Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Tancap Gas Emiten Peternakan SIPD Bangkit dari Rugi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 August 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Tancap Gas Emiten Peternakan SIPD Bangkit dari Rugi

KABARBURSA.COM - PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) telah menunjukkan perubahan yang mencolok dalam kinerja keuangannya selama beberapa kuartal terakhir.

Dengan peningkatan laba bersih yang signifikan dan perkembangan lainnya dalam arus kas serta solvabilitas, laporan ini menawarkan wawasan mendalam mengenai posisi keuangan perusahaan.

PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk berfokus pada peternakan ayam bibit induk untuk menghasilkan ayam niaga, serta memiliki industri pemotongan dan pengolahan ayam dengan fasilitas cold storage, industri pakan ternak, dan pengeringan jagung. Produk terkenal dari anak perusahaan mereka adalah Belfoods, yang bergerak di bidang pengolahan makanan beku melalui PT Belfoods Indonesia.

Pemegang saham utama perusahaan adalah PT Great Giant Pineapple, dengan kepemilikan 90,76 persen atau 1,67 miliar saham. Masyarakat non-warkat memegang 9,08 persen dari total saham, sementara masyarakat warkat memiliki 0,16 persen.

Jumlah pemegang saham mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Pada 31 Juli 2024, tercatat 7.409 pemegang saham, turun dari 7.413 pada 30 Juni 2024. Sebelumnya, jumlah pemegang saham meningkat menjadi 7.432 pada 31 Mei 2024 dan 7.430 pada 30 April 2024, sebelum menurun kembali pada 31 Maret 2024 dengan 7.428 pemegang saham, dan 7.438 pada 29 Februari 2024.

Pada kuartal pertama 2024, laba bersih SIPD tercatat Rp6 miliar, menunjukkan pemulihan dibandingkan kerugian pada kuartal pertama 2023 yang mencapai Rp14 miliar dan kerugian Rp30 miliar pada kuartal pertama 2022. Pada kuartal kedua 2024, laba bersih meningkat menjadi Rp8 miliar.

Meskipun menurun dari laba Rp15 miliar pada kuartal kedua 2023, angka ini jauh lebih baik dibandingkan kerugian Rp38 miliar pada kuartal kedua 2022. Proyeksi laba bersih tahun 2024 diperkirakan mencapai Rp29 miliar, meningkat dari Rp17 miliar pada 2023, yang sebelumnya mencatatkan kerugian besar Rp218 miliar pada 2022.

Rasio PE (Price to Earnings) untuk 2024 tercatat pada angka 64,62, sedangkan rasio PE untuk 12 bulan terakhir (TTM) menunjukkan angka negatif -526,34, menandakan perubahan signifikan dalam valuasi perusahaan. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada di angka 0,32, menunjukkan harga saham yang relatif rendah dibandingkan pendapatan bersih perusahaan.

Rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) tercatat 1,55. Rasio harga terhadap arus kas (Price to Cashflow) dan arus kas bebas (Price to Free Cashflow) masing-masing menunjukkan angka negatif -34,71 dan -10,64. Sementara itu, Enterprise Value (EV) terhadap EBITDA berada pada angka 14,47.

EPS (Earnings Per Share) untuk 12 bulan terakhir adalah -1,94, namun secara tahunan tercatat positif 15,78. Pendapatan per saham untuk periode TTM mencapai Rp3.191,52.

Kas per saham pada kuartal terakhir adalah Rp197,24, sementara nilai buku per saham saat ini adalah Rp656,60. Arus kas bebas per saham untuk periode TTM tercatat negatif -95,88.

Rasio lancar (Current Ratio) untuk kuartal terakhir adalah 1,10, menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio cepat (Quick Ratio) berada pada angka 0,71, memberikan gambaran likuiditas yang lebih konservatif. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) adalah 0,75.

Pengembalian aset (Return on Assets) untuk 12 bulan terakhir tercatat negatif -0,12 persen, sementara pengembalian ekuitas (Return on Equity) juga negatif -0,30 persen.

