KABARBURSA.COM - PT Green Power Group Tbk, emiten baja, tengah menghadapi masa-masa sulit dalam kinerja keuangannya. Laporan terbaru menunjukkan kerugian yang signifikan dan arus kas operasi yang negatif, menambah beban berat pada perusahaan dengan kode emiten LABA ini. Penurunan jumlah pemegang saham dan fluktuasi harga saham semakin memperkeruh situasi.
Artikel ini akan mengupas tuntas kinerja fundamental perusahaan, dinamika harga saham, serta perubahan jumlah pemegang saham, untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi terkini LABA. Mari kita lihat bagaimana perusahaan ini berjuang mengatasi berbagai tantangan finansial dan operasional.
PT Green Power Group Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT Ladang Baja Murni Tbk, didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini telah menjadi salah satu distributor terkemuka produk baja dan turunannya di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, mereka telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan lokal maupun multinasional. PT Green Power Group Tbk menyediakan produk Mould berkualitas tinggi yang digunakan dalam berbagai industri.
LABA memiliki beberapa pemegang saham utama yang mempengaruhi arah kebijakan perusahaan. PT NEV Stored Energy adalah pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 560 juta saham, setara dengan 50,75 persen dari total saham yang beredar. Pemegang saham signifikan lainnya termasuk masyarakat non-warkat yang memiliki 291,55 juta saham atau 26,42 persen, serta PT Longping Investasi Indonesia dengan 240 juta saham atau 21,75 persen.
Huang Yeping, yang menjabat sebagai komisaris, memiliki 11,85 juta saham atau sekitar 1,07 persen, menunjukkan keterlibatan aktif dari pihak komisaris dalam operasional perusahaan.
Jumlah pemegang saham LABA pada 30 Juni 2024 tercatat sebanyak 2.746, mengalami penurunan sebesar 210 pemegang saham dari bulan sebelumnya. Pada 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham mencapai 2.956, meningkat 460 dari bulan sebelumnya. Pada 30 April 2024, jumlah pemegang saham adalah 2.496, menurun 95 dari bulan sebelumnya. Data ini menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan dalam jumlah pemegang saham dalam beberapa bulan terakhir, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor pasar dan keputusan investasi.
Dengan segala dinamika yang ada, PT Green Power Group Tbk terus berusaha untuk bangkit dari tantangan yang dihadapi. Teruslah mengikuti perkembangan terbaru dari LABA dan bagaimana perusahaan ini merespons kondisi pasar yang dinamis.
Pada kuartal pertama 2024, PT Green Power Group Tbk (LABA) mencatat kerugian sebesar Rp1 miliar. Meskipun masih merugi, angka ini menunjukkan perbaikan dari kerugian sebesar Rp2 miliar pada periode yang sama di 2023 dan 2022. Memasuki kuartal kedua 2024, kerugian tetap sebesar Rp1 miliar, sama seperti pada kuartal kedua 2023 dan 2022, menunjukkan konsistensi dalam kinerja keuangan perusahaan.
Pada kuartal ketiga 2023, perusahaan mencatat laba sebesar Rp117 juta, sebuah peningkatan signifikan dari kerugian Rp19 juta pada kuartal ketiga 2022. Namun, pada kuartal keempat 2023, LABA kembali mencatat kerugian sebesar Rp37 juta. Meskipun ini lebih baik dibandingkan dengan kerugian Rp1 miliar pada kuartal keempat 2022, perusahaan masih menghadapi tantangan untuk mencapai profitabilitas yang stabil.
Secara keseluruhan, kinerja tahunan LABA pada 2024 diproyeksikan akan mengalami kerugian sebesar Rp5 miliar, sedikit lebih buruk dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp4 miliar pada 2023, namun sama dengan kerugian pada 2022.
Pada periode TTM (Trailing Twelve Months) yang berakhir pada kuartal kedua 2024, perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp3 miliar. Angka ini lebih baik dibandingkan kerugian sebesar Rp4 miliar pada periode yang sama 2023, namun tetap sama dengan kerugian pada 2022.
Per 30 Juni 2024, kapitalisasi pasar LABA tercatat sebesar Rp230 miliar dengan jumlah saham beredar sebanyak 1,10 miliar. Angka ini mencerminkan nilai total dari saham yang beredar di pasar dan menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Rasio PE (Price to Earnings) perusahaan menunjukkan angka negatif baik secara tahunan (-43,23) maupun TTM (-89,16), menandakan bahwa perusahaan saat ini tidak menghasilkan laba positif untuk menghitung rasio tersebut. Current Price to Sales (TTM) tercatat sebesar 27,57 dan Current Price to Book Value sebesar 3,48, yang menunjukkan penilaian pasar terhadap pendapatan dan ekuitas perusahaan. Rasio harga terhadap arus kas (Current Price to Cashflow) dan arus kas bebas (Current Price to Free Cashflow) juga menunjukkan angka negatif, masing-masing -87,06 dan -19,24, mencerminkan tantangan perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif.
LABA menghadapi tantangan signifikan dalam mencapai stabilitas keuangan, namun dengan berbagai upaya perbaikan dan restrukturisasi, perusahaan berusaha untuk bangkit dan kembali ke jalur keuntungan. Tetaplah mengikuti perkembangan terbaru dari PT Green Power Group Tbk untuk melihat bagaimana mereka mengatasi berbagai tantangan ini dan berupaya mencapai keberhasilan jangka panjang.
