KABARBURSA.COM - Kantar, firma global ternama di bidang brand, pemasaran, dan data analitik, baru saja merilis hasil risetnya yang bertajuk “Kantar BrandZ Top 30 Most Valuable Southeast Asian Brands 2024” pada Jumat, 26 Juli 2024. Berdasarkan laporan tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan performa gemilang dengan brand value mencapai USD11,25 miliar, melonjak 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan BRI di puncak pertumbuhan brand value di antara perusahaan lain dalam daftar tersebut.
Total brand value dari 30 perusahaan yang masuk dalam daftar ini, yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura, mencapai USD131,1 miliar. Kantar menyoroti peran signifikan BRI dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
"BRI telah konsisten menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menyediakan akses keuangan yang luas dan mudah, terutama di daerah terpencil. Aplikasi perbankan seluler BRImo, yang merupakan aplikasi mobile banking paling banyak diunduh di Indonesia, terbukti mendorong inklusi keuangan, literasi digital, dan pengalaman nasabah yang luar biasa di seluruh pelosok negeri," tulis Kantar.
Dalam menghitung brand value, Kantar menggunakan metode yang unik dengan menggabungkan nilai finansial dan kontribusi merek.
"Kantar BrandZ secara unik menemukan brand value dengan menggabungkan persepsi mereka yang memengaruhi pasar saham dengan persepsi konsumen. Untuk memahami seberapa besar kontribusi merek terhadap nilai bisnis secara keseluruhan, kami memeriksa data keuangan perusahaan yang relevan dan menyingkirkan semua hal yang tidak berkaitan dengan bisnis. Kami juga melakukan penelitian kuantitatif yang berkelanjutan dan mendalam dengan lebih dari 170.000 konsumen dan pengambil keputusan bisnis setiap tahun secara global untuk menilai sikap mereka terhadap hubungan dengan ribuan merek," jelas Kantar.
Merespons hasil riset tersebut, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa BRI sangat mengapresiasi pengakuan dari Kantar.
"Hasil ini membuktikan bahwa strategi komunikasi yang kami jalankan telah selaras dengan capaian kinerja positif selama ini. Pencapaian ini akan memperkuat langkah kami untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion pada tahun 2025," pungkas Hendy.
Pertumbuhan kredit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau Bank BRI (BBRI) menunjukkan kualitas yang prudent. Hal ini terlihat dari rasio Pinjaman dalam Risiko atau Loan at Risk (LAR) yang membaik, turun dari 14,9 persen pada akhir triwulan I menjadi 12 persen pada akhir triwulan II 2024.
Rasio Pinjaman Bermasalah alias Non-Performing Loan (NPL) terjaga di kisaran 3,05 persen. Selain itu, rasio coverage berada di atas 211,6 persen, menunjukkan bahwa cadangan BRI lebih dari dua kali lipat menutupi NPL.
“Sebagai bank dengan portofolio terbesar di UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), NPL ini menunjukkan bahwa BRI mampu mengelola risiko dengan baik. Mengelola kredit UMKM dalam situasi saat ini tidak mudah dan penuh tantangan, jadi NPL ini membuktikan pengelolaan kami yang baik,” kata Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam presentasi kinerja semester I pada Kamis, 25 Juli 2024.
BBRI pun mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp29,9 triliun, meningkat 1,13 persen secara tahunan (yoy) pada semester I 2024, dari Rp29,56 triliun pada tahun sebelumnya. Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, pencapaian ini didorong oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp69,93 triliun, naik 6,7 persen yoy dari Rp65,54 triliun pada tahun sebelumnya.
Dalam fungsi intermediasi, penyaluran kredit BBRI tercatat sebesar Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,2 persen yoy pada periode Juni 2024. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM mencapai Rp1.095,64 triliun, atau menyumbang 81,95 persen dari total kredit.
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut membuat aset BBRI tercatat meningkat. Hingga akhir Juni 2024 aset BRI tumbuh 9,54 persen yoy menjadi sebesar Rp1.977,37 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61 persen yoy menjadi sebesar Rp1.389,66 triliun. Dana Giro dan Tabungan (Current Account Savings Account/CASA) tumbuh 7,66 persen yoy menjadi Rp877,90 triliun. “Dana murah masih mendominasi struktur DPK BRI, di mana porsi CASA mencapai 63,17 persen dari total DPK BRI,” tambah Sunarso.
Selain pertumbuhan yang berkualitas, perseroan juga mampu meningkatkan fee based income menjadi sebesar Rp11,26 triliun atau tumbuh 10,15 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10,22 triliun.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.