KABARBURSA.COM - PT Volta Indonesia Semesta, anak perusahaan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang bergerak di bidang kendaraan listrik, telah meluncurkan dua varian motor listrik baru, yaitu Volta MandalaX dan Volta PatriotX, pada acara Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2024.
Volta MandalaX merupakan generasi terbaru dari seri Mandala, dengan kecepatan maksimal 75 km/jam dan jangkauan hingga 70 km per pengisian. Sementara itu, Volta PatriotX diklaim memiliki performa lebih tinggi dan daya tahan ekstra, namun dengan kecepatan dan jangkauan maksimal yang sama seperti MandalaX.
Okie Octavia Kurniawan, CEO Volta Group, menyatakan bahwa peluncuran kedua produk ini tidak hanya memperluas lini motor listrik terbaru Volta, tetapi juga menambah solusi mobilitas yang canggih dan ramah lingkungan.
“Kami yakin dengan kombinasi teknologi mutakhir dan kenyamanan maksimal, Volta akan terus menjadi pilihan utama dalam mendukung transisi menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan dan efisien di Indonesia,” jelas Kurniawan dalam keterangan resminya, dikutip Jumat, 19 Juli 2024.
Dalam peluncuran kedua produk ini, Volta bekerja sama dengan marketplace Blibli untuk pra-pemesanan Volta MandalaX dan Volta PatriotX. “Blibli sangat bangga selalu dipercaya sebagai platform pilihan oleh para mitra brand otomotif dalam meluncurkan produk terbarunya. Untuk ketiga kalinya, kami dipercaya oleh Volta,” ungkap Eddy Lukita, Head of Automotive Category Blibli.
Sementara, induk PT Volta Indonesia Semesta itu atau NFCX, emiten teknologi, menargetkan pertumbuhan kinerja double digit tahun ini. Group Head Corporate Finance NFCX, Stanley Tjiandra, menjelaskan bahwa target ini akan dicapai dengan beberapa strategi yang disebut "fly to quality."
Strategi tersebut melibatkan kolaborasi dengan perusahaan lain, fokus pada bisnis yang sudah ada, serta pengembangan bisnis hijau dan periklanan berbasis awan (digital cloud advertising). "Strategi kita tahun ini adalah kembali pada inti bisnis. Ada dua faktor pertumbuhan utama yang dijadikan andalan, yaitu energi bersih dan platform iklan digital berbasis cloud," papar Stanley.
Di segmen bisnis energi bersih, NFCX berencana fokus pada pengembangan desain baru untuk motor listrik Volta. Saat ini, hanya tersedia tiga desain, dan targetnya adalah memiliki total sembilan desain motor listrik pada akhir tahun 2024.
Sebagai informasi, NFCX mencatat kenaikan populasi motor listrik Volta hingga 92 persen year on year (yoy), dari 9.405 unit pada kuartal I tahun 2023, menjadi 18.079 unit pada kuartal I tahun 2024. Lalu, peningkatan penukaran baterai terjadi 6 persen yoy.
Tahun ini, NFCX juga akan memperluas distribusi motor listrik dan pusat pengisian baterai ke kota-kota besar lainnya seperti Surabaya dan Bali, selain Jakarta.
Selain itu, NFCX menargetkan untuk menambah 10.000 hingga 15.000 layar iklan per tahun. Hingga kuartal I 2024, NFCX telah memiliki 28.235 layar iklan. Di segmen member platform agregator produk digital, NFCX sudah memiliki 257.626 anggota.
Meskipun tidak disebutkan angka capex yang disiapkan tahun ini, NFCX menjelaskan bahwa dana capex akan digunakan untuk mendukung strategi bisnis yang direncanakan.
"Segala hal yang berhubungan dengan energi bersih, yakni Volta, akan terus kami inovasi dan luncurkan produk baru. Saat ini, kami memiliki tiga model, dan hingga akhir tahun nanti, kami berencana meluncurkan hingga total sembilan model baru. Kami juga akan ekspansi hingga 300 dealer," imbuhnya.
Pada kuartal I 2024, NFCX mencatat penurunan pendapatan sebesar 34,72 persen menjadi Rp1,88 triliun, dibandingkan Rp2,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga mengalami rugi bersih sebesar Rp38,43 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu masih mencatat laba bersih sebesar Rp3,02 miliar.
Kerugian ini disebabkan oleh investasi yang belum terealisasi senilai Rp73 miliar. "Secara sekilas, dari sisi laba bersih ada kerugian, karena nilai investasi yang belum terealisasi sebesar Rp73 miliar. Namun, jika dilihat dari laba kas, kita jauh lebih baik," kata Stanley.
Selanjutnya, pendapatan utama perusahaan masih berasal dari penjualan pulsa dan voucher. Namun, NFCX berupaya menjadi solusi terpadu dalam bidang hubungan digital dengan pelanggan.
Meskipun pendapatan dari agregator pulsa masih mendominasi sebesar 95 persen, NFCX berencana untuk mengurangi porsi pendapatan dari segmen ini menjadi 40 persen di masa mendatang, dengan sisanya berasal dari bisnis non-telekomunikasi.
Pendapatan dari segmen non-pulsa telah menunjukkan pertumbuhan dalam laba kotor, yang awalnya di bawah 10 persen sejak IPO, kini kontribusinya telah melebihi 60 persen.
Per kuartal I 2024, NFCX mencatat total aset sebesar Rp1,51 triliun, liabilitas sebesar Rp692,57 miliar, dan ekuitas sebesar Rp824,00 miliar. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.