KABARBURSA.COM - Arab Saudi menolak untuk memberlakukan embargo minyak ke Israel. Meskipun Iran meminta negara-negara Arab penghasil minyak untuk melakukan embargo sebagai respons terhadap serangan Israel di Gaza, pemerintahan Arab Saudi menyatakan bahwa mereka tidak berniat menggunakan produksi minyak sebagai alat pengaruh dalam konflik tersebut atau untuk mendorong gencatan senjata.
Menurut Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid al-Falih, Arab Saudi sedang aktif mencari solusi damai melalui dialog, dan isu embargo minyak tidak sedang dibahas saat ini. Pernah terjadi embargo minyak oleh Arab Saudi pada tahun 1973 sebagai tanggapan terhadap dukungan Amerika Serikat dan negara-negara lain terhadap Israel, tetapi saat ini, fokusnya adalah mencari perdamaian melalui upaya diplomatis.
Di samping itu, mengenai normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, Khalid al-Falih menyatakan bahwa pembukaan hubungan diplomatik dan perdagangan masih dalam tahap pertimbangan. Arab Saudi menekankan bahwa penyelesaian konflik Palestina harus menjadi bagian integral dari upaya normalisasi di Timur Tengah.
Dalam konteks ini, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) disebut-sebut telah meminta jaminan keamanan dan akses teknologi nuklir serta senjata canggih dari Amerika Serikat sebagai bagian dari potensi kesepakatan dengan Israel. Diplomat Arab Saudi juga menegaskan bahwa Israel harus setuju dengan pembentukan negara Palestina sesuai dengan Inisiatif Perdamaian Saudi tahun 2002.
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi telah mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel dalam pertemuan OKI, sambil memberikan dukungan kepada Hamas dalam konflik dengan Israel.