Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham Teknologi Tekan Wall Street Lebih Bervariasi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 July 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Saham Teknologi Tekan Wall Street Lebih Bervariasi

KABARBURSA.COM - Indeks utama Wall Street menutup perdagangan Kamis 25 Juli 2024 dengan pergerakan bervariasi. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan, gagal rebound setelah aksi jual saham teknologi yang berlangsung sehari sebelumnya.

Menurut Reuters, indeks S&P 500 merosot 27,91 poin, atau 0,51 persen, ke level 5.399,22. Nasdaq Composite turun 160,69 poin, atau 0,93 persen, ke level 17.181,72. Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average naik 81,20 poin, atau 0,20 persen, ke level 39.935,07.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 13,23 miliar saham, dengan rata-rata 11,60 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Kenaikan indeks Dow Jones didorong oleh data produk domestik bruto (PDB) AS yang melampaui ekspektasi. Laporan PDB yang dirilis pada Kamis menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,8 persen pada kuartal kedua, melebihi perkiraan 2 persen. Inflasi yang mereda mempertahankan harapan akan penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September.

Saham-saham berkapitalisasi kecil juga menunjukkan kenaikan, dengan indeks Russell 2000 naik 1,3 persen saat investor mencari nilai lebih dari saham-saham megakapitalisasi.

Meskipun ada upaya rebound dari saham-saham megacap, banyak di antaranya akhirnya mengalami penurunan. Saham Meta Platforms, Microsoft, dan Nvidia berakhir dengan penurunan antara 1,7 persen dan 2,4 persen. Saham Alphabet turun untuk hari kedua berturut-turut, merosot 3,1 persen ke level terendah sejak 6 Mei, sementara saham Tesla mengalami penguatan.

Penurunan pendapatan dari induk Google dan pembuat kendaraan listrik telah membebani kelompok saham teknologi Magnificent Seven pada hari Rabu, menyebabkan Nasdaq dan S&P 500 mencatat hari terburuk mereka sejak 2022.

Indeks Volatilitas Cboe, yang sering dijuluki sebagai ukuran ketakutan Wall Street, melanjutkan kenaikannya dan ditutup pada 18,46, tertinggi baru dalam 14 minggu.

“Pasar saat ini sedang mengalami kemunduran,” ujar Yung-Yu Ma, kepala investasi di BMO Wealth Management.

Kekhawatiran yang meningkat pada hari sebelumnya tampaknya mereda, meski masih ada tantangan yang harus dihadapi. Ma menambahkan bahwa meskipun investor bergulat dengan laporan pendapatan yang mengecewakan dan ketidakpastian politik serta ekonomi, data terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi AS.

Kini, fokus investor beralih kepada data harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk mengkonfirmasi spekulasi mengenai kemungkinan dimulainya penurunan suku bunga Fed lebih awal.

Sentimen Wall Street 2024

Sentimen Wall Street pada tahun 2024 mencerminkan kompleksitas pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor makroekonomi, kebijakan moneter, dan dinamika global yang terus berkembang.

Kinerja ekonomi Amerika Serikat tetap menjadi faktor utama yang membentuk sentimen di Wall Street. Data ekonomi yang dirilis menunjukkan pertumbuhan yang bervariasi, dengan indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan angka pengangguran memberikan sinyal campuran mengenai kekuatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan sering kali mendukung sentimen positif, sedangkan data yang mengecewakan dapat menambah ketidakpastian di pasar.

Keputusan Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga dan kebijakan moneter memiliki dampak besar pada sentimen pasar. Proyeksi terkait penurunan atau kenaikan suku bunga sering kali mempengaruhi pergerakan saham dan nilai tukar. Spekulasi tentang potensi perubahan kebijakan moneter dapat menyebabkan volatilitas pasar, sementara keputusan yang jelas dari The Fed cenderung memberikan arahan yang lebih stabil bagi investor.

Ketegangan geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah dan ketegangan dengan negara-negara besar lainnya, juga berkontribusi pada sentimen pasar. Ketidakpastian mengenai kebijakan luar negeri AS dan dampaknya terhadap perdagangan global dapat menyebabkan fluktuasi di pasar saham, mempengaruhi keputusan investasi, dan mengubah ekspektasi terhadap ekonomi global.

Pemilu dan dinamika politik AS turut mempengaruhi sentimen Wall Street. Hasil pemilu dan perubahan dalam kebijakan politik dapat menambah ketidakpastian atau memberikan kejelasan, yang pada gilirannya mempengaruhi pasar saham. Diskusi mengenai kebijakan fiskal, reformasi perpajakan, dan pengaturan industri dapat mempengaruhi ekspektasi pasar dan menentukan arah pergerakan saham.

Perkembangan di sektor teknologi, termasuk inovasi baru dan laporan pendapatan perusahaan teknologi besar, juga berdampak pada sentimen pasar. Saham-saham di sektor teknologi sering kali menjadi indikator kunci bagi sentimen Wall Street, dengan performa perusahaan-perusahaan besar seperti Meta Platforms, Microsoft, dan Tesla mempengaruhi tren pasar secara keseluruhan.

Sentimen investor secara keseluruhan juga memainkan peran penting dalam dinamika Wall Street. Faktor-faktor seperti kepercayaan investor, aliran dana ke aset berisiko, dan kekhawatiran akan resesi global mempengaruhi perilaku pasar. Indeks volatilitas, yang mengukur ketidakpastian pasar, sering kali mencerminkan perubahan dalam sentimen investor dan respons terhadap peristiwa ekonomi dan politik.

Inflasi tetap menjadi perhatian utama, dengan data harga konsumen dan produsen memberikan petunjuk penting tentang tekanan harga. Ekspektasi inflasi dan kebijakan terkait sering kali mempengaruhi keputusan investasi dan sentimen pasar, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. (*)