Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BBRI Catat Penurunan Laba, Analis: di Bawah Ekspektasi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 July 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
BBRI Catat Penurunan Laba, Analis: di Bawah Ekspektasi

KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat penurunan laba bersih pada kuartal II 2024 menjadi Rp13,8 triliun, dengan penurunan 13 persen secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) dan 1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Hasilnya, laba bersih BBRI selama semester I 2024 hanya mengalami kenaikan tipis 0,9 persen yoy menjadi Rp29,7 triliun. Namun demikian, hasil ini berada di bawah ekspektasi karena setara 48 persen dari estimasi selama tahun fiskal 2024.

Secara umum, hasil tersebut didorong oleh margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang turun akibat pembengkakan biaya dana (cost of fund). Selain itu, faktor pendorong berikutnya adalah biaya kredit (credit cost) dan kualitas aset yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Yang terakhir ialah pertumbuhan kredit beralih ke segmen korporasi.

Pada kuartal II 2024 NIM melemah sehingga margin selama paruh pertama tahun ini turun menjadi 7,64 persen. Artinya, capaian ini berada di rentang bawah guidance tahun fiskal berjalan 2024. Penurunan NIM terjadi meskipun sumber dana mahal (time deposit) turun secara qoq. Penurunan NIM utamanya didorong oleh pembengkakan Cost of Fund.

Di samping itu, credit cost pada kuartal kedua tahun ini tercatat membaik ke level 3,13 persen sehingga selama semester I 2024 membaik ke level 3,48 persen. Pencapaian ini didukung oleh kualitas aset yang membaik. Meski demikian, biaya kredit selama semester I 2024 masih lebih buruk dibandingkan guidance tahun fiskal 2024 ketika manajemen yang mengincar level maksimum 3 persen.

Secara kuartalan, pinjaman bermasalah (non-performing loan/NPL) gross dan pinjaman berisiko (loan at risk/LAR) BBRI tercatat sedikit membaik, meski masih lebih buruk dari guidance tahun fiskal 2024 manajemen. Segmen mikro, konsumer, dan UMKM mengalami akselerasi penurunan kualitas ke NPL, sementara segmen komersial dan korporasi membaik.

Manajemen BBRI masih percaya dapat mencapai guidance credit cost untuk tahun fiskal 2024, tetapi masih melihat adanya kemungkinan meleset dari guidance terutama jika pertumbuhan kredit dan restrukturisasi yang meleset dari target.

Adapun pertumbuhan kredit BBRI mencapai 11,2 persen yoy sepanjang semester I 2024, dengan peningkatan 10,9 persen yoy dibandingkan pada kuartal pertama tahun ini. Alhasil, ini sejalan dengan guidance secara tahun fiskal 2024 manajemen.

Kredit bertumbuh di semua segmen, tetapi utamanya didorong oleh kredit dari segmen korporasi yang naik 29,2 persen yoy. Di sisi lain, strategi manajemen untuk lebih berhati-hati di menyalurkan kredit untuk segmen mikro 7,8 persen yoy, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) 2 persen yoy terefleksi dari pertumbuhan kredit di kedua segmen tersebut yang hanya mencapai single-digit.

Kinerja BBRI

Sementara itu, sejumlah analis memberikan penilaian bahwa kinerja BBRI pada kuartal kedua tahun ini sebagai performa yang kurang memuaskan. Utamanya diakibatkan oleh adanya perhatian terhadap profitabilitas.

Investment Analyst Lead Stockbit Rahmanto Tyas Raharja menilai kinerja BBRI pada periode kuartal II 2024 memang kurang memuaskan.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa sejauh ini kinerja yang dicatatkan oleh BRI sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Ditambah, ia melihat kenaikan kredit macet yang dialami pun belum dalam situasi yang parah.

"Berhati-hati atas outlook NIM ke depannya, akibat guidance dari manajemen mengenai potensi adanya one–off adjustment yang dapat berimbas pada NIM selama tahun fiskal 2024," tulis sejumlah analis terhadap kinerja bank berkapitalisasi besar atau big caps itu.

Namun demikian, para analis melihat sisi positif dari adanya tanda-tanda perbaikan credit cost dan kualitas aset, yang merupakan concern utama dari performa BBRI pada kuartal pertama tahun ini.

"Kami menilai NIM dan credit cost adalah dua hal yang utamanya perlu diperhatikan investor mengenai BBRI ke depannya," tambahnya.

Sependapat, Head of Research RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya bilang secara keseluruhan, hasil kinerja BRI di semester pertama ini sejalan dengan ekspektasinya. Ia juga optimistis kinerjanya akan membaik di sisa tahun 2024 ini.

Pergerakan Saham BBRI

Berdasarkan data RTI Business, BBRI mengalami kenaikan pada sesi I perdagangan hari ini dengan kenaikan 2,13 persen ke Rp4.800 per saham.

Meski begitu, pada periode statistik RTI Business yang sama, harga saham BBRI justru melemah 1,88 persen menjadi Rp4.690 per saham atau turun 90 poin dari harga penutupan sebelumnya Rp4.780.

Harga saham BBRI sempat bergerak pada level Rp4.660 hingga Rp4.760 per saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp889,15 miliar. (*)