KABARBURSA.COM - Pendapatan PT Palma Serasih Tbk dalam laporan keuangan terbaru menunjukkan adanya lonjakan signifikan di beberapa area, namun tak semuanya berwarna cerah. Meskipun perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang impresif, kinerja harga sahamnya dalam beberapa bulan terakhir justru mengalami penurunan.
Di balik catatan keuangan yang terlihat mengesankan, terselip sinyal-sinyal yang perlu dicermati lebih lanjut oleh para pemegang saham. Bagaimana dinamika ini akan berdampak pada prospek jangka panjang PSGO? Kabar Bursa coba merangkum di Jakarta, Senin 12 Agustus 2024.
PT Palma Serasih Tbk adalah perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak sawit. Didirikan pada tahun 2008, perusahaan dengan kode emiten PSGO ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang signifikan di Indonesia. Perusahaan ini terlibat dalam seluruh rantai nilai industri kelapa sawit, mulai dari penanaman kelapa sawit hingga pengolahan dan produksi minyak sawit mentah (CPO).
Struktur kepemilikan perusahaan didominasi oleh PT Jalinankasih Sesama dan PT Serasih Holdico, yang secara kolektif mengendalikan sebagian besar saham perusahaan. Di bawah kepemimpinan direktur seperti Budiono Tanbun, PSGO terus memperkuat posisinya di industri dengan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inovasi operasional.
Pada kuartal pertama 2024, PT Palma Serasih Tbk berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp65 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp16 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini berlanjut pada kuartal kedua 2024, di mana perusahaan meraih pendapatan bersih Rp81 miliar, jauh melampaui pencapaian Rp22 miliar pada kuartal kedua 2023. Namun, dibandingkan dengan tahun 2022, terlihat bahwa pendapatan pada kuartal kedua 2024 tetap berada di bawah angka Rp73 miliar yang dicapai dua tahun sebelumnya.
Secara tahunan, pendapatan bersih PSGO pada semester pertama 2024 menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp293 miliar dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp549 miliar. Namun, total pendapatan bersih dalam 12 bulan terakhir (Trailing Twelve Months atau TTM) yang berakhir pada kuartal kedua 2024 mencapai Rp658 miliar, tetap menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan Rp549 miliar pada tahun 2023 dan Rp258 miliar pada tahun 2022.
Dari sisi valuasi, Price to Earnings Ratio (PE Ratio) tahunan PT Palma Serasih Tbk tercatat sebesar 9,19 kali, sementara PE Ratio untuk periode 12 bulan terakhir (TTM) berada di level 4,10 kali. Nilai ini menunjukkan bagaimana pasar menghargai pendapatan perusahaan dalam hubungannya dengan laba bersih yang dihasilkan.
Selain itu, rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales Ratio) untuk periode TTM berada di level 1,29 kali, menunjukkan valuasi pasar terhadap penjualan bersih perusahaan. Rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) sebesar 1,21 kali memperlihatkan bahwa saham PSGO diperdagangkan sedikit di atas nilai bukunya, yang dapat menjadi sinyal positif bagi investor terkait stabilitas nilai aset perusahaan.
Perusahaan ini juga menunjukkan kinerja per saham yang cukup solid, dengan laba per saham (Earnings Per Share atau EPS) untuk TTM mencapai Rp34,88. Selain itu, laba per saham tahunan (Annualised EPS) tercatat sebesar Rp15,55. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) dalam periode TTM mencapai Rp110,61, sedangkan arus kas per saham (Cash Per Share) untuk kuartal terakhir tercatat sebesar Rp58,16.
Nilai buku per saham (Book Value Per Share) berada di level Rp118,50, mengindikasikan nilai aset bersih per lembar saham yang dimiliki investor. Free Cashflow per saham (TTM) berada di angka Rp29,30, yang menunjukkan ketersediaan kas bersih setelah kebutuhan investasi modal terpenuhi.
Pada aspek solvabilitas, rasio lancar (Current Ratio) PSGO tercatat sebesar 3,21 kali pada kuartal terakhir, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (Quick Ratio) yang berada di level 2,95 kali juga mendukung kondisi keuangan yang sehat, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek dengan aset likuidnya. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) tercatat sebesar 0,54 kali, menunjukkan bahwa perusahaan menjaga proporsi utang yang relatif rendah dibandingkan dengan ekuitasnya, yang memberikan kestabilan dalam jangka panjang.
PT Palma Serasih Tbk juga menunjukkan tingkat profitabilitas yang solid. Pengembalian aset (Return on Assets atau ROA) dalam periode TTM mencapai 17,73 persen, sementara pengembalian ekuitas (Return on Equity atau ROE) berada di level 29,44 persen, mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aset dan ekuitas yang dimilikinya. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin) untuk kuartal terakhir mencapai 25,49 persen, sementara marjin laba operasi (Operating Profit Margin) berada di level 21,81 persen. Marjin laba bersih (Net Profit Margin) untuk kuartal terakhir tercatat sebesar 15,26 persen, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjaga porsi laba bersih dari total pendapatan yang dihasilkan.
