Rp585,08 miliar dari Rp562,73 miliar. Total liabilitas juga bertambah dari Rp21,49 triliun menjadi Rp23,08 triliun. Namun, total ekuitas perusahaan mengalami peningkatan menjadi Rp23,20 triliun dari Rp22,62 triliun, menunjukkan kekuatan finansial yang solid.
Dengan total aset yang terkumpul sebesar Rp46,28 triliun, naik dari Rp44,11 triliun di akhir tahun lalu, Ciputra Development mencatat kinerja yang luar biasa pada semester pertama 2024. Kenaikan laba bersih dan pendapatan usaha yang signifikan, meskipun diiringi peningkatan beban operasional, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
Capaian ini memperkuat posisi Ciputra Development sebagai salah satu pemain utama di industri properti Indonesia, dan menjadi bukti bahwa strategi bisnis yang diterapkan berhasil memberikan hasil optimal bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya.(*)