KABARBURSA.COM - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tengah mempersiapkan langkah besar dalam ekspansi kapasitasnya setelah berhasil menjaga kinerja semester I-2024 yang stabil. Keberhasilan ini memberikan ruang bagi BREN untuk melanjutkan pengembangan asetnya dengan lebih agresif.
BREN didukung oleh posisi kas yang solid, dengan total kas dan setara kas mencapai USD226 juta atau setara Rp3,66 triliun pada akhir periode. Rasio utang terhadap EBITDA tetap stabil di angka 2,3x per 30 Juni 2024. Dalam waktu dekat, BREN berencana untuk memperluas aset geothermalnya yang sedang dalam tahap pengembangan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hamiding dan PLTP Suoh Sekincau.
Selain itu, perusahaan juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap 2, dengan tender yang diharapkan berlangsung pada semester II-2024.
“Kami akan menambah kapasitas aset geothermal melalui program retrofit dan penambahan unit baru,” ungkap Direktur Utama BREN, Hendra Soetjipto Tan, dalam keterangan resminya.
Hendra menjelaskan bahwa komitmen BREN adalah memberikan nilai jangka panjang kepada pemangku kepentingan melalui peningkatan kinerja keuangan yang berkelanjutan, efisiensi, dan optimalisasi biaya. Ini termasuk mengurangi biaya pembiayaan bank yang ditargetkan dapat terealisasi pada semester II-2024.
Meskipun pendapatan konsolidasi semester I-2024 tercatat sebesar USD290,1 juta atau setara Rp4,7 triliun - lebih rendah dari pendapatan semester I-2023 sebesar USD296,9 juta - penurunan ini disebabkan oleh pemeliharaan non-rutin pada aset Darajat yang menyebabkan unit 2 ditutup pada kuartal II dan dijadwalkan kembali beroperasi pada Agustus 2024.
Namun, tarif tinggi akibat inflasi dan kontribusi PLTB Sidrap 1 yang mencatatkan produksi tertinggi sejak 2019 telah menopang stabilitas pendapatan BREN. Kondisi angin yang menguntungkan juga mendorong peningkatan produksi, memberikan dampak positif pada kinerja keuangan keseluruhan BREN.
“Memasuki musim angin kuat, kami mengantisipasi peningkatan kinerja PLTB Sidrap 1 pada kuartal berikutnya, yang semakin menegaskan nilai portofolio energi kami yang terdiversifikasi,” tambah Hendra.
Dari sisi EBITDA, BREN mencatatkan angka sebesar USD247 juta atau setara Rp4 triliun, meski sedikit menurun seiring dengan penurunan pendapatan. Berita baiknya, perusahaan berhasil menekan biaya operasional, sehingga margin EBITDA tetap terjaga di atas 85 persen.
Laba bersih BREN juga stabil di angka USD58 juta atau Rp939 miliar, berkat peningkatan kepemilikan pada Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Salak dan Darajat. Total aset BREN meningkat sebesar 5,6 persen menjadi USD3,70 juta dibandingkan akhir 2023.
“Kami terus melanjutkan inisiatif efisiensi biaya dan menjaga keunggulan operasional, tercermin dari margin EBITDA yang stabil di atas 85 persen dan Net Capacity Factor yang tetap di atas 90 persen. Rasio utang bersih terhadap ekuitas kami tetap stabil di angka 2,3x, mencerminkan kemampuan keuangan kami untuk melanjutkan rencana pertumbuhan di tahun-tahun mendatang,” tutup Hendra.
Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), mencatat pertumbuhan tipis laba bersih tahunan pada semester I 2024.
Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, BREN mengalami penurunan pendapatan sebesar 2,32 persen year-on-year menjadi USD290,07 juta pada semester I 2024. Pendapatan ini terdiri atas penjualan listrik kepada pihak ketiga sebesar USD132,54 juta, penjualan uap sebesar USD59,99 juta, biaya manajemen USD18.000, pendapatan sewa operasi USD77,69 juta, dan pendapatan sewa pembiayaan USD19,81 juta.
Di sisi lain, BREN mencatat beberapa beban, seperti beban depresiasi dan amortisasi sebesar USD36,94 juta, beban kompensasi dan tunjangan karyawan sebesar USD21,86 juta, beban konsultasi dan teknisi sebesar USD6,96 juta, tunjangan produksi kepada PGEO sebesar USD8,41 juta, dan beban keuangan sebesar USD67,92 juta.
Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, BREN berhasil mencatatkan kenaikan tipis pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD57,95 juta atau sekitar Rp950,08 miliar pada semester I 2024. Laba ini meningkat 0,53 persen dibandingkan dengan USD57,64 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, hingga 30 Juni 2024, BREN memiliki total liabilitas sebesar USD3 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar USD2,70 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar USD300,06 juta.
BREN juga mencatatkan ekuitas sebesar USD700,21 juta dengan total aset mencapai USD3,70 miliar hingga akhir Juni 2023. Perusahaan ini berencana meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 116 megawatt di WKP Wayang Windu, Salak, dan Darajat.
Direktur Utama Barito Renewables Energy Hendra Tan mengatakan pengembangan WKP saat ini masih menunggu perizinan dan dalam tahap negosiasi dengan para kontraktor-kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut.
“Proses tersebut diharapkan selesai akhir kuartal II 2024,” ujarnya, baru baru ini.
Proyek Wayang Windu, Salak, dan Darajat sendiri telah beroperasi dan memiliki kapasitas masing-masing sebesar 230,5 megawatt 381 megawatt dan 274,5 megawatt. Selain itu, BREN memiliki beberapa proyek yang sedang dalam tahap eksplorasi dan pengembangan lainnya.
Dua proyek yang sedang dalam tahap eksplorasi adalah Sekincau Selatan di Lampung Selatan dan Hamiding di Maluku Utara dengan kapasitas potensial mencapai 500 megawatt untuk masing-masing proyek.
Selain itu, terdapat tiga proyek BREN yang sedang dalam tahap pengembangan yakni Sidrap 2 di Sulawesi Selatan dengan kapasitas potensial 69 megawatt, serta proyek Sukabumi dan proyek Lombok dengan kapasitas potensial berturut-turut sebesar 150 megawatt dan 99 megawatt.(*)