KABARBURSA.COM - PT Esta Indonesia Tbk (NEST), sebuah perusahaan yang bergerak dalam budidaya sarang burung walet, akan mencatatkan diri sebagai perusahaan baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencatatan saham ini dijadwalkan berlangsung pada 8 Agustus 2024, dengan harga penawaran umum sebesar Rp200 per saham.
Masa penawaran umum untuk NEST berlangsung dari 1 hingga 6 Agustus 2024. Dengan melepas 822,50 juta saham ke publik, Esta Indonesia diperkirakan akan memperoleh dana segar sekitar Rp164,5 miliar.
Dalam aksi korporasi ini, NEST bekerja sama dengan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh perusahaan yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, untuk berbagai keperluan strategis.
Pertama, sekitar 7,47 persen dari dana IPO akan dialokasikan untuk belanja modal, yakni pembelian enam bidang tanah dan bangunan yang akan digunakan sebagai rumah sarang burung walet. Properti ini berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah, dan dimiliki oleh afiliasi perusahaan, Hoo, Anton Siswanto, yang juga menjabat sebagai direktur utama dan pemegang saham pengendali.
Kedua, sekitar 18,67 persen dari dana tersebut akan disalurkan sebagai modal kepada anak perusahaan, PT Tunas Esta Indonesia (TEI). Dana ini akan digunakan oleh TEI untuk membeli enam bidang tanah dan bangunan yang akan difungsikan sebagai kantor operasional dan pabrik, dengan kapasitas produksi diperkirakan sebesar 35 ton per tahun.
Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, termasuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pengadaan alat dan bahan pendukung operasional, serta biaya operasional lainnya.
Dari sisi kinerja, Esta Indonesia mencatat peningkatan signifikan dalam pendapatan dan laba bersih pada tahun 2023. Pendapatan perusahaan naik 36,35 persen year on year (yoy) menjadi Rp600 miliar pada 2023, dibandingkan dengan Rp440,04 miliar pada 2022.
Sementara itu, laba bersih perusahaan juga melonjak 164,17 persen yoy menjadi Rp25,82 miliar pada 2023, dari Rp9,78 miliar pada 2022. Aset perusahaan pada akhir 2023 tercatat sebesar Rp317,07 miliar, meningkat 156,71 persen dibandingkan dengan akhir 2022 yang sebesar Rp 123,51 miliar.
Seiring dengan itu, liabilitas perusahaan meningkat 80,68 persen yoy menjadi Rp128,08 miliar dari Rp70,89 miliar. Hal yang menarik dari posisi keuangan Esta Indonesia adalah kenaikan ekuitas yang signifikan, yakni 250,13 persen yoy menjadi Rp188,99 miliar. Padahal di 2022, ekuitas perusahaan hanya sebesar Rp52,62 miliar.
Sebagai tambahan Esta Indonesia didirikan pada tahun 2000 sebagai bisnis keluarga. Perusahaan ini memiliki pabrik dan kantor pusat yang berlokasi di Terboyo Industrial Park, Semarang, Jawa Tengah.
Saat ini, emiten yang bakal menggunakan kode saham NEST diketahui memiliki sembilan rumah burung walet sendiri, namun sebagian besar bahan baku sarang burung walet diperoleh dari vendor dan peternak walet individu di berbagai daerah.
Sebagai informasi, sebelum IPO, saham PT Esta Indonesia Tbk dikuasai oleh Hoo, Anton Siswanto dengan porsi kepemilikan 91,99 persen, dan Djoko Hartanto sebesar 0,09 persen.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2000 sebagai bisnis keluarga dan memiliki pabrik di Terboyo Industrial Park, Semarang. Perseroan juga memiliki 9 rumah burung walet sendiri dan berkomitmen untuk terus menambah jumlahnya, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
Esta Indonesia merupakan perusahaan yang secara legal yang mengekspor sarang burung walet ke China dengan nomor registrasi 002. Menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang mampu mengekspor sarang burung walet ke Negara Tirai Bambu.
Membeli saham IPO bisa menjadi peluang menarik untuk meraih keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, di balik potensi keuntungan tersebut, ada risiko yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa contoh keuntungan dari membeli saham IPO.
Potensi Profit di Hari Pertama Listing
Saham IPO umumnya mengalami kenaikan harga pada hari pertama listing, menawarkan potensi keuntungan tinggi bagi investor dalam waktu singkat. Beberapa saham IPO bahkan terus mengalami kenaikan harga beberapa minggu atau bulan setelah listing perdana.
Contohnya, saham BREN yang per 19 Juli 2024 harganya sudah mencapai Rp9.025/saham, naik +920 persen dari harga IPO-nya di 9 Oktober 2023 sebesar Rp780 per lembar.
Mendapatkan Saham di Harga Murah
IPO menawarkan kesempatan bagi investor untuk membeli saham di harga awal yang relatif murah dibandingkan harga di masa depan, dengan asumsi harga saham tersebut terus naik.
Saham Dapat Dijual dengan Cepat
Saham IPO biasanya memiliki likuiditas tinggi pada hari-hari pertama perdagangan sehingga dapat dijual dengan cepat di bursa, termasuk saat harga melejit di hari pertama listing.
Potensi Keuntungan Dividen
Jika perusahaan yang baru melantai mampu membukukan kinerja keuangan yang baik, kemungkinan besar di masa depan perusahaan tersebut akan membagikan dividen yang menguntungkan investor.
Namun, investasi saham IPO juga memiliki risiko, antara lain:
Risiko Penurunan Harga
Tidak semua saham IPO mengalami kenaikan harga saat listing perdana di bursa efek. Beberapa saham seperti MPIX, BAIK, dan GRPH justru mengalami penurunan harga yang drastis. Sebagai investor, penting untuk waspada terhadap risiko penurunan harga ini sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Lakukan riset mendalam tentang perusahaan dan prospeknya sebelum membeli saham.
Keterbatasan Informasi
Prospektus perusahaan IPO biasanya berisi informasi yang terbatas tentang perusahaan. Hal ini membuat investor sulit melakukan analisis fundamental yang mendalam untuk mengetahui nilai wajar perusahaan yang sebenarnya.
Kurangnya Riwayat Performa
Perusahaan IPO belum memiliki riwayat performa yang panjang, sehingga sulit memprediksi kinerjanya di masa depan. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.