KABARBURSA.COM - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) telah mengajukan permohonan tenggat waktu tambahan untuk menjawab pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang sedang dihadapi perusahaan.
Dalam gugatan perkara No.127/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst tertanggal 1 Mei 2024, BEI meminta penjelasan mengenai latar belakang PKPU yang diajukan oleh PT Sarana Steel Engineering dan PT Haida Agriculture Indonesia terhadap WMUU. Selain itu, BEI juga menanyakan nilai kewajiban yang menyebabkan WMUU digugat PKPU serta materialitasnya dari sisi perusahaan.
BEI juga meminta klarifikasi dari manajemen WMUU terkait perkembangan gugatan tersebut hingga saat ini, dampaknya terhadap kelangsungan bisnis dan operasional perusahaan, serta tindak lanjut dan upaya yang akan dilakukan WMUU dalam rangka menyelesaikan proses PKPU tersebut.
"Sehubungan dengan surat PT Bursa Efek Indonesia nomor S-07517/BEI.PP1/07-2024 perihal Permintaan Penjelasan Bursa, melalui surat ini kami menyampaikan bahwa kami membutuhkan waktu tambahan untuk mengumpulkan jawaban terkait. Dengan demikian, kami bermaksud mengajukan permohonan waktu keterlambatan penyampaian jawaban paling lambat dua hari kerja setelah tanggal surat ini dibuat," ujar Corporate Secretary WMUU, Wahyu Andi Susilo, dalam keterangan resminya.
PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) mencatat penjualan neto Rp54,80 miliar hingga periode 31 Maret 2024 turun dari penjualan neto Rp124,74 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Laporan keuangan perseroan menyebutkan, beban pokok penjualan turun menjadi Rp67,70 miliar dari Rp126,15 miliar dan rugi kotor naik menjadi Rp12,90 miliar dari rugi kotor Rp1,40 miliar.
Rugi usaha naik menjadi Rp22,71 miliar dari rugi usaha Rp10,99 miliar. Rugi sebelum pajak naik menjadi Rp36,91 miliar dari rugi sebelum pajak Rp26,04 miliar tahun sebelumnya.
Rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp36,84 miliar dari rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp26,04 miliar tahun sebelumnya. Rugi per saham dasar naik menjadi Rp2,85 dari Rp2,01 tahun sebelumnya.
Jumlah liabilitas mencapai Rp1,498 triliun hingga periode 31 Maret 2024 hampir sama dengan jumlah liabiitas Rp1,491 triliun hingga periode 31 Desember 2023. Jumlah aset tercatat Rp2,43 triliun hingga periode 31 Maret 2024 turun dari jumlah aset Rp2,46 triliun hingga periode 31 Desember 2023.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.