Harga batu bara acuan dunia naik kemarin, terutama didukung oleh peningkatan impor dari China. Menurut laporan dari Reuters, impor batu bara China meningkat sebesar 12,5 persen year-on-year (yoy) pada Januari-Juni 2024, dengan lonjakan signifikan dalam pengiriman dari Australia. Peningkatan ini menunjukkan membaiknya hubungan China-Australia setelah sempat terjadi pelarangan impor dari Australia.
Total impor batu bara China mencapai 250 juta ton pada Januari-Juni 2024, yang merupakan rekor tertinggi untuk periode semesteran. Data pelacakan kapal dari BigMint menunjukkan peningkatan ekspor batu bara kokas dari Australia ke China, naik dari 2,16 juta ton pada Januari-Juni 2023 menjadi 6,56 juta ton pada Januari-Juni 2024. Ekspor batu bara thermal ke China juga tumbuh sebesar 41,5 persen mencapai 29,91 juta ton hingga Juni 2024.
Batu bara kokas adalah bahan baku penting dalam industri petrokimia dan pembuatan baja. Australia telah lama menjadi pemasok utama batu bara kokas bagi China, meskipun hubungan bilateral yang memburuk beberapa tahun terakhir membuat perusahaan-perusahaan China mencari sumber alternatif.
Sementara itu, ekspor batu bara kokas Australia ke pasar utama lainnya di Asia, seperti India dan Vietnam, turun signifikan. Ekspor ke India turun sebesar 6,5 persen, dan ke Vietnam jatuh sebesar 42,5 persen. Ekspor batu bara thermal ke India dan Vietnam juga mengalami penurunan, masing-masing sebesar 51,2 persen dan 9,6 persen.
Selain itu, permintaan batu bara dari Eropa juga meningkat meskipun diperkirakan hanya sementara. Harga batu bara di Eropa naik sejalan dengan harga gas yang melonjak 16 persen dalam sebulan terakhir. Pasokan batu bara di empat terminal utama di Amsterdam, Rotterdam, dan Antwerp (ARA) minggu ini mencapai level tertinggi dalam 11 minggu sebesar 4,91 juta ton.
CEO DBX, Alex Claude, mengatakan bahwa harga batu bara Eropa naik signifikan sejak Juli karena harga gas dan pasokan yang menipis. Meskipun harga gas yang lebih tinggi membuat pembakaran batu bara lebih ekonomis, kapasitas pembakaran batu bara yang tersisa di Eropa sangat terbatas.
Seorang sumber dari salah satu terminal impor besar mengatakan bahwa pengiriman batu bara baru-baru ini sangat tinggi, meskipun kedatangan kapal dan pemuatan ulang dari stok kini lebih tenang. Namun, dia mencatat bahwa akan ada kenaikan pemuatan tongkang dari stok pada minggu depan, sehingga tingkat inventaris akan menurun. Pada akhir bulan, kedatangan kapal diharapkan meningkat lagi.
Berikut ini daftar pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi II hari ini:
- Adaro Minerals Indonesia (ADMR) harga terakhir Rp1.305 per unit, naik 3,98 persen.
- Indika Energy (INDY) harga terakhir Rp1.370 per unit, naik 3,79 persen.
- Mitrabara Adiperdana (MBAP) harga terakhir Rp3.050 per unit, naik 3,39 persen.
- Delta Dunia Makmur (DOID) harga terakhir Rp715 per unit, naik 2,88 persen.
- Bumi Resources (BUMI) harga terakhir Rp75 per unit, naik 2,74 persen.
- United Tractors (UNTR) harga terakhir Rp24.500 per unit, naik 1,45 persen.
- Indo Tambangraya Megah (ITMG) harga terakhir Rp25,875 per unit, naik 1,37 persen.
- Bayan Resources (BYAN) harga terakhir Rp17,075 per unit, naik 1.19 persen.
- ABM Investama (ABMM) harga terakhir Rp3,740 per unit, naik 1,08 persen.
- TBS Energi Utama (TOBA) harga terakhir Rp254 per unit, naik 0,79 persen.
- Baramulti Suksessarana (BSSR) harga terakhir Rp4,180 per unit, naik 0,72 persen.
- Adaro Energy Indonesia (ADRO) harga terakhir Rp3,200 per unit, naik 0,63 persen.
- Bukit Asam (PTBA) harga terakhir Rp2.600 per unit, naik 0,39 persen.
Harga batu bara diperkirakan akan melanjutkan tren naik (bullish) pada minggu ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor positif, termasuk peningkatan permintaan dari China dan India, penguatan pasar gas alam, serta ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.
Research and Development ICDX, Girta Yoga, menjelaskan bahwa permintaan batu bara dari China dan India diperkirakan akan tetap tinggi.
Data menunjukkan bahwa impor batu bara China meningkat sebesar 11 persen pada paruh pertama 2024 dibandingkan tahun lalu. Di India, terjadi peningkatan konsumsi batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.(*)