Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Cerita Dibalik Digital Gold Currency

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 27 November 2023 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Cerita Dibalik Digital Gold Currency

KABARBURSA.COM - Dalam era ini, mata uang emas digital, dikenal sebagai digital gold currency (DGC), menjadi sorotan para investor. Khususnya bagi mereka yang berminat pada investasi emas.

Cryptocurrency ini hadir sebagai solusi untuk memudahkan investor tanpa harus repot membeli emas batangan. Nilainya yang tinggi dan potensi keuntungan yang menarik memerlukan pemahaman mendalam.

Digital gold currency (DGC) adalah mata uang elektronik berbentuk cadangan emas yang disimpan oleh lembaga keuangan swasta.

DGC disimpan dalam brankas dan diperdagangkan antar pemegang koin. Konsep dasarnya menarik: setiap koin mewakili nilai emas pada periode tertentu. Misalnya, 1 gram emas setara dengan 1 koin, dan nilainya menyesuaikan dengan harga emas yang berlaku. Ketika permintaan cryptocurrency naik, harga koin berpotensi meningkat, bahkan melebihi nilai emas. Namun, jika nilainya turun, koin tetap disesuaikan dengan nilai emas.

Digital Gold Currency (DGC) Sama seperti mata uang digital lainnya yang memiliki risiko. Sebagai jaringan yang dioperasikan oleh lembaga swasta, DGC membawa risiko tambahan.

Manajemen risiko pada pasar yang tidak teratur menjadi ancaman bagi pemegang DGC. Administrasi yang tidak efektif dan keamanan yang lamban memudahkan potensi pencurian emas digital.

Digital gold currency bukanlah gagasan baru. Pada tahun 1990-an, Dr. Douglas Jackson dan James Turk menciptakan sistem mata uang emas digital pertama. Konsep ini memudahkan investasi emas batangan, diadaptasi dengan nilai emas dan perak.

Sayangnya DGC tidak berkembang pesat karena kasus pengelolaanya tidak transparan. E-Gold merupakan Digital Gold Currency (DGC) pertama menjadi korban ketidak patuhan risiko penipuan online. Akhirnya, Departemen Kehakiman AS mengklasifikasikan e-Gold sebagai pengirim uang daripada sebagai platform pembayaran. Perusahaan ini tidak dapat memperoleh lisensi untuk beroperasi di bawah klasifikasi komoditi.

Perusahaan rintisan DGC lain juga gagal karena kasus penggelapan dana atau pencucian uang oleh eksekutif, atau daya tarik bagi pencuri identitas online dan penjahat digital lainnya.

Seiring dengan banyaknya pertukaran DGC yang gagal, Bitcoin muncul sebagai pilihan utama, dan para penggunanya belajar dari kesalahan dan kekurangan pendahulunya.

Meskipun memiliki risiko, sebenarnya DGC menawarkan sejumlah kelebihan. Pertama, perlindungan aset yang kuat, memegang 100 persen kepemilikan pengguna dalam unit emas yang dapat ditebus. Kedua, visi universal sebagai alat transaksi yang dapat diakses oleh semua individu. Ketiga, transaksi non-reversibel, memungkinkan penyelesaian sengketa tanpa biaya besar. Keempat, kemudahan pertukaran aset melalui platform digital lain.