Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Analis: Tren Naik Jangka Pendek IHSG Berakhir

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 July 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Analis: Tren Naik Jangka Pendek IHSG Berakhir

KABARBURSA.COM - Tren naik jangka pendek Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akhirnya berakhir pada hari ini, Rabu, 24 Juli 2024, di tengah minimnya sentimen dan kabar baru. Aksi profit taking membuat IHSG terkoreksi 51,098 poin (-0,699 persen) dan ditutup pada level 7.262,76.

Pengamat Pasar Modal dari Komunitas Trader Rencana Trading, Satrio Utomo alias Tommy, mengatakan koreksi di pasar terjadi secara menyeluruh, meliputi saham-saham besar emiten besar. Hal ini menyebabkan IHSG ikut terkoreksi.

"Koreksi memang terjadi cukup merata. Big Caps Bank, Grup Barito, Grup GOTO, semua rame-rame terkoreksi sehingga IHSG terkoreksi," ujar Tommy dalam outlook hariannya kepada KabarBursa, Rabu, 24 Juli 2024.

Menurut Tommy, berakhirnya tren naik jangka pendek ini bukan berarti sesuatu yang buruk. Tren jangka menengah IHSG masih berada dalam tren naik atau setidaknya tren mendatar. "Terlebih lagi, dalam kondisi Pasar yang bisa 'sehari naik-sehari turun', semua masih bisa terjadi," jelasnya.

Dia memperkirakan IHSG masih akan berada dalam trend mendatar di kisaran 7.200-7.250.

Tommy juga membahas tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. Pada Juni lalu, The Fed menyatakan mereka hanya akan menurunkan suku bunga satu kali di tahun 2024 ini.

"Pertanyaannya sebenarnya lebih seperti ini: Ketika pertarungan masih panjang, seorang koboi hanya memiliki satu butir peluru. Apakah koboi tersebut akan menembakkan peluru tersebut di awal pertarungan? Sepertinya sih tidak," analogi Tommy.

Dia memprediksi The Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada bulan Juli 2024 ini. "Konsensus ekonom yang kami amati di Tradingeconomics.com juga masih memperkirakan bahwa The Fed belum akan menurunkan suku bunga pada bulan Juli ini," ungkapnya.

Namun, Tommy mempertanyakan bagaimana respons pasar jika The Fed benar-benar tidak menurunkan suku bunga pada Federal Open Market Committee atau FOMC pada 30-31 Juli 2024 ini. "Apakah Pasar akan merespon negatif? atau positif? Jawaban itu yang kita cari dalam beberapa hari ke depan, ditengah aksi wait and see yang ditunjukkan oleh pelaku pasar," pungkasnya.

IHSG Sempit karena Profit Taking BREN

Bursa Efek Indonesia atau BEI sebelumnya diprediksi bergerak bervariasi dalam kisaran sempit 7.290-7.350 pada hari ini. Pergerakan ini dipengaruhi oleh kondisi pasar yang masih dalam mode wait and see menjelang keputusan suku bunga The Fed di akhir Juli.

Menurut Tommy, kinerja mengecewakan perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat turut menekan indeks Dow Jones Industrial Average yang turun tipis 0,14 persen. Penurunan ini menambah beban bagi pasar yang sudah dalam kondisi konsolidasi.

Meskipun terjadi rebound pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO, aksi profit taking pada PT Barito Renewables Energy (BREN) membawa IHSG ke teritori negatif dengan penurunan tipis 0,11 persen.

“Ruang kenaikan pada saham GOTO, sepertinya masih ada hingga kisaran Rp60-Rp65,” kata Tommy dalam Outlook hariannya kepada KabarBursa, Rabu, 24 Juli 2024.

Meski peluang kenaikan saham GOTO masih terbuka, namun Tommy mengatakan kondisi pasar yang sepi berpotensi menyebabkan fluktuasi harga saham. “Pasar yang cenderung sepi sering kali membuat harga saham bergerak ‘sehari naik, sehari turun’. Pelaku Pasar sebaiknya lebih berhati-hati,” kata Tommy.

Dia menambahkan, tren naik jangka pendek IHSG masih berlanjut dan hanya akan berakhir jika indeks gagal ditutup di atas support pertama di 7.290.

Tommy menjelaskan, pergerakan saham BREN memberi pengaruh signifikan terhadap IHSG. Sebagai saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua, fluktuasi IHSG sangat dipengaruhi oleh kinerja saham BREN.

Berdasarkan data RTI Infokom, investor asing melakukan pembelian bersih saham senilai Rp1,9 triliun selama pekan lalu. Meskipun demikian, secara year to date, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp2,85 triliun di seluruh pasar.

Saham BREN menjadi yang paling banyak dijual oleh asing, dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp322,5 miliar. Broker JP Morgan Sekuritas, dengan kode BK, tercatat sebagai yang paling banyak melepas saham BREN dengan volume 23,6 juta saham.

Tommy mengatakan ketika BREN dalam mode profit taking, IHSG cenderung mengalami tekanan. “Ketika BREN dalam mode profit taking, IHSG akan sulit bergerak naik,” lanjut dia.

Dalam sepekan terakhir, kata Tommy, saham BREN mengalami technical rebound yang mendorongnya mencapai resisten di level Rp9.150. Setelah mencapai resisten, saham BREN turun karena aksi profit taking, dengan penurunan sebesar Rp300 (-3,31 persen).

Hal ini mendorong koreksi tipis sebesar 8,119 poin (-0,111 persen) pada IHSG. Meskipun demikian, IHSG masih bertahan di atas support pertama pada level 7.294 yang menunjukkan tren naik jangka pendek masih terjaga.

Tommy menjelaskan, keberhasilan IHSG bertahan di tren naik ini juga didukung oleh kenaikan saham penggerak lainnya seperti BBCA, GOTO, dan ARTO.

“Aksi borong oleh beberapa fund manager asing membuat saham GOTO naik 7,84 persen,” jelas Tommy.

Kenaikan saham-saham ini menurut Tommy juga menyeimbangkan IHSG sehingga penurunan tidak terlalu dalam. Dia mengatakan pasar saat ini minim sentimen. Pelaku pasar masih wait and see menunggu keputusan FOMC di akhir bulan. Tommy pun mengimbau pelaku pasar berhati-hati dan selektif dalam melakukan transaksi.

“Posisi IHSG di kisaran resisten kuat membuatnya sulit bergerak naik, pelaku pasar mudah diajak untuk melakukan aksi profit taking,” katanya.(pin/*)