Margin laba kotor (Gross Profit Margin) untuk kuartal terakhir adalah 7,74 persen, dengan margin laba operasi (Operating Profit Margin) menunjukkan angka negatif -0,19 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) adalah 0,62 persen.

Perusahaan tidak membagikan dividen selama 12 bulan terakhir, dan tidak ada data mengenai rasio pembayaran (Payout Ratio) maupun hasil dividen (Dividend Yield). Tanggal ex-dividen terakhir tercatat 11 Desember 2012.

Pendapatan (Revenue) untuk 12 bulan terakhir mencapai Rp5,87 triliun, dengan laba kotor (Gross Profit) sebesar Rp541 miliar. EBITDA mencapai Rp167 miliar, sementara laba bersih menunjukkan kerugian Rp4 miliar.

Kas perusahaan pada kuartal terakhir tercatat Rp363 miliar, dengan total aset Rp3,06 triliun dan total liabilitas Rp1,85 triliun. Utang jangka pendek sebesar Rp862 miliar, utang jangka panjang Rp46 miliar, dan total utang Rp908 miliar, sedangkan ekuitas total perusahaan sebesar Rp1,20 triliun.

Arus kas dari operasi (Cash From Operations) menunjukkan angka negatif Rp54 miliar, menandakan pengeluaran kas yang lebih besar daripada penerimaan dari aktivitas operasional. Arus kas dari investasi (Cash From Investing) juga negatif Rp281 miliar, menunjukkan pengeluaran dana untuk investasi lebih besar daripada penerimaan dari kegiatan investasi.

Sebaliknya, arus kas dari pendanaan (Cash From Financing) tercatat positif Rp498 miliar, menunjukkan penerimaan kas dari kegiatan pendanaan. Pengeluaran modal (Capital Expenditure) untuk periode TTM adalah Rp122 miliar, sementara arus kas bebas (Free Cash Flow) menunjukkan angka negatif Rp176 miliar.

Pertumbuhan pendapatan (Revenue Growth) untuk kuartal YoY (Year-over-Year) menurun 11,33 persen, dan untuk YTD (Year-to-Date) YoY menurun 7,56 persen. Namun, secara tahunan (Annual YoY), pendapatan mengalami sedikit peningkatan 0,73 persen.

Pertumbuhan laba bersih (Net Income Growth) untuk kuartal YoY menurun 45,84 persen, tetapi untuk YTD YoY meningkat signifikan 1.802,23 persen. Secara tahunan, laba bersih meningkat 92,06 persen. Pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) untuk kuartal YoY menurun 60,57 persen, tetapi untuk YTD YoY meningkat 1.284,21 persen, dan secara tahunan juga meningkat 92,06 persen.

Kinerja Saham SIPD

Pengembalian harga saham (Price Returns) dalam satu minggu terakhir adalah 3,03 persen, dan dalam satu bulan terakhir meningkat sebesar 7,94 persen.

Untuk tiga bulan terakhir, pengembalian harga saham meningkat sebesar 37,84 persen. Namun, untuk enam bulan dan satu tahun terakhir, pengembalian harga saham hanya meningkat masing-masing sebesar 0,99 persen.

Selama tiga tahun terakhir, pengembalian harga saham mengalami penurunan sebesar 34,19 persen, tetapi untuk lima tahun terakhir, harga saham meningkat sebesar 10,87 persen, dan dalam sepuluh tahun terakhir meningkat signifikan sebesar 1.861,54 persen.

Pengembalian harga saham sejak awal tahun (Year to Date) menunjukkan penurunan sebesar 24,44 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp1.365,00, sementara harga terendah adalah Rp735,00.

Terlihat SIPD menunjukkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangannya, meskipun masih ada beberapa aspek profitabilitas yang perlu ditingkatkan. Laporan ini memberikan gambaran yang lebih baik bagi para investor mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prospek ke depan. (*)