Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Melalui RUPSLB, OCBC NISP Umumkan Merger dengan PTBC

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Melalui RUPSLB, OCBC NISP Umumkan Merger dengan PTBC

KABARBURSA.COM - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mengumumkan penggabungan usaha atau merger dengan PT Bank Commonwealth (PTBC). Merger yang dilakukan OCBC dinilai menjadi langkah strategis yang menandai tahapan baru dalam industri perbankan di Indonesia.

Merger antara PT Bank OCBC NISP Tbk dan PT Bank Commonwealth merupakan langkah strategis yang signifikan, dengan potensi dampak besar pada pasar perbankan Indonesia. Langkah ini tidak hanya mencerminkan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kekuatan pasar, tetapi juga menawarkan peluang baru bagi pelanggan dan karyawan kedua bank.

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) adalah bagian dari OCBC Bank yang berbasis di Singapura dan memiliki kehadiran yang kuat di pasar Indonesia. Sementara PT Bank Commonwealth (PTBC) adalah bagian dari grup Commonwealth Bank of Australia, yang juga aktif di sektor perbankan Indonesia.

Merger ini akan diikuti oleh proses persetujuan regulasi dan integrasi yang mungkin memakan waktu beberapa bulan hingga tahun. Selama periode ini, kedua bank akan bekerja sama untuk menyelesaikan detail operasional dan memastikan transisi yang mulus.

Adapun merger kedua industri jasa keuangan itu disepakati melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di OCBC Tower, Jakarta, pada Jum'at, 2 Agustus 2024.

Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja menuturkan, merger ini merupakan langkah strategis yang dilakukan perseroan untuk terus bertumbuh menjadi Bank swasta terkemuka di Indonesia.

Dia menilai, merger ini mencerminkan komitmen dalam peningkatan layanan nasabah dan pemanfaatan peluang yang ada di pasar perbankan nasional.

”Kami percaya penggabungan ini akan membawa sinergi. Dengan menyatukan kekuatan yang dimiliki, OCBC siap melayani basis nasabah yang lebih luas dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif," kata Parwati dalam keterangannya, Jum'at, 2 Agustus 2024.

Lebih jauh, Parwati juga berharap langkah merger ini dapat membuka akses bagi nasabah PTBC memperluas jaringan dan kapabilitas OCBC di kawasan ASEAN dan Greater China.

"Merger ini juga diharapkan dapat memperluas akses bagi nasabah PTBC terhadap jaringan luas dan kapabilitas OCBC di kawasan ASEAN, Greater China, dan wilayah lainnya, terutama dalam layanan corporate banking,” tutupnya.

Integrasi nasabah ritel dan UKM PTBC akan menguatkan posisi pasar OCBC, memperbesar portfolio, dan mengukuhkan OCBC menjadi salah satu bank swasta terdepan di Indonesia.

Lebih lanjut, merger OCBC dan PTBC juga memiliki jaringan yang kini mencakup lebih dari 200 cabang di kota-kota besar Indonesia, OCBC berkomitmen untuk memajukan layanan perbankan ritel dan UKM serta memperkuat posisi strategis dalam pasar yang ditargetkan.

Adapun RUPSLB ini memberi persetujuan pada seluruh mata acara yang diajukan, diantaranya:

  1. Persetujuan Penggabungan PTBC dengan OCBC, di mana OCBC akan menjadi bank penerima Penggabungan, termasuk menyetujui Rancangan Penggabungan dan Konsep Akta Penggabungan.
  2. Persetujuan Pengkinian Rencana Resolusi sehubungan dengan telah dilaksanakan pengambilalihan PTBC oleh OCBC.
  3. Perubahan Anggaran Dasar OCBC dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan OJK tentang Penerapan Tata Kelola Syariah.
  4. Perubahan Susunan Dewan Pengawas Syariah OCBC, yaitu mengangkat Bapak Jaenal Effendi sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah OCBC efektif setelah mendapat persetujuan OJK.

Kinerja Keuangan OCBC

Mengutip laporan keuangan dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), OCBC NISP membukukan pertumbuhan laba bersih 16 persen atau sebesar Rp2,4 triliun di semester pertama tahun 2024 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun.

Adapun laba bersih OCBC ditopang pendapatan net interest income (NII) atau pendapatan bunga bersih yang tumbuh 7 persen atau sebesar Rp5,26 triliun jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya Rp4,9 triliun.

Dengan begitu, OCBC mencatat net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih sebesar 4,4 persen per Juni 2024. Meski begitu, beban operasi OCBC NISP tercatat meningkat 16 persen atau sekitar Rp2,9 triliun dari Rp2,5 triliun di periode yang sama tahun 2023.

Sementara cost to income ratio (CIR) naik di level 50,9 persen dari 43,6 persen. Cadangan kerugian penurunan asset keuangan OCBC NISP juga tercatat menurun signifikan dari Rp607 miliar menjadi Rp98 miliar di Juni 2024.

Di sisi lain, penyaluran kredit OCBC NISP juga tercatat sebesar Rp162,5 triliun pada semester pertama 2024, atau tumbuh sebesar 14 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Rasio non-performing loan (NPL) gross tercatat mengalami penyusutan tipis sebesar 2 persen dari 2,3 persen dibanding semester pertama tahun 2023. Sementara dana pihak ketiga (DPK), sebesar Rp198,59 triliun, atau naik 11 persen jika dibandingkan semester pertama tahun 2024. (*)