Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Soft Launching, ini Tugas Utama Anti-Scam Center

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Soft Launching, ini Tugas Utama Anti-Scam Center

KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan pusat anti-penipuan, atau Anti-Scam Center, pada bulan ini sebagai langkah untuk mengatasi keluhan masyarakat terkait masalah di sektor keuangan.

Berdasarkan data yang dihimpun OJK per 1 Januari 2024, terdapat lima isu utama dalam aduan masyarakat. Pertama adalah perilaku penagihan dengan total 62.406 aduan. Kedua, isu terkait sistem layanan informasi keuangan (SLIK) dengan total 56.835 aduan.

Ketiga, penipuan seperti pembobolan rekening, skimming, phishing, dan social engineering dengan total 14.101 aduan. Isu keempat adalah restrukturisasi pembiayaan/pinjaman dengan 9.590 aduan, dan terakhir adalah legalitas non-OJK dengan total 9.126 aduan.

Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, menjelaskan bahwa Anti-Scam Center adalah lanjutan dari Satgas Waspada Investasi atau Satgas Pasti, yang kini diperluas dengan melibatkan 16 kementerian dan lembaga.

"Kita memperbesar sinergi dengan berbagai lembaga, seperti Kemenkumham, BIN, Kementerian Sosial, Kominfo, Kementerian Koperasi, Kepolisian, Kejaksaan, dan lainnya," ungkap Friderica, yang akrab disapa Kiki, dalam acara media gathering di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Jumat, 9 Agustus 2024.

Kiki menambahkan, kementerian dan lembaga yang terlibat telah sepakat untuk mendukung penuh pembentukan Anti-Scam Center.

"Ini adalah bentuk kerja sama Satgas Pasti dengan lembaga terkait lainnya, berfungsi sebagai forum koordinasi untuk penanganan penipuan dengan cepat, efektif, dan memberikan efek jera," jelasnya.

Anti-Scam Center tidak hanya akan memblokir rekening atau mencegah kerugian yang lebih besar, tetapi juga bertujuan untuk mengejar pelaku penipuan. Proses ini akan dilakukan bertahap, memerlukan waktu untuk pelaksanaannya.

"Target kami adalah soft launching bulan ini, dengan harapan berjalan lancar sebelum dilakukan peluncuran besar. Anti-Scam Center diharapkan dapat menjadi langkah preventif yang efektif," tambah Kiki.

OJK juga telah berkomunikasi dengan asosiasi perbankan yang mendukung inisiatif ini.

"Keberhasilan Anti-Scam Center memerlukan kerja sama intensif dari semua pihak. Kepolisian juga sangat mendukung, menjadikannya sebagai inisiatif bersama yang penting," tandas Kiki.

Seluruh Bank Wajib Ikut Serta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mewajibkan semua bank untuk bergabung dalam tim pusat anti penipuan atau ‘Anti-Scam Center’ guna meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap penipuan daring (online).

“Iya harus ikut. Apalagi bank-bank yang sering digunakan untuk fraud & scam, kan nama banknya itu-itu saja. Bank yang besar lah pasti,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi usai konferensi pers Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 di Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.

Friderica atau yang akrab disapa Kiki itu menjelaskan inisiasi pemerintah dalam membentuk tim khusus itu timbul karena maraknya kasus-kasus penipuan (fraud dan scam) secara daring yang dialami masyarakat.

Ia menilai penipuan daring yang kerap terjadi merupakan risiko yang dihasilkan dari inovasi digital yang terus berkembang hingga saat ini.

Oleh karena itu, diperlukan solusi aktif dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain, terutama perbankan untuk dapat menindak aksi kejahatan tersebut.

“Ini sudah sangat sering terjadi hampir setiap hari kita mendengar orang, misalnya OTP-nya kecuri, uangnya hilang dan lain-lain. Ini sudah kita petakan, nanti datanya kita sampaikan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun itu, angka kehilangan masyarakat dari fraud and scam itu sangat besar,” jelasnya.

Kiki mengatakan bahwa di negara lain, pembentukan tim Anti-Scam Center sudah banyak dilakukan. Ia mencontohkan Singapura yang sudah lebih dulu membentuk Anti-Scam Center untuk melindungi masyarakat dari berbagai jenis penipuan daring.

“Kita belajar di negara lain, bagaimana semua perbankan ini didudukkan di dalam satu ruangan, kemudian jika terjadi fraud and scam yang dilaporkan masyarakat bisa langsung kekejar. Semoga itu bisa recovery asset-nya lumayan,” ujarnya.

Adapun Anti-Scam Center diharapkan dapat mendeteksi berbagai rekening bank yang disalahgunakan untuk kegiatan ilegal, baik sebagai rekening penampungan maupun penerima manfaat terakhir (beneficial owner).

Anti-Scam Center merupakan hasil dari inisiatif 16 kementerian/lembaga (K/L) yang telah mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kiki menambahkan tim khusus tersebut akan segera diresmikan dalam waktu dekat.

Sebelumnya KabarBursa memberitakan, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah merumuskan pembentukan Anti Scam Center dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Pembentukan pusat ini merupakan bagian dari upaya OJK dalam mengikuti perkembangan transformasi digital di sektor keuangan.

“Saat ini kami sedang memfinalisasi pembentukan Anti Scam Center. Di banyak negara, aktivitas penipuan atau scam telah meningkat secara signifikan, dan kami berusaha untuk menanggapi tantangan ini dengan mendirikan pusat khusus untuk menangani masalah ini,” kata Mirza dalam acara Digital Bank Summit di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024.

Pusat anti-penipuan ini nantinya akan menjadi tempat bagi pelaku industri keuangan digital untuk melaporkan praktik penipuan yang mereka temui.

Mengingat tingginya risiko penipuan di ranah keuangan digital, langkah ini dianggap krusial untuk menjaga integritas dan keamanan sektor tersebut.

“Dengan adanya pusat ini, kami berharap dapat menyediakan saluran bagi para pelaku industri untuk melaporkan kasus-kasus scam yang mereka hadapi. Ini akan membantu kami dalam memantau dan menanggulangi praktik penipuan secara lebih efektif,” ujar Mirza.(*)