KABARBURSA.COM - Intel (INTC.O) mengalami penurunan dramatis sebesar 26,06 persen dalam harga sahamnya, jatuh ke 21,48 Dolar per lembar pada sesi perdagangan terbaru pada Jumat, 2 Agustus 2024. Penurunan tajam ini menandai titik terendah Intel sejak 8 April 2013, lebih dari 11 tahun yang lalu.
Penurunan satu hari sebesar 26,06 persen ini adalah yang terdalam sejak 1974 ketika saham turun sebesar 31 persen, menjadikannya penurunan terbesar dalam lebih dari setengah abad. Penjualan besar-besaran ini telah memangkas kapitalisasi pasar Intel hingga di bawah angka 100 miliar Dolar.
Anjloknya saham ini bertepatan dengan pengumuman Intel tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) berskala besar. Raksasa teknologi yang didirikan pada 1968 ini juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari keuntungan tahun fiskal 2024. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Intel untuk menghidupkan kembali bisnis manufaktur yang sedang mengalami kesulitan. Perusahaan juga memprediksi pendapatan kuartal ketiga di bawah ekspektasi.
Penurunan kinerja Intel disebabkan oleh berkurangnya pengeluaran untuk semikonduktor pusat data tradisional dan pergeseran strategi ke chip AI, di mana Intel tertinggal dari para pesaingnya.
PHK ini diperkirakan akan berdampak pada sekitar 17.500 karyawan. Pada 29 Juni, Intel mempekerjakan 116.500 orang, dengan sebagian besar pemutusan hubungan kerja diperkirakan akan selesai pada akhir 2024.
Intel juga mengumumkan rencana untuk memangkas biaya operasional dan mengurangi belanja modal lebih dari 10 miliar Dolar pada 2025, melebihi ekspektasi sebelumnya.
"Pemotongan biaya sebesar 10 miliar Dolar menunjukkan bahwa manajemen siap mengambil langkah berani dan drastis untuk mengatasi masalah ini. Namun, pertanyaannya tetap, 'Apakah ini cukup?' dan apakah ini merupakan reaksi yang terlambat mengingat CEO Gelsinger telah memimpin selama lebih dari tiga tahun?" ujar Michael Schulman, Kepala Investasi di Running Point Capital.
Schulman menambahkan bahwa menghilangkan dividen mungkin akan memberikan tekanan lebih lanjut pada saham dalam jangka pendek hingga menengah, karena akan mengeluarkan Intel dari ETF, indeks, dan strategi dana yang hanya mencakup pembayar dividen.
Pada 29 Juni, Intel memiliki kas dan setara kas sebesar 11,29 miliar Dolar, dan total kewajiban lancar sekitar 32 miliar Dolar. Banyak perhatian dari Wall Street tertuju pada investasi besar dan biaya tinggi yang dikeluarkan oleh Intel dalam upayanya untuk membangun kapasitas manufaktur guna bersaing dengan raksasa pembuat chip kontrak Taiwan, TSMC.
Sebagai bagian dari rencana pengurangan biaya, Intel mengharapkan untuk mengurangi belanja modal sebesar 17 persen pada 2025 menjadi 21,5 miliar Dolar. Mereka memperkirakan biaya ini akan tetap stabil pada tahun ini.
Intel berencana memangkas ribuan pekerjaan untuk mengurangi biaya dan mendanai upaya ambisius dalam memulihkan kemerosotan pendapatan serta hilangnya pangsa pasar.
Pengurangan tenaga kerja tersebut mungkin akan diumumkan pada awal minggu ini, menurut sumber yang mengetahui rencana perusahaan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut tidak bersifat publik.
Intel, yang dijadwalkan melaporkan pendapatan kuartal kedua pada Kamis, 1 Agustus, memiliki sekitar 110.000 karyawan, tidak termasuk pekerja di unit yang akan di-spin out. Seperti dikutip di Jakarta, Rabu 31 Juli 2024.
CEO Pat Gelsinger mengalokasikan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan dengan tujuan meningkatkan teknologi Intel dan membantu perusahaan kembali menonjol di industri semikonduktor. Posisi dominan Intel yang dulu kuat terkikis di bawah pendahulu Gelsinger karena pesaingnya, seperti Advanced Micro Devices (AMD), telah mengejar dan mengambil pangsa pasar.
Pembuat chip lain, termasuk Nvidia, telah maju dalam pengembangan semikonduktor menguntungkan yang dirancang untuk tugas-tugas terkait kecerdasan buatan. Intel juga mulai mengatasi permintaan yang tidak merata terhadap chip yang menjalankan laptop dan komputer desktop, yang merupakan bisnis utamanya.
Gelsinger, yang bertaruh bahwa Intel dapat meningkatkan teknologinya, memulai rencana membangun pabrik untuk memproduksi semikonduktor bagi pembuat chip lainnya.
Pekan lalu, Intel mempekerjakan Naga Chandrasekaran dari Micron Technology sebagai Chief Global Operating Officer dan menempatkannya sebagai penanggung jawab keseluruhan upayaanufaktur perusahaan.
Pada tahun 2023, Intel mengurangi tenaga kerjanya sekitar 5 persen menjadi 124.800 pada akhir tahun setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang dimulai pada Oktober 2022.
Intel juga telah memperlambat pengeluaran di bidang lain. Perusahaan memperkirakan pengurangan biaya tersebut akan menghemat sebanyak 10 miliar dolar AS pada 2025.
Para analis memproyeksikan bahwa Intel akan melaporkan bahwa pendapatan kuartal kedua tidak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan diperkirakan akan sedikit meningkat pada paruh kedua 2024, dan total penjualan akan meningkat 3 persen menjadi 55,7 miliar dolar AS untuk setahun penuh, menurut perkiraan Wall Street. Ini akan menjadi peningkatan pendapatan tahunan pertama sejak 2021.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.