Dalam hal pembagian dividen, PSGO mencatatkan dividen untuk periode TTM sebesar Rp8,00 per saham, dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) sebesar 51,43 persen. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan bagian dari laba bersih kepada pemegang saham. Yield dividen (Dividend Yield) tercatat sebesar 5,59 persen, yang cukup menarik bagi investor yang mencari pendapatan dari investasi saham.
Berdasarkan laporan laba rugi, pendapatan PT Palma Serasih Tbk dalam periode TTM mencapai Rp2.085 miliar, dengan laba kotor (Gross Profit) sebesar Rp635 miliar dan EBITDA sebesar Rp405 miliar. Laba bersih perusahaan dalam periode ini tercatat sebesar Rp658 miliar, memperlihatkan performa keuangan yang solid.
Sementara itu, pada laporan neraca, total aset perusahaan pada kuartal terakhir mencapai Rp3.709 miliar, dengan kas sebesar Rp1.096 miliar. Kewajiban perusahaan terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp233 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp976 miliar, yang menjadikan total utang perusahaan sebesar Rp1.209 miliar. Dengan total ekuitas sebesar Rp2.234 miliar, perusahaan memiliki net debt atau utang bersih sebesar Rp113 miliar, menunjukkan kestabilan keuangan yang cukup baik.
Dalam periode 12 bulan terakhir (TTM), PSGO mencatatkan arus kas dari operasi sebesar Rp640 miliar, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasionalnya. Di sisi lain, arus kas dari investasi mencapai Rp443 miliar, yang menunjukkan pengeluaran untuk investasi jangka panjang atau akuisisi aset yang dapat meningkatkan kapasitas atau efisiensi perusahaan di masa depan.
Namun, arus kas dari pembiayaan menunjukkan nilai negatif sebesar Rp666 miliar, yang mengindikasikan bahwa perusahaan lebih banyak melakukan pembayaran utang atau distribusi dividen daripada memperoleh pendanaan baru dari pinjaman atau penerbitan saham.
Pengeluaran modal (capital expenditure) tercatat sebesar Rp88 miliar, yang mencerminkan investasi perusahaan dalam aset tetap, seperti peralatan atau fasilitas baru. Sebagai hasil dari semua aktivitas ini, arus kas bebas (free cash flow) perusahaan berada di level positif Rp552 miliar, menunjukkan bahwa setelah memenuhi semua kewajiban operasional dan investasi, PSGO masih memiliki kas yang cukup untuk dialokasikan ke area lain atau disimpan sebagai cadangan.
PSGO mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan dalam berbagai indikator keuangannya. Dalam hal pendapatan, perusahaan mencatat pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 36,43 persen pada kuartal terakhir, yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang tahun berjalan (YTD), pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 3,89 persen, yang juga konsisten dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,89 persen, menandakan stabilitas dan peningkatan berkelanjutan dalam performa penjualan perusahaan.
Dari sisi laba bersih, PSGO mengalami lonjakan luar biasa. Pertumbuhan laba bersih kuartalan mencapai 273,27 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Lebih jauh lagi, pertumbuhan laba bersih YTD berada pada angka 282,63 persen, sementara pertumbuhan tahunan mencapai 113,15 persen. Angka-angka ini mencerminkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi dan profitabilitasnya secara signifikan, yang bisa menjadi hasil dari berbagai upaya perbaikan operasional atau optimalisasi biaya.
Kinerja laba per saham (Earnings Per Share atau EPS) juga mengikuti tren positif ini, dengan EPS kuartalan yang tumbuh sebesar 272,41 persen, menunjukkan bahwa laba yang diatribusikan kepada setiap lembar saham juga meningkat secara signifikan. Pertumbuhan EPS YTD tercatat sebesar 283,25 persen, sementara pertumbuhan tahunan EPS mencapai 113,17 persen. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai bagi para pemegang saham, seiring dengan bertumbuhnya laba perusahaan.
Kinerja harga saham PSGO menunjukkan berbagai fluktuasi selama beberapa periode waktu yang berbeda. Dalam satu bulan terakhir, harga saham perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar 0,70 persen, yang menunjukkan adanya perbaikan kecil di pasar. Namun, dalam tiga bulan terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 4,03 persen, dan lebih jauh lagi dalam enam bulan terakhir, harga saham turun sebesar 7,14 persen. Ini mengindikasikan adanya tekanan di pasar saham yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor eksternal atau internal perusahaan.
Namun, jika dilihat dalam rentang waktu satu tahun terakhir, harga sahamPSGO berhasil mencatat kenaikan sebesar 2,14 persen. Akan tetapi, dalam rentang waktu tiga tahun, harga saham mengalami penurunan sebesar 4,67 persen, menandakan tren jangka panjang yang kurang menguntungkan.
Untuk tahun berjalan (Year to Date atau YTD), harga saham PSGO mengalami kenaikan sebesar 7,52 persen, yang mencerminkan sentimen pasar yang lebih positif sepanjang tahun ini. Sementara itu, harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir tercatat sebesar Rp164 per lembar, sedangkan harga terendahnya adalah Rp101 per lembar, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi di pasar.(*)