Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Inflasi China Pulih, CPI Naik 0,5 Persen YoY

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 09 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Inflasi China Pulih, CPI Naik 0,5 Persen YoY

KABARBURSA.COM - Inflasi di China menunjukkan lonjakan yang melebihi ekspektasi, memberikan secercah harapan akan pemulihan permintaan domestik yang sebelumnya membebani laju pertumbuhan tahun ini.

Menurut Biro Statistik Nasional, Consumer Price Index (CPI) mengalami kenaikan 0,5 persen secara tahunan pada bulan Juli. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,2 persen pada bulan Juni dan juga melampaui perkiraan median sebesar 0,3 persen dalam survei yang dilakukan oleh ekonom.

Di sisi lain, harga di tingkat pabrik masih terus mengalami penurunan, memperpanjang tren deflasi yang telah berlangsung sejak akhir 2022. Indeks harga produsen (PPI) turun 0,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedikit lebih baik dari perkiraan penurunan 0,9 persen yang diramalkan oleh para ekonom setelah penurunan serupa pada bulan Juni.

China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, kini berhadapan dengan periode deflasi terpanjang sejak 1999. Konsumsi yang lemah serta rendahnya permintaan investasi telah memicu perang harga yang sengit di berbagai sektor.

Penurunan harga yang melanda seluruh perekonomian ini berimbas pada melemahnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal, menggerus keuntungan perusahaan, dan mendorong konsumen untuk menunda pembelian dengan harapan harga-harga akan terus menurun.

Kebangkitan permintaan domestik kini menjadi prioritas utama, terutama setelah ekspor—yang sempat menjadi satu-satunya titik cerah dalam ekonomi tahun ini tiba-tiba melambat pada bulan Juli. Penurunan ini mencerminkan berkurangnya permintaan global dan mengancam pencapaian target Beijing untuk mencapai pertumbuhan sekitar 5 persen tahun ini.

Dalam pertemuan terbaru, Politbiro Partai Komunis China, sebagai pengambil keputusan tertinggi, menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan konsumsi domestik. Pemerintah pun telah meluncurkan rencana aksi 20 langkah guna mendorong lebih banyak pengeluaran untuk jasa-jasa, meskipun sedikit memberikan insentif finansial untuk merangsang permintaan dalam negeri.

China telah membangun fondasi kuat untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonominya sepanjang 2024, ungkap seorang pejabat senior dari badan perencana ekonomi utama negeri itu.

Dengan penerapan lebih lanjut dari berbagai kebijakan dan inisiatif reformasi utama, China akan terus memperkuat sektor ekonomi riil, mendorong peningkatan konsumsi, memperluas investasi, dan menstabilkan perdagangan luar negeri, ujar Li Hui, pejabat dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).

Dalam pertemuan yang membahas kinerja ekonomi China pada kuartal pertama, Li menyoroti kondisi-kondisi yang menguntungkan pada tiga kuartal berikutnya. Di antaranya, peluang peningkatan industri melalui pengembangan produktivitas berkualitas baru dan pendalaman reformasi serta keterbukaan yang lebih luas.

Li juga menekankan bahwa langkah-langkah kebijakan dan persiapan telah disiapkan untuk menghadapi berbagai risiko dan tantangan baik di tingkat domestik maupun internasional.

Secara makro, operasi ekonomi pada kuartal pertama menunjukkan tren pemulihan dan peningkatan yang signifikan, kata Li. Ia juga menambahkan bahwa pembangunan ekonomi dan sosial pada kuartal pertama telah memberikan pijakan yang stabil.

Produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 5,3 persen secara tahunan (year on year), mencapai 29,63 triliun yuan (1 yuan = Rp2.236) dalam tiga bulan pertama tahun 2024, menurut data dari Biro Statistik Nasional (NBS) China.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan PDB sebesar 5,2 persen pada tahun 2023, serta pertumbuhan 5,2 persen yang tercatat pada kuartal keempat tahun lalu.

Menghadapi Tantangan

China telah menetapkan target pertumbuhan ekonominya di kisaran 5 persen untuk tahun 2024, sebuah target yang dinilai oleh para pejabat dan ahli dapat dicapai, mengingat negara ini memiliki fondasi ekonomi yang kuat serta kombinasi kebijakan makroekonomi yang mendukung.

Namun, ekonomi terbesar kedua di dunia ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Wakil Kepala NDRC, Liu Sushe, menyatakan keyakinannya terhadap meningkatnya faktor-faktor positif dalam pengoperasian ekonomi China saat ini.

Meski demikian, Liu juga mengakui adanya sejumlah tantangan signifikan yang disebabkan oleh lingkungan eksternal yang kompleks, keras, dan penuh ketidakpastian.

Walaupun faktor-faktor positif terus meningkat, permintaan dalam negeri masih belum mencukupi, dan ekspektasi sosial tergolong lemah, ujar Liu. Ia juga menambahkan bahwa ekonomi masih menghadapi berbagai risiko dan tantangan.

Untuk merespons tantangan tersebut, NDRC telah menyusun rencana strategis. Wakil Sekretaris Jenderal NDRC, Yuan Da, menyatakan bahwa pada kuartal kedua, komisi tersebut akan memfokuskan diri pada tiga area krusial, termasuk langkah-langkah untuk menarik dan memanfaatkan investasi asing dengan lebih efektif.

Implementasi peningkatan peralatan dan program trade-in untuk barang-barang konsumen akan dipercepat, sementara swasembada di bidang teknologi tingkat tinggi juga akan diperkuat, jelas Yuan.

Goldman Sachs dan Citigroup baru-baru ini merilis laporan yang mengindikasikan bahwa ekonomi China memulai tahun 2024 dengan catatan positif. Mereka memprediksi bahwa target pertumbuhan PDB pemerintah China yang berada di kisaran 5 persen dapat tercapai, dan memperbaiki perkiraan mereka terkait pertumbuhan PDB China untuk tahun 2024.

Yu Xiangrong, kepala ekonom Citigroup China, dalam laporan risetnya menyatakan bahwa serangkaian kebijakan baru untuk menstabilkan pertumbuhan sedang dipercepat. Di samping itu, pemerintah China juga mendorong peningkatan peralatan skala besar dan program trade-in untuk barang-barang konsumen.

Yu juga menambahkan bahwa pemerintah China telah mengirimkan sinyal yang lebih kuat untuk mengoptimalkan iklim bisnis dan memperluas keterbukaan.

Goldman Sachs telah merevisi proyeksi pertumbuhan PDB China untuk tahun 2024 dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen, sementara Citigroup juga melakukan revisi serupa dari 4,6 persen menjadi 5,0 persen. (*)