KABARBURSA.COM - Harga emas, hari ini, menunjukkan kecenderungan untuk melanjutkan penguatannya setelah melonjak pada sesi perdagangan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi seiring dengan kenaikan angka pengangguran, pelemahan dolar AS, dan penurunan imbal hasil obligasi AS.
Di sesi perdagangan Kamis (16/11/2023), harga emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange mengalami kenaikan sebesar 23,00 dolar AS atau 1,17 persen, dan ditutup pada level 1.987,30 dolar AS per ounce.
Mmnex Investindo Futures, tim analis, menyatakan bahwa lonjakan harga emas terkait dengan keyakinan pelaku pasar terhadap kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang diyakini tidak akan menaikkan suku bunga setelah dirilisnya data inflasi, indeks harga produsen, dan klaim tunjangan pengangguran terbaru. Sentimen positif ini mengangkat harga emas, yang hampir menyentuh level psikologis 2.000 dolar AS per troy ons.
Klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 11 November melaporkan sebanyak 231.000 orang, melebihi angka 218.000 orang pekan sebelumnya dan proyeksi Trading Central sebanyak 219.000 orang.
Data ini juga memicu penurunan imbal hasil (yield) Treasury tenor 10 tahun sebanyak 96 basis poin ke 4,437 persen, mencapai level terendah sejak 22 September. Monex dalam riset hariannya menyebutkan bahwa penurunan ini akan terus memberikan sentimen positif bagi emas, yang masih akan terasa pada sesi perdagangan Asia hari ini (Jumat, 17/11/2023).
Di sisi lain, data ekonomi lainnya yang dirilis pada hari Kamis memberikan gambaran yang beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga impor AS turun sebesar 0,8 persen pada bulan Oktober setelah mengalami kenaikan 0,4 persen (direvisi naik) pada bulan September. Para ekonom memproyeksikan penurunan harga impor sebesar 0,3 persen.
Federal Reserve juga melaporkan bahwa produksi industri AS mengalami penurunan sebesar 0,6 persen pada bulan Oktober setelah naik tipis 0,1 persen pada bulan September. Proyeksi ekonom menunjukkan penurunan produksi industri sebesar 0,3 persen.
Sementara itu, The Fed Philadelphia mencatat bahwa ukuran aktivitas bisnis regional sedikit meningkat menjadi negatif 5,9 pada bulan November dari angka negatif 9 pada bulan Oktober. Proyeksi ekonom menunjukkan angka negatif sebesar 7,5 pada bulan November.
Dalam wawancara dengan Exchange CNBC, Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester, mengungkapkan bahwa meskipun inflasi mengalami penurunan, diperlukan waktu untuk sepenuhnya kembali ke target bank sentral sebesar 2 persen. Mester menyatakan,
"Kita harus melihat lebih banyak bukti bahwa inflasi berada pada jalur yang tepat untuk kembali ke 2 persen."
Sementara itu, perak untuk pengiriman Desember mengalami kenaikan sebesar 39,50 sen atau 1,68 persen, ditutup pada 23,933 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari mengalami kenaikan sebesar 0,80 dolar atau 0,09 persen, dan ditutup pada 902,80 dolar AS per ounce.