Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Diproyeksi Hijau, Intip Saham ACES, ASII Hingga TLKM

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 01 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
IHSG Diproyeksi Hijau, Intip Saham ACES, ASII Hingga TLKM

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang sepanjang Juli 2024. Data BEI mencatat IHSG naik 2,72 persen, menutup bulan di angka 7.255,76 pada Rabu 31 Juli 2024, dari posisi akhir Juni yang masih di 7.063,58.

Pada bulan Agustus, pasar saham domestik diproyeksikan mendapatkan sentimen positif, terutama dari pemangkasan suku bunga.

Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa secara historis, pergerakan IHSG di Agustus cenderung sideways namun tetap positif.

“Pergerakan IHSG di Agustus relatif positif dengan harapan bisa bergerak mix to higher. Baru masuk September, IHSG berpotensi melemah,” ujarnya.

Secara teknikal, Nafan mengamati rentang terdekat IHSG berdasarkan minor parallel channel berada di 7.199–7.354. Selama bertahan di atas 7.199, IHSG berpotensi menguji resistance pada 7.354. Namun, jika IHSG turun di bawah 7.199, terdapat 61,8 persen retracement support pada 7.104 yang kemungkinan akan diuji.

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga, menyoroti beberapa sentimen penting yang berpotensi mempengaruhi IHSG. Di dalam negeri, rilis laporan keuangan kuartal kedua menjadi fokus utama.

Menurutnya, pelaku pasar akan menganalisis laporan keuangan emiten besar, khususnya emiten pertambangan yang belum mengeluarkan laporan keuangan dan sangat dinantikan oleh investor.

Selain itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang dijadwalkan rilis pada 5 Agustus akan sangat mempengaruhi pasar, kata Aditya.

Jika PDB melebihi ekspektasi, ini akan memberikan dorongan positif tambahan pada IHSG. Sebaliknya, PDB China pada kuartal kedua yang turun ke angka di bawah ekspektasi 4,70 persen juga menjadi perhatian.

Sentimen Global

Aditya melanjutkan, terdapat dua aspek utama yang bakal mempengaruhi IHSG, yaitu pertemuan The Fed dan perkembangan ekonomi China.

Pasar menantikan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, terkait kepastian pemangkasan suku bunga pada September, mengingat inflasi di AS mendekati target 2 persen.

Inflasi di Amerika Serikat menunjukkan tren yang cukup stabil namun masih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pada Juni 2024, tingkat inflasi tahunan berada pada angka 3.0 persen. Angka ini mengalami penurunan dari beberapa bulan sebelumnya yang tercatat di angka 3.3 persen pada Mei dan 3.4 persen pada April 2024.

Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi ini termasuk harga barang konsumsi dan energi yang tetap tinggi meskipun ada sedikit pelonggaran dalam beberapa bulan terakhir. Selama tahun 2023, inflasi berada di tingkat yang lebih tinggi, dengan puncak mencapai 9.1 persen pada Juni 2022. Penurunan inflasi secara bertahap ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pengendalian harga-harga barang dan jasa.

Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September, setelah bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.

"Pertanyaannya adalah apakah keseluruhan data, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko konsisten dengan meningkatnya keyakinan terhadap inflasi dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang solid," ujar Powell pada wartawan Rabu 31 Juli 2024. "Jika syarat tersebut terpenuhi, penurunan suku bunga bisa dibahas pada pertemuan berikutnya di bulan September."

Pernyataan ini muncul setelah keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, tingkat yang sudah dipertahankan sejak Juli lalu.

Para pembuat kebijakan juga melakukan beberapa penyesuaian dalam bahasa yang mereka gunakan saat merilis pernyataan pasca pertemuan dua hari di Washington. Ini menandakan semakin dekatnya mereka untuk mengurangi biaya pinjaman. Secara khusus, komite mulai menekankan risiko pada kedua sisi mandat gandanya, bukan hanya fokus pada risiko inflasi.

"Dalam beberapa bulan terakhir, telah ada kemajuan menuju target inflasi komite sebesar 2 persen," kata pernyataan FOMC. "Komite menilai bahwa risiko untuk mencapai tujuan terkait ketenagakerjaan dan inflasi terus bergerak ke keseimbangan yang lebih baik."

Para pejabat juga menyebutkan bahwa penambahan lapangan kerja telah menjadi moderat dan tingkat pengangguran meningkat meski masih rendah. Inflasi telah mereda selama setahun terakhir namun masih agak tinggi.

Namun, mereka tetap berhati-hati untuk tidak menurunkan biaya pinjaman sampai ada keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak menuju target secara berkelanjutan.

Imbal hasil Treasury dua tahun turun dan indeks S&P 500 meningkat, sementara dolar tetap melemah. Penurunan suku bunga seperempat poin tetap diantisipasi pada bulan September, menurut futures.

Namun, ketika ditanya tentang kemungkinan pemotongan setengah poin, Powell menyatakan bahwa itu bukan sesuatu yang dipertimbangkan saat ini.

Perubahan dalam pernyataan tersebut mengisyaratkan pergeseran nada di antara beberapa pembuat kebijakan, termasuk Powell, yang mengakui adanya peningkatan risiko terhadap pasar tenaga kerja. Hal ini memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga pada pertemuan bank sentral 17-18 September mendatang.

Powell juga menyatakan bahwa ia bisa membayangkan skenario di mana tidak ada pemotongan suku bunga hingga beberapa pemotongan sepanjang tahun ini, tergantung pada perkembangan ekonomi.

Gubernur The Fed itu juga mengungkapkan bahwa ada diskusi intens tentang alasan untuk menggerakkan suku bunga pada pertemuan ini, dengan mayoritas kuat mendukung untuk tidak bergerak.

Secara keseluruhan, meskipun inflasi menunjukkan penurunan, tingkatnya masih relatif tinggi, dan ini menjadi perhatian utama bagi pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan ekonomi ke depan.

Jika terealisasi, ini akan memberikan dampak positif bagi IHSG karena kebijakan moneter yang lebih longgar di AS dapat meningkatkan minat terhadap aset berisiko di negara emerging markets, jelas Aditya.

Selama sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed di September dan nilai tukar rupiah yang terjaga di bawah Rp 16.300, IHSG diprediksi bergerak di rentang 7.200-7.350.

Beberapa saham pilihan Phintraco Sekuritas untuk Agustus 2024 antara lain INDF dengan nilai wajar Rp 7.842, TOWR di Rp 860, dan CTRA di Rp 1.390 per saham.

Sementara itu, Nafan merekomendasikan saham ACES, AKRA, ANTM, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BSDE, CPIN, CTRA, ERRA, INDF, INDY, ITMG, MAPI, MDKA, dan TLKM. (*)