KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,97 persen atau 70,22 poin ke 7.325,98 pada perdagangan Kamis 1 Agustus 2024 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra, memprediksi pada Jumat (2/8), IHSG memiliki peluang melemah jika bearish ke kisaran support 7.255–7.275. Namun, jika IHSG berhasil bergerak bullish, ada kemungkinan untuk menembus resistance 7.374–7.396.
Wahyu memperkirakan arah IHSG pada sesi perdagangan Jumat 2 Agustus 2024 akan dipengaruhi oleh keputusan Bank of England yang menurunkan suku bunga acuan pada Kamis 1 Agustus 2024 malam sebesar 25 bps menjadi 5 persen dari sebelumnya 5,25 persen, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Selain itu, IHSG juga akan dipengaruhi oleh data PMI manufaktur Amerika pada Juli. PMI manufaktur secara tak terduga turun menjadi 48,5 pada Juni 2024 dari 48,7 pada Mei, di bawah perkiraan 49,1. Angka tersebut menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur selama tiga bulan berturut-turut dan merupakan yang terendah sejak Februari, karena permintaan kembali lemah, output menurun, dan input tetap akomodatif.
Pasar memiliki ekspektasi tinggi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan ini. Pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, telah memberikan indikasi kuat bahwa pemangkasan suku bunga mungkin akan terjadi jika inflasi terus menurun sesuai ekspektasi.
Penurunan suku bunga ini dipandang positif karena diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dan mendukung pasar tenaga kerja yang kuat.
Data inflasi yang menunjukkan perlambatan memberikan keyakinan bahwa langkah penurunan suku bunga tepat waktu dan diperlukan. Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi harus tetap stabil dan pasar tenaga kerja perlu terus menunjukkan performa yang kuat.
Ada perhatian terhadap kemungkinan bahwa penurunan suku bunga yang terlalu agresif bisa memicu inflasi kembali naik.
Analis Riset Ekuitas Alrich Paskalis Tambolang mencatat, IHSG bergerak menguat sepanjang perdagangan Kamis 1 Agustus 2024 Secara teknikal, Stochastic RSI bergerak naik dari area oversold menuju pivot, sementara MACD cenderung menyempit pada positive slope.
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan menguji resistance pada area 7.450-7.500 di Jumat (2/8), kata Alrich dikutip Jumat 2 Agustus 2024.
Menurut Alrich, penguatan IHSG kemarin didorong oleh euforia pernyataan positif dari Federal Reserve terkait pemangkasan suku bunga serta data domestik yang dirilis pada Kamis (1/8). Data inflasi menunjukkan perlambatan laju inflasi menjadi 2,13 persen YoY pada Juli, turun dari 2,51 persen YoY. Di sisi lain, inflasi inti relatif stabil di kisaran 1,95 persen YoY dari level sebelumnya 1,90 persen.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga terapresiasi 0,15 persen menjadi Rp 16.230 per dolar AS pada Kamis sore 1 Agustus 2024.
Alrich melihat pasar akan memperhatikan rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran AS. Data NFP diproyeksikan turun dari 206.000 menjadi 175.000 pada Juli 2024. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap berada di level 4,10 persen
Alrich merekomendasikan saham-saham berikut: BBNI, BMRI, BBTN, BBRI, dan TOWR.
Sementara Wahyu merekomendasikan untuk membeli saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 5.175-Rp 5.250, membeli PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan target harga Rp 1.770-Rp 1.800, membeli PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.680-Rp 1.705, dan membeli PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan target harga Rp 450-Rp 458.
Sentimen: Positif
BBNI menunjukkan prospek yang menjanjikan dengan target harga di kisaran Rp 5.175-Rp 5.250. Peningkatan ini didukung oleh kinerja keuangan yang solid dan strategi ekspansi yang efektif. Bank ini terus memperkuat portofolio kreditnya serta meningkatkan layanan digital, menarik minat investor. Data makroekonomi yang stabil juga menambah sentimen positif bagi saham ini.
Sentimen: Positif
Saham BIRD dengan target harga Rp 1.770-Rp 1.800 diprediksi menguat. Perusahaan ini terus menunjukkan performa operasional yang baik dengan meningkatkan armada dan memperluas layanan. Kepercayaan konsumen terhadap layanan transportasi yang aman dan nyaman menjadi faktor pendorong utama. Sentimen pasar terhadap sektor transportasi juga ikut mengangkat nilai saham ini.
Sentimen: Positif
KLBF memiliki target harga di kisaran Rp 1.680-Rp 1.705. Kinerja perusahaan yang konsisten di sektor farmasi, serta inovasi produk kesehatan, menambah daya tarik saham ini. Permintaan produk kesehatan yang tinggi dan strategi pemasaran yang efektif terus mendorong pertumbuhan. Dukungan dari kebijakan pemerintah dalam sektor kesehatan juga memberikan sentimen positif.
Sentimen: Positif
Saham PWON dengan target harga Rp 450-Rp 458 menunjukkan potensi kenaikan. Prospek cerah di sektor properti komersial dan residensial, serta proyek-proyek pengembangan baru, menjadi katalis utama. Perusahaan ini juga diuntungkan oleh stabilitas ekonomi dan permintaan yang kuat di pasar properti. Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur turut memperkuat sentimen positif bagi PWON. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.