KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mendorong perusahaan besar, terutama konglomerasi, untuk melakukan IPO, penawaran saham perdana di bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa saat ini BEI telah melakukan survei terhadap konglomerasi dan grup perusahaan besar yang belum terdaftar di pasar modal.
"Tujuannya adalah untuk memahami alasan mereka belum masuk ke pasar modal Indonesia, terutama dari perspektif pemilik perusahaan," ujar Nyoman pada Senin, 12 Agustus 2024.
Selain itu, BEI juga melakukan riset terhadap investor untuk mengidentifikasi persepsi dan keinginan mereka di pasar modal. Nyoman menyatakan bahwa hasil survei ini akan digunakan sebagai masukan bagi regulator dan pemegang saham untuk mengembangkan pasar modal Indonesia ke depan.
Dalam pipeline, BEI juga memiliki dua rencana Initial Public Offering (IPO) dari perusahaan dengan aset berskala besar, yang dikenal sebagai "lighthouse company". Lighthouse company ini memiliki kapitalisasi pasar minimal Rp 3 triliun dengan free float minimal 15 persen.
"Satu perusahaan diharapkan masuk ke pasar modal Indonesia tahun ini, sementara yang lain sedang menyelesaikan perbaikan laporan keuangannya," kata Nyoman.
Perusahaan yang termasuk dalam kategori lighthouse ini berasal dari sektor fasilitas rekreasi dan olahraga, serta sektor properti.
Sejauh ini, BEI mencatat 34 perusahaan telah melakukan IPO hingga 9 Agustus 2024, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp5,15 triliun. BEI juga mencatatkan bahwa ada 28 perusahaan yang siap untuk debut di bursa.
Dari 28 perusahaan tersebut, sektor consumer non-cyclicals menjadi yang paling dominan dengan lima perusahaan dalam pipeline. Terdapat juga tiga perusahaan dari sektor basic materials, empat dari sektor consumer cyclicals, tiga dari sektor energi, dan dua dari sektor finansial.
Sektor lainnya meliputi satu perusahaan di bidang healthcare, empat di sektor industrials, dua di sektor infrastruktur, tiga di sektor teknologi, serta satu perusahaan di sektor transportasi dan logistik.
Mayoritas perusahaan yang akan mencatatkan saham adalah perusahaan dengan aset skala menengah, dengan sebagian besar berasal dari sektor consumer non-cyclicals. Empat perusahaan memiliki aset skala kecil (di bawah Rp50 miliar), 20 perusahaan dengan aset skala menengah (Rp50 miliar hingga Rp250 miliar), dan empat perusahaan dengan aset skala besar (di atas Rp250 miliar).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 100 perusahaan yang sedang dalam proses (pipeline) IPO atau pencatatan saham perdana di BEI.
“Masih terdapat lebih dari 100 perusahaan dalam pipeline penawaran umum dengan nilai yang indikatif yang mencapai lebih dari Rp33 triliun,” kata Mahendra, Senin, 12 Agustus 2024.
Sementara itu, lanjut Mahendra, aktivitas penghimpunan dana dari pasar modal saat ini telah mencapai lebih dari Rp130 triliun dengan 28 emiten baru.
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa minat dan peluang dari pasar modal sebagai salah satu upaya untuk penyimpunan dana bagi korporasi di Indonesia semakin menjadi andalan.
Mahendra mengatakan, ada berbagai indikator yang terlihat secara terus-menerus, termasuk nilai kapitalisasi pasar yang mencatatkan nilai tertinggi pada kuartal kedua tahun ini atau mencapai Rp12.469 triliun.
“Hal yang tidak kalah pentingnya adalah jumlah investor di Indonesia yang terus meningkat, dimana per Agustus ini telah melampaui Rp13,4 juta atau naik lebih dari 10 persen dibanding pada akhir tahun 2020,” jelas Mahendra.
Lebih jauh BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) senilai Rp11,8 triliun di pasar saham Indonesia sampai periode Agustus 2024.
Data tersebut diikuti oleh volume transaksi harian, yang sebanyak 17,9 miliar saham dan frekuensi transaksi harian sebanyak 1,1 juta kali transaksi.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berubah 0,22 persen year to date (ytd) pada level 7.256,99 per 9 Agustus 2024.
Sedangkan, kapitalisasi pasar tercatat senilai Rp12.302 triliun per 9 Agustus 2024, yang mana kapitalisasi pasar mencatatkan rekor baru senilai Rp12.477 triliun pada 12 Juli 2024 lalu.
“Rekor baru lain juga tercatat dari IHSG tertinggi yang dicapai pada 14 Maret 2024 mencapai 7.433,31,” ujar Iman.
Dari sisi pencatatan efek, lanjut Iman Rachman, sampai dengan 9 Agustus 2024, BEI telah mencatatkan 34 saham baru, 97 emisi obligasi, serta satu exchange-traded fund (ETF) baru.
Adapun, total fund-raised initial public offering (IPO) saham senilai Rp5,15 triliun, dengan 28 pipeline saham pada tahun 2024 ini.
Sampai saat ini, total perusahaan tercatat saham telah mencapai 936 perusahaan. (*)