Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Putin Menuduh AS Penyebab Ketidak Stabilan di Timur Tengah

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 November 2023 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Putin Menuduh AS Penyebab Ketidak Stabilan di Timur Tengah

KABARBURSA.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya telah memanfaatkan konflik di Timur Tengah. Dalam rapat mengenai situasi di Dagestan pada hari Senin (30/10), Putin menyerukan semua pihak untuk mengidentifikasi penyebab sebenarnya di balik tragedi yang telah melanda masyarakat di Timur Tengah dan seluruh dunia.

Putin dengan tegas menunjukkan bahwa elit pemerintah Amerika Serikat adalah yang paling diuntungkan dari ketidakstabilan global.

"Kita harus dengan jelas melihat siapa yang bertanggung jawab atas tragedi yang merenggut nyawa ini, siapa yang mengoordinasikan kekacauan mematikan ini. Elit pemerintah Amerika Serikat beserta negara-negara sekutunya adalah yang paling mendapat manfaat dari ketidakstabilan global. Mereka telah meraih keuntungan besar," ujar Putin seperti yang dikutip oleh TASS.

Putin juga mengamati bahwa saat ini AS sedang mengalami penurunan pengaruhnya sebagai kekuatan global. Berdasarkan penilaian ini, AS mencoba mengganggu Rusia dan negara-negara saingannya dengan memicu konflik. "Amerika Serikat sebagai kekuatan global semakin merosot, kehilangan posisinya, dan semua orang dapat melihatnya, mengerti hal tersebut, terutama dengan melihat tren perekonomian global," tambah Putin.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dalam Forum Beijing Xiangshan, juga menegaskan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya tengah berupaya memperluas konflik di Ukraina ke wilayah Asia-Pasifik.

Shoigu mengungkapkan bahwa NATO mencoba menyembunyikan peningkatan kekuatan militernya di kawasan Asia-Pasifik di balik retorika dialog. Negara-negara NATO memacu perlombaan persenjataan di wilayah tersebut dengan meningkatkan kehadiran militer, frekuensi, dan skala latihan militer mereka di sana.

Ia juga mencatat bahwa munculnya blok keamanan baru seperti Quad dan AUKUS secara perlahan akan melemahkan peran Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan upaya ASEAN untuk mendorong nonproliferasi senjata nuklir.