Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Rupiah Diprediksi Menguat di Akhir Pekan Ini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 November 2023 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Rupiah Diprediksi Menguat di Akhir Pekan Ini

KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi mengalami penguatan dalam kisaran Rp15.520 hingga Rp15.600. Hal ini menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Sebelumnya, pada perdagangan Kamis (23/11), rupiah berhasil mencatatkan penguatan sebesar 0,14 persen atau 22 poin, mencapai level Rp15.553 per dolar AS.

Sementara itu, indeks mata uang AS turun ke posisi 103,66. Beberapa mata uang Asia menunjukkan ketahanan terhadap dolar AS, seperti yen Jepang yang menguat 0,23 persen, dolar Singapura yang menguat 0,16 persen, dolar Taiwan yang naik 0,31 persen, won Korea yang naik 0,24 persen, peso Filipina yang menguat 0,17 persen, dan yuan China yang melonjak 0,36 persen.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, mengungkapkan bahwa keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) di level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (23/11/2023), sesuai dengan prediksi konsensus analis. Selain BI7DRR yang tetap di 6 persen, suku bunga Deposit Facility berada pada 5,25 persen, sementara suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75 persen.

Meskipun memasuki tahun politik, pemerintah tetap fokus pada pembangunan fondasi untuk mencapai status high income pada tahun 2045. Ibrahim menegaskan bahwa fundamental Indonesia tidak akan terpengaruh oleh faktor politik, seperti yang dikemukakan dalam risetnya yang dikutip pada Jumat (23/11/2023).

Di sisi lain, sentimen global terkait kebijakan hawkish Bank Sentral AS Federal Reserve masih menimbulkan ketidakpastian terkait kapan bank sentral akan memangkas suku bunga. Ibrahim mencatat bahwa ketika The Fed mempertahankan prospek suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, pelaku pasar mengurangi spekulasi bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan dimulai paling lambat pada bulan Maret 2024.

Selain itu, pasar juga mengamati langkah-langkah stimulus tambahan dari pemerintah China, khususnya dukungan moneter untuk sektor properti yang mengalami tekanan. Beijing terlihat bersiap untuk menyediakan lebih banyak dukungan moneter dalam konteks ini. Perhatian saat ini terpusat pada data indeks manajer pembelian China untuk bulan November 2023 yang dijadwalkan akan dirilis minggu depan.

Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun kemungkinan akan ditutup menguat dalam kisaran Rp15.520 hingga Rp15.600.