Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Usai Merger dengan Commonwealth, OCBC bakal Buyback Saham

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 August 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Usai Merger dengan Commonwealth, OCBC bakal Buyback Saham

KABARBURSA.COM - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mengumumkan bahwa penggabungan usaha dengan PT Bank Commonwealth (PTBC) telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan di OCBC Tower. OCBC Indonesia akan menjadi entitas yang menyerap penggabungan tersebut.

Saat ini, OCBC Indonesia termasuk dalam daftar 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia. Akuisisi PTBC ini bernilai Rp2,2 triliun dan telah selesai pada 1 Mei 2024.

Buyback Saham OCBC

OCBC Indonesia pun memberikan opsi pembelian kembali saham atau buyback saham yang dipegang oleh para investor yang tidak setuju atas penggabungan dengan PTBC. Dalam keterbukaan informasi, bank asal Singapura itu membeberkan syarat-syaratnya.

Adapun, saham yang hendak dibeli kembali oleh OCBC adalah milik pemegang saham yang mengajukan permohonan pembelian saham. Nama mereka harus tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per 10 Juli 2024 pukul 16.00 WIB, yaitu 1 hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPSLB OCBC.

Kemudian, para pemohon itu juga telah memberikan suara tidak setuju dalam RUPSLB atas mata acara persetujuan atas rencana penggabungan. Lalu, selambat-lambatnya pukul 16.00 WIB tanggal 9 Agustus 2024, telah menyampaikan formulir pernyataan kehendak untuk menjual saham (Formulir Pernyataan Menjual Saham).

Para pemohon buyback juga harus menyertakan dokumen bukti kepemilikan yang sah atas saham NISP. Juga bukti yang cukup bahwa Penggabungan tersebut merugikan pemegang saham yang bersangkutan atau merugikan OCBC Indonesia (Dokumen Pendukung).

"Yang dimaksud bukti yang cukup adalah dokumen/data/informasi tertulis yang sah, asli dan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan hukum yang belaku di Indonesia," kata manajemen OCBC Indonesia dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin (5/8/2024).

Formulir Pernyataan Menjual Saham yang sudah ditandatangani dan dilengkapi dengan Dokumen Pendukung wajib disampaikan kepada PT Raya Saham Registra selaku Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk OCBC Indonesia atau kepada Sekretaris Perusahaan.

Jika pemohon buyback tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, "maka Pemohon tersebut tidak berhak untuk meminta sahamnya dibeli oleh Perseroan."

OCBC Indonesia menyatakan bahwa harga pembelian kembali saham NISP paling tinggi sebesar harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di BEI selama 90 hari kalender terakhir sebelum tanggal pengumuman perubahan dan/atau tambahan informasi atas ringkasan rancangan Penggabungan, yakni tanggal 31 Juli 2024.

OCBC Indonesia menyatakan akan membeli saham dari Pemohon dengan menetapkan harga per saham dengan nilai sebesar Rp1.230 per saham.

RTI Business mencatat, saham NISP ditutup ambruk 2,99 persen ke posisi Rp1.300 per saham pada sesi I perdagangan Senin, 2 Agustus 2024.

Kinerja OBCB

OCBC melaporkan hasil kinerjanya untuk semester I-2024 dengan laba bersih sebesar Rp2,4 triliun, meningkat 16 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat laba bersih sebesar Rp2,1 triliun.

Menurut laporan keuangan OCBC NISP, pencapaian laba bersih ini didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp5,26 triliun, yang naik 7 persen dari NII tahun lalu yang mencapai Rp4,9 triliun.

Dengan demikian, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) OCBC NISP tetap tinggi, yaitu 4,4 persen per Juni 2024.

Namun, beban operasional OCBC NISP meningkat 16 persen secara tahunan dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,9 triliun pada semester I-2024, menyebabkan cost to income ratio (CIR) naik dari 43,6 persen menjadi 50,9 persen per Juni 2024.

Selain itu, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) mengalami penurunan signifikan sebesar 116 persen secara tahunan, menjadi Rp98 miliar pada semester I-2024 dibandingkan dengan Rp607 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi intermediasi, OCBC NISP telah menyalurkan kredit sebesar Rp 162,5 triliun pada semester I-2024, naik 14 persen yoy dibandingkan periode tahun lalu.

Kualitas kredit OCBC NISP terjaga dengan baik dan masih dalam kategori sehat, hal ini terlihat dari rasio non performing loan (NPL) gross yang membaik secara tahunan, dari 2,3 persen turun menjadi 2 persen per Juni 2024.

Dari sisi pendanaan, OCBC NISP meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 198,59 triliun, naik 11 persen yoy pada semester I-2024, dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp 178,34 triliun.

Porsi dana murah (CASA) lebih banyak yakni mencapai 56 persen dari total DPK. Hal ini seiring dengan pertumbuhan CASA yang tinggi mencapai 14 persen yoy, sementara deposito tumbuh 8 persen yoy.

Dengan kinerja penyaluran kredit dan sumber DPK yang kuat, alhasil total asset OCBC NISP meningkat 9 persen yoy menjadi Rp 266,45 triliun pada semester I-2024, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 245,46 triliun.

Sementara jika melihat kemampuan bank dalam memanfaatkan asetnya untuk memperoleh profit, OCBC NISP masuk dalam kategori baik, dimana terlihat dari rasio return on asset (ROA) yang naik tipis, dari 2,2 persen menjadi 2,4 persen per Juni 2024. (*)