Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

28 Perusahaan Antre IPO di BEI, ini Daftarnya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
28 Perusahaan Antre IPO di BEI, ini Daftarnya

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat setidaknya ada 28 emiten yang hendak mencatatkan sahamnya (initial public offering/IPO) di pasar modal.

Berdasarkan pipeline BEI, tercatat ada empat perusahaan beraset skala besar atau memiliki aset di atas Rp250 miliar yang akan menggelar aksi korporasi tersebut.

"Per tanggal 9 bulan Agustus tahun 2024, ada pula 20 perusahaan beraset menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar, dan empat perusahaan beraset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar," ungkap Direktur Penilaian Emiten BEI I Gede Nyoman Yetna, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Sedangkan berdasarkan sektor, lanjut Nyoman Yetna memaparkan, perusahaan terbanyak yang antri IPO adalah berasal dari sektor barang konsumsi primer sebanyak lima perusahaan, empat perusahaan masing-masing dari sektor barang konsumsi non primer dan perindustrian. Ditambah lagi, tiga perusahaan masing-masing dari sektor barang baku, energi, dan teknologi.

"Selain itu ada dua perusahaan dari sektor infrastruktur dan keuangan. Serta, sektor transportasi dan Kesehatan yang masing-masing menyumbang satu perusahaan,” ujar Nyoman Yetna.

Sementara itu, lanjut Nyoman Yetna, sebanyak 34 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dengan dana yang dihimpun sebesar Rp5,15 triliun. 

Dalam periode yang sama, BEI juga mencatat 24 perusahaan yang berada dalam pipeline rights issue BEI. Aksi korporasi tersebut paling banyak dilakukan oleh emiten dari sektor barang konsumsi non primer, yaitu sebanyak delapan perusahaan. Diikuti, lima emiten dari sektor keuangan, empat emiten masing-masing dari sektor barang konsumsi primer dan energi.

Tidak hanya itu, lanjut Nyoman Yetna, sektor barang baku, infrastruktur, dan transportasi masing-masing satu emiten akan menggelar rights issue yang tercatat dalam pipeline BEI.

"Sedangkan hingga saat ini ada 15 emiten yang telah menggelar rights issue dengan total nilai Rp 34,42 triliun," ucap Nyoman Yetna.

Nyoman Yetna melanjutkan, sebanyak 13 emisi dari sembilan perusahaan berencana menerbitkan Efek Beragun Aset (EBUS) yang ada pipeline BEI. Dengan penerbit terbanyak berasal dari sektor energi sebanyak tiga perusahaan. Kemudian, dua perusahaan masing-masing dari sektor barang baku dan industri, serta masing-masing satu perusahaan dari sektor keuangan dan transportasi.

"Sampai saat ini, tercatat sebanyak 97 emisi dari 60 perusahaan telah menerbitkan EBUS. Dengan dana yang dihimpun sebesar Rp81,5 triliun," tutup Nyoman Yetna.

Emiten Tekstil ini Ajukan Delisting

Sementara itu, PT Century Textile Industry Tbk (CNTX) telah mengajukan permohonan untuk penghapusan pencatatan saham (delisting) dan suspensi perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI, Vera Florida, menyatakan bahwa bursa telah menerima permohonan tersebut pada 5 Agustus 2024, sehingga saham CNTX dan CNTB (saham seri B) akan ditangguhkan perdagangannya.

"Sehubungan dengan permohonan tersebut, Bursa memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham perseroan (Kode: CNTX dan CNTB) di seluruh pasar efektif mulai sesi I pada 7 Agustus 2024," ujar Vera Florida pada hari Rabu, 7 Agustus 2024.

Menurut catatan IDX Channel, saham CNTX telah masuk dalam papan pemantauan khusus sejak 31 Januari 2024 dan diperdagangkan dengan metode full call auction (FCA).

Saham CNTX ini dimasukkan ke dalam papan pemantauan karena memenuhi kategori 5, 6, dan 7, yaitu memiliki ekuitas negatif, tidak memenuhi persyaratan minimum saham beredar di publik (free float), dan likuiditas yang rendah.

Dalam laporan keuangan semester I-2024, Centex melaporkan pendapatan bersih sebesar USD7 juta, turun 25 persen dibandingkan tahun lalu.

Begitu juga kerugian perusahaan meningkat 34 persen dari USD1,08 juta menjadi USD1,45 juta.

Centex adalah perusahaan tekstil yang memproduksi kain tenun polos dan dobby, yang dikendalikan oleh Penfabrix Sdn Bhd dari Malaysia (30 persen) dan Toray Industries dari Jepang (24 persen).

Porsi saham publik di CNTX adalah 12 persen, dengan 499 investor terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga 31 Juli 2024.

Terkait keputusan untuk membeli atau menjual saham CNTY, pasar saham 2024 memang menunjukkan fluktuasi tajam, dengan berbagai analisis dan opini.

Untuk menentukan nilai wajar CNTY, sistem analisis menggunakan AI dan pembelajaran mesin dapat menjadi pilihan yang lebih tepat dibandingkan alat finansial konvensional yang bergantung pada data historis.

Sistem ini memprediksi performa saham dibandingkan dengan indeks utama seperti S&P 500, menilai keyakinan terhadap prediksi tersebut, dan mengukur potensi risiko penurunan. (*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.