Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Diam-diam Saham Bank Digital Bangkit, ini Rekomendasinya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 July 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Diam-diam Saham Bank Digital Bangkit, ini Rekomendasinya

KABARBURSA.COM - Saham-saham bank digital telah menunjukkan penguatan selama sebulan terakhir. Lonjakan ini sejalan dengan tren ekspektasi penurunan suku bunga global, termasuk oleh Bank Indonesia (BI) pada pertengahan 2024.

Berdasarkan data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sebulan terakhir, saham Allo Bank Indonesia (BBHI) mengalami lonjakan signifikan sebesar 21,68 persen, dari harga Rp765 naik menjadi Rp895.

Kenaikan ini menunjukkan minat dan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek perusahaan. Pertumbuhan saham yang impresif ini juga mencerminkan optimisme pasar terhadap potensi ekspansi dan inovasi yang dilakukan oleh Allo Bank Indonesia dalam sektor perbankan digital.

Tidak mau kalah dengan Allo Bank, saham Bank Jago (ARTO) melesat 18 persen dari level Rp2.100 menjadi Rp2.350. Begitu juga dengan Bank Neo Commerce (BBYB) yang naik 12,50 persen, Bank Raya Indonesia (AGRO) surplus 10,09 persen, dan Bank Aladin Syariah (BANK) mengalami kenaikan minimalis sebesar 5,62 persen.

Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi mengatakan, saham bank digital mulai menunjukkan penguatan beberapa pekan terakhir, meski belum naik signifikan.

“Faktor utama penggerak saham bank digital berkat upaya bank menuju profitabilitas. Faktor lain concern suku bunga, dan likuiditas,” kata Leonardo, Selasa, 23 Juli 2024.

Suku bunga, menurut dia, masih menjadi tantangan perbankan saat ini, seperti bank-bank digital. Begitu juga dengan persaingan sesama bank digital dan bank konvensional. Dengan ekspektasi suku bunga cenderung turun diharap kinerja bank digital akan terus membaik ke depan.

Penguatan saham bank digital juga ditopang ekosistem yang bisa menjadi sentimen positif. Pada konteks ini, Bank Jago berada di barisan terdepan karena menjadi pionir bisnis model ini, dan tergabung dengan ekosistem GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).

“Oleh karena itu, Ketika saham GOTO mengalami penguatan, ARTO juga akan terdorong menguat. Begitu juga dengan BBHI dengan ekosistem Bukalapak (BUKA),” ulasnya.

Saham bank digital layak dicermati dan berhasil mencatat penguatan kinerja hingga kini, antara lain Bank Jago mencatat kenaikan kinerja, dan konsisten tumbuh secara berkualitas. Lalu, Bank Neo mulai membukukan laba.

Sementara itu, Tim riset BRI Danareksa Sekuritas dalam riset terakhirnya menempatkan saham Bank Jago sebagai satu dari delapan saham pilihan sepanjang kuartal III tahun ini. Saham bank digital itu, direkomendasikan beli dengan target harga Rp4.500.

Tujuh saham bank lainnya yaitu Bank Central Asia (BBCA) dengan rekomendasi beli pada target harga Rp11.000, Bank Mandiri (BMRI) dengan target harga Rp7.400, Bank Syariah Indonesia (BRIS) dengan target harga Rp2.700.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga merekomendasikan beli saham Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp1.700, Indosat (ISAT) target harga Rp13.300, Trimegah Bangun Persada (NICL) dengan target harga Rp1.300, dan Merdeka Battery Materials (MBMA) dengan target harga Rp700.

“Kami memperkirakan saham bank tetap menarik pada kuartal III tahun ini didukung potensi penguatan masih tetap pesat. Begitu juga dengan saham Bank Jago menjadi pilihan teratas untuk saham-saham bank digital,” tulisnya.

Pilihan utama delapan saham tersebut juga mempertimbangkan penurunan tekanan terhadap mata uang rupiah yang diharapkan berimbas terhadap likuiditas dana. Peningkatan likuiditas juga diperkirakan datang dari Bank Indonesia dengan pelonggaran sejumlah kebijakan.

Pemulihan ekonomi juga tercermin dari potensi peningkatan daya beli masyarakat pada semester kedua tahun ini. Kenaikan daya beli ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap peningkatan konsumsi.

Peningkatan daya beli masyarakat dapat mendorong aktivitas belanja, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan barang dan jasa di pasar. Dengan adanya peningkatan konsumsi, perusahaan-perusahaan dapat mengalami pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi, yang kemudian dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Upaya pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung perekonomian melalui berbagai kebijakan dan program juga diharapkan mampu memperkuat tren positif ini.

Daftar Bank Digital dengan Bunga Deposito di Atas 7 Persen

Setidaknya ada empat 4 bank digital di Indonesia yang memberikan bunga deposito di atas 7 persen per tahun.

Bunga bank menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan nasabah ketika henda menyimpan uang. Sebab semakin besar bunga yang diberikan bank, maka akan semakin banyak pula nilai tambah dari tabungan nasabah.

Sejauh ini, ada beberapa bank digital yang mampu memberikan bunga di atas 7 persen per tahun. Jelas ini lebih tinggi daripada apa yang ditetapkan Bank Indonesia (BI).

Sebagaimana diketahui, suku bunga deposito perbankan masih mencatatkan peningkatan seiring dengan keputusan BI menaikan suku bunga acuan ke level 6,25 persen pada April 2024 lalu.

Berikut adalah bank digital yang memberikan bunga deposito di atas 7 persen per tahun:

1. Bank Saqu

Bank Saqu menawarkan fitur Busposito. Fitur ini memungkinkan pembukaan deposito bersama, makin banyak yang ikut, maka tawaran bunga makin tinggi. Di sini, bunga simpanan bisa mencapai 7 persen.

2. Bank Neo Commerce

Bank Neo Commerce menawarkan bunga yang beragam. Misalnya saja deposito WOW 7 hari mendapatkan suku bunga 5,5 persen per tahun. Sementara WOW 1 bulan 6,5 persen per tahun, dan WOW 3 bulan 7 persen per tahun. Kemudian, suku bunga WOW 6 bulan mendapatkan imbal hasil 7,5 persen per tahun, serta WOW 12 bulan mencapai 8 persen per tahun.

3. Krom Bank

Krom Bank menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi untuk menarik lebih banyak nasabah. Suku bunga deposito ditawarkan hingga 8,75 persen per tahun.

4. Bank Amar

Bank Amar menawarkan bunga di atas 7,5 persen untuk tenor 18 bulan perseroan. (*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.