KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menunjukkan keyakinan tinggi dalam meraih kontrak baru dengan nilai mencapai Rp 7,48 triliun sepanjang tahun 2024.
Direktur Keuangan, HC, & Manajemen Risiko Wika Beton, Syailendra Ogan, menyampaikan optimisme tersebut dalam acara media gathering di Jakarta pada Rabu (7/8/2024).
“Sejauh ini, kami telah berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun, hampir 50 persen dari target. Kami yakin bahwa sisa target Rp 7,48 triliun akan tercapai,” ujar Ogan.
Hingga kuartal III-2024, Wika Beton telah meraih kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun. Corporate Secretary Wika Beton, Dedi Indra, menambahkan bahwa sepuluh pelanggan teratas menyumbang sekitar 47 persen dari total kontrak baru perusahaan.
“Lebih dari 50 persen sisanya berasal dari pelanggan lainnya, dengan hampir 2.000 kontrak yang kami tangani,” kata Dedi. Kontrak baru ini meliputi proyek dari sektor swasta, BUMN, dan pemerintah. Proyek infrastruktur mendominasi, diikuti oleh sektor industri, properti, listrik, energi, dan tambang.
Sekitar 20 persen dari total kontrak baru hingga Agustus 2024 bersumber dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan nilai sekitar Rp 612 miliar. Wika Beton menargetkan memperoleh kontrak baru dari proyek IKN sekitar 30 persen dari total kontrak yang didapatkan hingga akhir tahun 2024.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mencatatkan pencapaian signifikan dalam perolehan kontrak baru hingga Maret 2024, dengan omzet mencapai Rp 1,88 triliun. Angka ini mencerminkan 25,13 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan perusahaan tahun ini, yaitu Rp 7,48 triliun.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Dedi Indra, menjelaskan bahwa kontribusi utama dalam perolehan kontrak baru berasal dari sektor infrastruktur, yang menyumbang 78,51 persen dari total. Sektor properti, industri, serta kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang 9,03 persen, 7,87 persen, dan sisa persentase lainnya, yaitu 4,56 persen, 0,02 persen dan 0,01 persen.
Beberapa proyek utama yang mendukung kinerja WTON pada kuartal I-2024:
Dedi Indra juga mengungkapkan bahwa berdasarkan segmentasi kepemilikan, pelanggan swasta mendominasi perolehan kontrak baru dengan kontribusi sebesar 75,47 persen. Diikuti oleh perusahaan BUMN lain sebesar 20,95 persen, perusahaan induk WIKA sebesar 2,90 persen, dan pemerintah sebesar 0,67 persen.
Dengan pencapaian ini, Wika Beton terus menunjukkan performa yang solid di tengah berbagai proyek besar yang mendukung pertumbuhan perusahaan.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di sektor konstruksi dan beton. Sebagai bagian dari Wijaya Karya Group, WTON berfokus pada penyediaan solusi beton berkualitas tinggi untuk berbagai jenis proyek konstruksi.
Didirikan pada tahun 2007, WTON berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur nasional dengan menyediakan produk beton pracetak dan beton segar. Perusahaan ini telah menjadi salah satu penyedia utama beton di Indonesia, berkontribusi pada proyek-proyek besar dan penting di seluruh negeri.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengukir prestasi pada semester pertama tahun 2024. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 17,89 miliar, meningkat 31,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 13,59 miliar.
Pendapatan usaha WTON hingga Juni 2024 mencapai Rp 2,19 triliun, melonjak 20,88 persen dari Rp 1,81 triliun pada semester pertama tahun lalu. Segmen beton—baik pracetak maupun readymix—masih menjadi kontributor utama pendapatan, menyumbang 84,74 persen dari total pendapatan. Sementara segmen jasa berkontribusi sebesar 15,21 persen, dan segmen material sebesar 0,04 persen.
Sekretaris Perusahaan WTON, Dedi Indra, mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2024, perusahaan berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun. Proyek-proyek ini sebagian besar berasal dari sektor infrastruktur, dengan kontribusi sebesar 79,84 persen. Sektor industri menyumbang 7,35 persen, diikuti oleh sektor properti dengan 6,68 persen.
Segmentasi kepemilikan menunjukkan bahwa pelanggan swasta menyumbang 78,33 persen dari total kontrak baru. Perusahaan BUMN berkontribusi sebesar 18,03 persen, sementara perusahaan induk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyumbang 2,64 persen, afiliasi WIKA 0,57 persen, dan pemerintah 0,43 persen.
Muhammad Nafan Aji Gusta Utama dari Mirae Asset Sekuritas menilai bahwa peningkatan kinerja ini didorong oleh bertambahnya nilai kontrak, yang memberikan dampak positif pada pertumbuhan pendapatan. "Kenaikan kontrak baru ini memberikan sentimen positif di tengah ketidakpastian terhadap BUMN Karya, termasuk WIKA," ujarnya.
Namun, Nafan belum memberikan rekomendasi spesifik untuk WTON.
Sementara itu, Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Joshua Marcius, memperingatkan bahwa saham WTON saat ini berada di bawah EMA200 dan indikator stochastic menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut. Joshua merekomendasikan untuk melakukan Sell on Weakness atau cut loss pada saham WTON. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.