KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau yang dikenal sebagai BSI, menegaskan keyakinannya bahwa pertumbuhan pembiayaan syariah akan mencapai angka double digit pada tahun 2024, menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist BSI, menggarisbawahi potensi pertumbuhan ini melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan ekonomi dengan lembaganya. Dalam konteks persentase, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) syariah diprediksi mencapai 11,43 persen, sementara pembiayaan syariah diperkirakan melonjak sebesar 10,25 persen.
Saat ini, fokus portofolio lebih cenderung pada working capital, namun Banjaran optimis pertumbuhan dari segmen ritel akan terjadi, terutama dengan adanya insentif bebas pajak.
"Industri perbankan syariah harus meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa keuangan syariah tidak hanya ramah bagi umat Islam, tetapi juga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemain perbankan syariah juga terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan semua sektor usaha," ujar Banjaran dalam Media Gathering di Jakarta.
Menurut laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset perbankan syariah per Juni 2023 mencapai Rp801,68 triliun, mengalami peningkatan dari Rp703,55 triliun pada Juni 2022. Dengan pertumbuhan aset sebesar 7,63 persen pada Juni 2023, industri perbankan syariah tetap menjaga pertumbuhan yang konsisten, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai 7,14 persen pada Juni 2022.
Meski begitu, pertumbuhan aset bank syariah menunjukkan kecenderungan stagnan secara bulanan, dengan kenaikan sebesar 7,35 persen pada Januari, kemudian mencapai 7,4 persen pada Februari. Pada bulan Maret, aset perbankan syariah mengalami kenaikan ke 7,6 persen, lalu mencapai 7,58 persen pada April, dan terakhir tumbuh 7,59 persen pada Mei 2023.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.