KABARBURSA.COM - PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) selaku pemegang saham pengendali PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) telah mengurangi porsi kepemilikan sahamnya pada tanggal 31 Juli 2024.
Indah Permatasari Saugi Head of Corporate Secretary VKTR menyampaikan bahwa BNBR telah menjual sebanyak 4.650.000.000 lembar saham VKTR setara dengan 10,63 persen di harga Rp100 per saham.
Sebagai informasi, BNBR juga pernah menjual sebanyak 1.000.000.000 lembar saham VKTR setara dengan 2,28 persen di harga Rp100 per saham pada tanggal 19 Juli 2024 dan sebanyak 975.000.000 lembar saham VKTR setara dengan 2,23 persen di harga Rp100 per saham pada tanggal 11 Juli 2024.
"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk Penyelesaian Hutang kepada Pihak Ketiga yang tidak terafiliasi dengan Perseroan dengan kepemilkan saham langsung," tuturnya.
Pasca penjualan maka kepemilikan BNBR di VKTR berkurang menjadi 13,3 miliar lembar saham setara dengan 30,41 persen dibandingkan dengan sebelumnya sebanyak 17,95 miliar lembar saham setara dengan 41,04 persen.
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk atau VKTR grup pengusaha Aburizal Bakrie baru saja merilis laporan keuangan dan kinerja saham terbaru yang menggambarkan dinamika kompleks yang dihadapi perusahaan.
Meskipun mengalami penurunan pendapatan dan kerugian bersih dalam beberapa kuartal terakhir, perusahaan tetap menunjukkan potensi melalui peningkatan valuasi dan kinerja harga saham yang positif. Dukungan dari investor dan strategi manajemen yang efektif diharapkan dapat membantu VKTR mengatasi tantangan dan meraih peluang di masa mendatang.
Pada kuartal pertama tahun 2024, VKTR mencatatkan pendapatan bersih (net income) sebesar Rp21 miliar, menurun dari Rp29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, tantangan utama terlihat pada kuartal kedua tahun ini, di mana perusahaan mengalami kerugian (loss) sebesar Rp6 miliar. Dibandingkan dengan keuntungan Rp15 miliar pada kuartal kedua tahun 2023 dan Rp41 miliar pada kuartal kedua tahun 2022, penurunan ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi oleh perusahaan.
Seluruh tahun 2024 diproyeksikan menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp30 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp5 miliar pada tahun 2023. Meskipun demikian, kerugian selama dua belas bulan terakhir (trailing twelve months/TTM) mencapai Rp23 miliar, yang menjadi tantangan besar bagi manajemen untuk mengembalikan kondisi keuangan perusahaan ke jalur yang lebih positif.
Di sisi valuasi (valuation), rasio PE (Price to Earnings ratio) tahunan VKTR tercatat sangat tinggi, yaitu 186,74, menunjukkan ekspektasi investor yang besar terhadap pemulihan perusahaan. Namun, rasio PE TTM negatif di angka -248,75 mencerminkan kerugian yang masih berlanjut. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales ratio) berada pada angka 6,81, sementara rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value ratio) di angka 5,34, menunjukkan valuasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan aset bersih perusahaan.
Rasio solvabilitas (solvency ratios) menunjukkan perusahaan memiliki likuiditas yang kuat dengan current ratio sebesar 4,25 dan quick ratio sebesar 4,75, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) yang rendah di angka 0,04 menunjukkan struktur modal yang sehat.
Dari sisi profitabilitas (profitability), margin laba kotor (Gross Profit Margin) perusahaan tercatat sebesar 26,12 persen, namun margin laba operasi (Operating Profit Margin) hanya 10,34 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) negatif sebesar -2,87 persen. Ini mengindikasikan meskipun perusahaan mampu menghasilkan pendapatan kotor yang signifikan, biaya operasional yang tinggi masih menjadi tantangan besar.
Pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) perusahaan selama dua belas bulan terakhir (TTM) berada di angka -0,52, mencerminkan kerugian bersih yang masih terjadi. Namun, secara tahunan, EPS diproyeksikan positif sebesar 0,69, menunjukkan harapan pemulihan keuangan di masa depan.
Total pendapatan (revenue) perusahaan dalam dua belas bulan terakhir (TTM) mencapai Rp829 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp211 miliar dan EBITDA sebesar Rp99 miliar. Namun, kerugian bersih sebesar Rp23 miliar tetap menjadi catatan penting bagi investor.
Dengan total aset mencapai Rp1.71 triliun dan total ekuitas sebesar Rp1.05 triliun, VKTR memiliki fondasi keuangan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan di masa depan. Total kas (cash) perusahaan sebesar Rp516 miliar menunjukkan likuiditas yang cukup untuk mengatasi tantangan jangka pendek.
Secara keseluruhan, laporan keuangan VKTR menggambarkan perusahaan yang tengah berjuang menghadapi berbagai tantangan keuangan, namun tetap memiliki potensi besar untuk bangkit dan berkembang. Dukungan investor dan manajemen yang efektif akan menjadi kunci utama dalam menentukan arah masa depan perusahaan ini.(*)