KABARBURSA.COM - Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, mengalami tekanan yang cukup signifikan selama satu bulan terakhir.
Pada periode ini, harga saham ANTM terkoreksi hingga 4,46 persen, menyisakan nilai penutupan di angka 1.285 per lembar saham.
Penurunan ini memperpanjang tren negatif yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, di mana saham ini telah kehilangan 16,29 persen dari nilai pasarnya.
Kinerja saham ANTM juga tidak menunjukkan perbaikan signifikan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dalam enam bulan terakhir, saham ini turun 8,87 persen, sementara dalam periode setahun, penurunan yang lebih tajam mencapai 36,07 persen. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, saham ini tergerus hingga 43,14 persen.
Sementara itu, dari sisi pendapatan per saham atau Earning Per Share, ANTM mencatatkan EPS berjalan sebesar 113,95 dengan EPS tahunan sebesar 129,05. Meskipun demikian, besarnya dividen yang dibayarkan sebesar Rp128,07 per saham dengan rasio pembayaran (payout ratio) mencapai 99,24 persen menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham, meski di tengah penurunan harga saham yang cukup signifikan.
Sementara itu, ANTM menunjukkan fluktuasi yang cukup tajam dalam dua kuartal pertama tahun 2024. Pada kuartal pertama, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp238 miliar, mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, yang mencapai Rp1,66 triliun. Namun, pada kuartal kedua 2024, ANTM berhasil membukukan kenaikan laba bersih menjadi Rp1,31 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp227 miliar.
Secara keseluruhan, laba bersih tahunan atau annualized untuk 2024 diproyeksikan mencapai Rp3,1 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Rp3,07 triliun pada 2023, tetapi masih di bawah pencapaian 2022 sebesar Rp3,82 triliun.
Jika melihat tren 12 bulan terakhir hingga kuartal kedua (TTM Q2) 2024, laba bersih ANTM tercatat sebesar Rp2,74 triliun, sedikit ada penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,07 triliun.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp30,88 triliun dan jumlah saham beredar sebanyak 24,03 miliar saham, ANTM terus menghadapi tantangan dalam mempertahankan kinerjanya di tengah fluktuasi harga komoditas dan kondisi pasar yang dinamis.
Meskipun terjadi penurunan laba pada awal tahun, peningkatan laba pada kuartal kedua memberikan harapan akan adanya pemulihan kinerja perusahaan di paruh kedua tahun ini.
Pada semester pertama tahun 2024, ANTM berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang cukup signifikan. Laba bersih perusahaan pada kuartal kedua mencapai Rp1,31 triliun, meningkat tajam dari Rp227 miliar pada kuartal kedua tahun sebelumnya. Namun, laba bersih di kuartal pertama tahun 2024 tercatat hanya Rp238 miliar, turun drastis dibandingkan dengan Rp1,66 triliun pada kuartal pertama 2023. Jika ditotal, laba bersih perusahaan pada semester pertama 2024 mencapai Rp3,10 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian sepanjang tahun 2023 sebesar Rp3,07 triliun.
Meskipun angka ini mencerminkan kinerja yang stabil, penting untuk mencatat bahwa total laba bersih dalam 12 bulan terakhir (trailing twelve months/TTM) mengalami penurunan menjadi Rp2,73 triliun dibandingkan dengan Rp3,07 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Jika dilihat dari valuasi perusahaan, rasio harga terhadap laba (Price to Earnings/PE Ratio) yang disesuaikan secara tahunan berada di angka 9,96 kali. Angka ini menurun dibandingkan dengan rasio PE dalam 12 bulan terakhir sebesar 11,28 kali. Forward PE Ratio, yang memperkirakan rasio ini di masa depan, berada di angka 11,07 kali.
Selain itu, rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales/PS Ratio) dalam 12 bulan terakhir menunjukkan angka 0,73 kali, sementara rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book/PB Ratio) berada di angka 1,06 kali. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan masih diperdagangkan mendekati nilai bukunya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa rasio harga terhadap arus kas (Price to Cashflow Ratio) perusahaan dalam 12 bulan terakhir mencapai 22,53 kali, yang menandakan tingkat valuasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan arus kas perusahaan. Sementara itu, rasio harga terhadap arus kas bebas (Price to Free Cashflow) tercatat negatif, yaitu -263,56 kali, menunjukkan bahwa perusahaan mengalami tekanan dalam menghasilkan arus kas bebas yang positif.
Dari segi solvabilitas, ANTM memiliki rasio lancar (current ratio) sebesar 2,27 kali, yang menandakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang tersedia. Rasio cepat (quick ratio) berada di angka 1,62 kali, juga mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup baik. Sementara itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) perusahaan berada di angka 0,05 kali, yang mencerminkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan porsi utang yang sangat rendah.
Sedangkan, dalam hal profitabilitas, return on assets (ROA) perusahaan dalam 12 bulan terakhir mencapai 6,99 persen, sementara return on equity (ROE) tercatat 9,38 persen. Margin laba kotor (gross profit margin) pada kuartal terakhir sebesar 12,03 persen, dan margin laba operasi (operating profit margin) sebesar 7,03 persen. Selain itu, margin laba bersih (net profit margin) tercatat 9,01 persen, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya dan pengeluaran untuk menghasilkan laba bersih.
Antam atay ANTM juga memberikan dividen sebesar Rp128,07 per saham dalam 12 bulan terakhir dengan rasio pembayaran dividen (payout ratio) sebesar 99,24 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan hampir membagikan seluruh labanya sebagai dividen kepada pemegang saham. Dengan yield dividen sebesar 9,97 persen, ANTM menawarkan imbal hasil yang menarik bagi para investor.
Dalam 12 bulan terakhir, ANTM mencatatkan pendapatan sebesar Rp42,576 miliar, dengan laba kotor mencapai Rp4,077 miliar. EBITDA, yang mencerminkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, tercatat sebesar Rp2,305 miliar, sementara laba bersih mencapai Rp2,738 miliar.
Pada kuartal terakhir, kas perusahaan tercatat sebesar Rp8,75 triliun, dengan total aset mencapai Rp39,18 triliun. Total liabilitas perusahaan sebesar Rp9,49 triliun, dengan utang jangka pendek sebesar Rp825 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp558 miliar. Dengan demikian, total utang perusahaan mencapai Rp1,38 triliun, sedangkan ekuitasnya sebesar Rp29,20 triliun. Posisi utang bersih (net debt) perusahaan berada di angka negatif Rp7,36 triliun, menunjukkan ANTM memiliki kas lebih banyak daripada total utangnya. (*)