KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 6.998 pada perdagangan Senin 5 Agustus 2024.
Berbagai faktor penyebab terjadinya pelemahan IHSG kemarin dibongkar oleh beberapa analis mulai dari faktor domestik hingga global.
Founder of Indonesia Investment Education, Rita Efendy mengatakan secara umum, koreksi pasar saham Indonesia disebabkan oleh gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh lonjakan pengangguran di Amerika Serikat (AS), ketidakpastian kebijakan moneter The Fed, dan ketegangan geopolitik.
"Kabar dari hari ini itu sangat memusingkan karena rata-rata pasar global dunia itu lagi kena badai besar-besaran, " terang Rita, Selasa 6 Agustus 2024.
Rita menjelaskan kondisi pasar global dalam sebulan menurun. Seperti NIKKEI anjlok 25 persen, selain itu IXIC juga menurun 5 hingga 10 persen.
Dari sisi lainnya, terdapat dua alasan pasar mengalami penuruan yaitu pertumbuhan ekonomi Amerika dan China itu lemah dan kedua banyak yang melepaskan investasi di mata uang tertentu seperti yem sehingga dolarnya goyang.
Adapun strategi yang dilakukan oleh aplha indeks memiliki algoritma lebih baik dibandingkan IHSG. Bahkan mereka memilih untuk menjual seluruh asetnya. Hal tersebut dilatar belakangi oleh refleksi kejadian tahun 2019.
"Tahun 2019 teknikalnya mirip tahun 2024 dan akan berlanjut hingga akhir tahun, tahun lalu IHSG juga konsolidasi terlebih dahulu sebelum naik, tetapi tahun ini bisa lebih turun, " tuturnya.
Dari segi lainnya, Rita menjelaskan Yen Jepang juga menyentuh penguatan signifikan terhadap USD karena ada ekspektasi Bank of Japan akan menaikkan suku bunga.
Hal ini menyebabkan saham-saham di Jepang, terutama yang menyasar ekspor besar ikut anjlok. Bahkan, indeks Nikkei Jepang juga mencatat penurunan harian terburuk sepanjang sejarah Indeks Nikken pada Senin 5 Agustus 2023 dengan ditutup turun 12,4 persen ke 31.458,42.
Penurunan ini menjadi yang terbesar kedua sejak kejatuhan Black Monday pada Oktober 1987, ketika indeks kehilangan 3.836,48 poin atau 14,9 persen yang sebelumnya merupakan penurunan terburuk.
Indeks Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) Melakukan Pemberhentian Perdagangan
Selain itu, Imdeks Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) juga turun 8,8 persen, bahkan terbesar sejak Oktober 2008. Saham teknologi tersebut anjlok di tengah kekhawatiran resesi di AS. Penghenti perdagangan atau circuit breakers diaktifkan untuk pertama kalinya dalam empat tahun.
Rita mengatakan, saham sektor teknologi yang sebelumnya melonjak tinggi sekarang mengalami tekanan jual. Hal tersebut dikarena investor mulai meragukan harga saham yang terlalu tinggi.
"Saham-saham raksasa seperti Microsoft Corp, Amazon. com Inc dan Alphabet Inc telah jatuh dari rekor tertinggi, yang dicapai pada awal Juli,” kata Rita.
Secara keseluruhan, anggota saham Nasdaq 100 telah kehilangan nilai lebih dari USD 3 triliun selama periode tersebut, bahkan kinerja saham Nvidia Corp dan Tesla Inc masing-masing turun lebih dari 20 persen.
Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan beberapa faktor penyebab penurunan IHSG secara global karena beberapa faktor yaitu stagflasi dan resesi, kendala inflasi, pengetatan kebijakan moneter domestik global, Ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasokan dan perubahan iklim.
Sedangkan domeastik dipicu oleh laju pertumbuhan tahunan PDB Indonesia memperkirakan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2024. Hal ini terutama disebabkan oleh perlambatan sektor konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang PDB terbesar sekitar lebih dari 24 persen. Selama triwulan I Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,11 persen.
Dalam kondisi seperti ini, Nafan menerangkan para inveator diminta cek fundamental terhadap perusahaan yang akan dibeli. Hal ini dapat dilakukan denganmelihat reputasi, good corporate governance, dan laporan keuangan perusahaan. Selain itu memilih saham yang aktif diperdagangkan hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat saham yangmasuk ke dalam LQ45, IDX30, IDX80, Kompas100, IDXHighDiv20.
Nafam menerangkan inveator harus melakukan analisis teknikal.
"Belilah saham yang produknya juga anda pakai sendiri, cermati perkembangan sentimen kedepan, baik dari domestik maupun eksternal dan terapkan money management maupun risk managemen, " terangnya.
Nafan memberikan rekomendasi pilihan saham yaitu ACES , AKRA , BBCA , TLKM.
ACES Breakout attempt
TP1: 860 (+4.88 persen)
TP2: 995 (+21.34 persen)
Support: 805 & 770
AKRA Rebound
TP1: 1565 (+3.99 persen)
TP2: 1620 (+7.64 persen)
TP3: 1685 (+11.96 persen)
Support: 1470 & 1445
BBCA – Escalating
TP1: 10650 (+2.40 persen)
TP2: 11800 (+13.46 persen)
Support: 10200 & 9800
TLKM – Starting an uptrend
TP1: 3270 (+6.15 persen)
TP2: 3420 (+11.04 persen)
TP3: 3700 (+20.13 persen)
Support: 3030
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.