Laba per saham (EPS) PT Green Power Group Tbk (LABA) menunjukkan angka negatif baik secara TTM (-2,33) maupun tahunan (-4,81), mencerminkan kerugian per saham yang dialami perusahaan. Revenue Per Share (TTM) tercatat sebesar 7,54, sementara Cash Per Share (Quarter) adalah 10,34, menunjukkan pendapatan dan kas per saham yang dimiliki perusahaan. Current Book Value Per Share tercatat sebesar 59,70, dan Free Cashflow Per Share (TTM) menunjukkan angka negatif sebesar -10,81.
Rasio likuiditas perusahaan cukup kuat dengan Current Ratio (Quarter) sebesar 15,47 dan Quick Ratio (Quarter) sebesar 7,50, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan mudah. Debt to Equity Ratio (Quarter) yang sangat rendah sebesar 0,03 menandakan bahwa perusahaan memiliki proporsi utang yang sangat kecil dibandingkan dengan ekuitasnya, memperlihatkan struktur keuangan yang konservatif dan solid.
Rasio profitabilitas menunjukkan tantangan signifikan yang dihadapi perusahaan. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing berada pada angka negatif -3,70 dan -3,91, menandakan bahwa perusahaan tidak menghasilkan laba dari aset maupun ekuitasnya. Gross Profit Margin (Quarter) tercatat sebesar 65,40 persen, menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan margin kotor yang baik. Namun, Operating Profit Margin (Quarter) dan Net Profit Margin (Quarter) menunjukkan angka negatif masing-masing -110,26 persen dan -115,56 persen, mencerminkan kerugian operasional dan bersih yang signifikan.
Pada kuartal terakhir, LABA memiliki kas sebesar Rp11 triliun dan total aset sebesar Rp69 triliun. Total liabilitas tercatat sebesar Rp4 triliun, dengan utang jangka pendek sebesar Rp1 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp2 triliun. Total ekuitas perusahaan mencapai Rp66 triliun, menunjukkan posisi keuangan yang relatif kuat meskipun ada tantangan dalam menghasilkan laba.
Selama periode TTM (Trailing Twelve Months) tahun 2024, PT Green Power Group Tbk (LABA) mencatat arus kas dari operasi sebesar minus Rp3 triliun. Angka negatif ini menunjukkan bahwa operasi bisnis perusahaan mengalami pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pemasukan.
Namun, arus kas dari investasi tercatat positif sebesar Rp1 triliun, menandakan adanya pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan. Arus kas dari pembiayaan mencatat angka positif yang signifikan, yaitu sebesar Rp13 triliun, mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil mendapatkan dana besar dari kegiatan pembiayaan.
Di sisi lain, belanja modal (Capital Expenditure) mencapai Rp9 triliun, dan arus kas bebas (Free Cash Flow) menunjukkan angka negatif sebesar Rp12 triliun, mengindikasikan bahwa perusahaan menghadapi tekanan keuangan dari kegiatan operasional dan investasi.
Pertumbuhan pendapatan (Revenue) perusahaan menunjukkan penurunan tajam dengan pertumbuhan kuartal YoY (Year-over-Year) sebesar minus 46,71 persen dan pertumbuhan YTD (Year-to-Date) YoY sebesar minus 49,49 persen. Pendapatan tahunan YoY juga turun sebesar 28,97 persen. Namun, laba bersih (Net Income) menunjukkan tren yang lebih positif dengan pertumbuhan kuartal YoY sebesar 23,30 persen, YTD YoY sebesar 33,96 persen, dan tahunan YoY sebesar 13,33 persen.
EPS (Earnings Per Share) juga mencatat pertumbuhan yang positif dengan kuartal YoY sebesar 23,44 persen, YTD YoY sebesar 34,01 persen, dan tahunan YoY sebesar 14,32 persen. Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam profitabilitas perusahaan meskipun pendapatan menurun.
Kinerja harga saham LABA menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Dalam satu minggu terakhir, harga saham turun sebesar 4,59 persen dan dalam satu bulan terakhir turun sebesar 9,57 persen. Namun, dalam tiga bulan terakhir, harga saham meningkat tajam sebesar 103,92 persen, dan dalam enam bulan terakhir bahkan meningkat lebih drastis sebesar 316 persen.
Kinerja harga saham dalam satu tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan sebesar 316 persen, meskipun dalam tiga tahun terakhir harga saham turun sebesar 70,91 persen. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp266 per saham, sementara harga terendahnya adalah Rp50 per saham. Kinerja harga saham yang fluktuatif ini menunjukkan volatilitas yang tinggi di pasar.
Dengan menghadapi kerugian yang signifikan dan penurunan jumlah pemegang saham, PT Green Power Group Tbk berada dalam situasi yang menantang. Namun, perusahaan menunjukkan kemampuan untuk menarik dana dari pembiayaan dan mengelola investasi dengan hasil positif. Pertumbuhan laba bersih dan EPS yang positif memberikan harapan bagi investor bahwa perusahaan mungkin dapat memutarbalikkan kinerjanya.
Kinerja harga saham yang fluktuatif menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi, sehingga perkembangan terbaru dan langkah-langkah yang diambil oleh LABA perlu terus diamati oleh para investor dan pemangku kepentingan. Upaya perusahaan untuk mengatasi kesulitan dan mencari peluang baru di pasar yang kompetitif ini akan menjadi kunci keberhasilannya di masa depan.(*)