KABARBURSA.COM - Laporan data pengangguran Amerika Serikat (AS) yang tak terduga naik tajam menyentuh 4,3 persen pada Juli, telah memantik ketakutan di pasar global bahwa perekonomian terbesar di dunia itu semakin dekat ke jurang resesi.
Kekhawatiran itu telah memantik aksi panic selling di Asia sepanjang hari ini di mana indeks saham Jepang terbenam paling dalam, anjlok lebih dari 12 persen. Diikuti oleh indeks saham Korea dan Taiwan yang terjun bebas 11,3 persen dan 8,35 persen sampai siang hari ini.
Kekhawatiran para investor itu cukup beralasan. Ada prediksi, tingkat pengangguran AS pada akhir tahun ini akan semakin melesat naik menyentuh 4,5 persen dan pada 2025 nanti kian memuncak mencapai 5 persen.
Analisis terbaru, menilai, pasar tenaga kerja AS semakin kesulitan menyerap limpahan tenaga kerja yang makin bertambah dari gelombang imigran yang masuk ke negeri itu.
Kesimpulan kami adalah, kemampuan pasar tenaga kerja menyerap tenaga kerja baru dari kalangan imigran, semakin melemah dan mungkin akan butuh waktu lebih lama untuk menyerap mereka. Prediksi dasar kami, tingkat pengangguran AS akan mendaki dari 4,3 persen Juli ini menuju 4,5 persen akhir tahun dan akan lanjut naik hingga 5 persen tahun depan, jelas ekonom Chris G. Collins dan Anna Wong, dalam kajian yang dikutip hari ini.
Analisis memakai data Current Population Survey (CPS) periode Juni dan membagi data imigran dalam tiga bagian yaitu yang baru datang pada tahun 2022-2024, lalu pekerja imigran yang lahir di luar negeri dan pekerja imigran yang lahir di AS.
Kajian itu memungkinkan ekonom menguraikan karakteristik pasar tenaga kerja para imigran baru berdasarkan status pekerjaan mereka, industri, serta lokasi geografis tempat mereka bekerja serta pendidikan.
Kami menemukan bahwa tingkat pengangguran para imigran yang baru tiba dua kali lipat lebih tinggi dibanding pekerja lain, sebesar 9,9 persen pada kuartal II-2024 dibandingkan foreign born worker sebesar 3,9 persen dan native worker 3,8 persen. Tingkat pengangguran pada imigran baru di AS meningkat lebih cepat dalam beberapa bulan terakhir mencapai 11,1 persen pada Juni, jelas ekonom.
Dua industri yang terbanyak menyerap para imigran baru adalah industri konstruksi, rekreasi dan perhotelan, menyerap 30 persen lapangan kerja.
Sebanyak 45 persen imigran baru itu tersebar di empat negara bagian yaitu Texas, Florida, California dan New York, dibandingkan 53 persen pekerja imigran lain.Sahm's rule yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mengidentifikasi kemerosotan ekonomi di masa lalu, memperlihatkan, resesi tengah berlangsung ketika pergerakan rata-rata pengangguran tiga bulan meningkat setengah poin persentase di atas level terendah 12 bulan. Setelah data Juli, perbedaannya kini mencapai 0,53 ppt, jelas ekonom.
Secara historis, setelah indikator menyentuh 0,5 ppt, tingkat pengangguran akan meningkat hingga setidaknya 1,9-2 ppt.
Kecepatan penduduk imigran baru terserap ke pasar tenaga kerja memiliki implikasi pada angka pengangguran nasional. Data dari enam bulan terakhir memperlihatkan, penyerapan imigran baru ke pasar tenaga kerja menurun. Kami perkirakan tren ini akan berlanjut hingga tingkat pengangguran naik ke 4,5 persen akhir tahun ini dan tahun depan makin naik ke 5 persen, jelas Collins dalam catatan yang dilansir 2 Agustus.
Pada bagian lain, laporan pasar tenaga kerja Jumat lalu memberi sinyal pada Federal Reserve untuk lebih agresif memangkas bunga acuan dibanding perkiraan sebelumnya.
Pelemahan pasar tenaga kerja hanya memperlihatkan sinyal stabil yang kecil. Itu akan bergerak secara gradual menuju situasi normal seperti yang diungkapkan oleh Jerome Powell setelah FOMC Juli kemarin. Kami perkirakan tingkat pengangguran AS akan terus meningkat ke 4,5 persen akhir tahun ini. Bukan hanya September nanti The Fed perlu turunkan bunga tapi besar penurunan bisa lebih besar mencapai 50 bps, kata Anna Wong, Economics untuk wilayah AS.
Di pasar swap sampai siang hari ini, pasar semakin meningkatkan taruhan di pasar untuk proyeksi penurunan Fed fund rate. Prediksi penurunan FFR sebesar 50 bps pada September ke kisaran 4,75 persen-5,00 persen melejit hingga 94,5 persen.
Kemudian disusul pemangkasan selanjutnya pada November sebesar 50 bps lagi ke kisaran 4,25 persen-4,50 persen. Probabilitas bulan tersebut mencapai 72,2 persen. Kemudian pada Desember, FFR diperkirakan akan semakin rendah di kisaran 4,00-4,25 persen atau dipangkas lagi 25 bps dengan probabilitas mencapai 60,7 persen. Secara total, besar pemangkasan bunga The Fed sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 125 bps. (*)