KABARBURSA.COM - Emiten pertambangan Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mengumumkan pencapaian positif dalam produksi batu bara selama 2023, dengan total 77,8 juta ton, naik dari 71,9 juta ton pada 2022.
Peningkatan ini didorong oleh kontribusi BUMI bersama entitas anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, meski ekonomi global masih menghadapi tantangan.
“Kami berupaya mempertahankan kelangsungan usaha dan merencanakan langkah realistis ke depan untuk memperkuat kinerja operasional dan finansial,” ujar Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie, dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin 15 Juli 2024.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) akhir Juni lalu, BUMI mengungkapkan bahwa produksi batu bara 2023 meningkat dengan penyerapan terbesar di pasar domestik, disusul oleh ekspor ke Tiongkok dan India. Saat ini, BUMI adalah satu-satunya perusahaan batu bara nasional yang tidak terikat utang.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dinamika industri pertambangan, batu bara tetap menjadi komoditas ekspor utama Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan energi.
Meskipun menghadapi perubahan iklim drastis, kebijakan suku bunga tinggi, dan penurunan harga, produksi batu bara nasional 2023 mencapai 775,2 juta ton, melebihi target 694,5 juta ton.
Perjalanan BUMI sebagai pemain utama industri pertambangan yang memasuki tahun ke-51 pada 26 Juni lalu bukanlah hal yang singkat. Komitmen untuk mendukung ketahanan energi dan perekonomian negara terus diperkuat, dengan upaya memberikan manfaat bagi lingkungan.
Perseroan memastikan kegiatan usaha dikelola secara tepat sasaran, transparan, dan optimal, dengan menerapkan praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang terintegrasi dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG),” tegas Adika Bakrie.
BUMI menjalankan kegiatan usaha dalam koridor hukum yang berlaku, menghormati dan memenuhi hak pemangku kepentingan. Komitmen terhadap Domestic Market Obligation (DMO) merupakan bentuk pertanggungjawaban dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah.
BUMI juga terus melakukan efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, menyelaraskan strategi dan kinerja entitas anak usaha, serta menyempurnakan penggunaan digitalisasi hingga level operasional.
“Dengan fondasi bisnis dan infrastruktur keuangan yang semakin kuat, kami optimis BUMI dapat meraih pertumbuhan positif dan membanggakan di masa depan,” kata Adika Bakrie.
Capai Target Bisnis
Kinerja operasional PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan tren positif sepanjang kuartal pertama tahun ini, yang membuat perusahaan optimistis dalam mencapai target bisnisnya.
Dalam periode tersebut, BUMI berhasil mencatatkan produksi sebesar 19,5 juta ton, naik 21 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 16,1 juta ton. Produksi tersebut didominasi oleh kontribusi dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5,1 juta ton.
Dalam rencana distribusi, sebanyak 70 persen dari total produksi tersebut diarahkan untuk pasar ekspor, sedangkan 30 persen sisanya dialokasikan untuk pasar domestik. Hal ini mengartikan bahwa sekitar 13,64 juta ton batubara akan didistribusikan ke pasar internasional.
BUMI menetapkan target produksi batubara sebesar 80 juta ton untuk tahun ini, dengan mayoritas, yaitu 70 persen, ditujukan untuk pasar ekspor. Namun, capaian target ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti dinamika pasokan dan permintaan global, fluktuasi harga komoditas, biaya operasional, dan efisiensi modal kerja.
Salah satu faktor yang cukup signifikan adalah kelebihan pasokan global, yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam pasar ekspor.
Meskipun demikian, sektor ekspor batubara tetap menunjukkan perkembangan yang positif. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor batubara pada bulan April 2024 mencapai USD 2,61 miliar. Meskipun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor batubara tetap menjadi kontributor signifikan dalam penerimaan devisa negara, mencapai 14,27 persen dari total nilai ekspor.
Rencana Kuasi Reorganisasi
Bumi Resources Tbk. (BUMI) berencana untuk melakukan Rencana Kuasi Reorganisasi dengan menggunakan laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 31 Desember 2023.
Manajemen BUMI menyatakan bahwa rencana kuasi reorganisasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang posisi keuangan Perseroan.
Mereka juga memiliki keyakinan yang kuat bahwa ini akan membantu mempertahankan kelangsungan usaha dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 23 April 2024.
Lebih lanjut, Manajemen BUMI menjelaskan beberapa manfaat dari Rencana Kuasi Reorganisasi bagi Perseroan. Salah satunya adalah memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi keuangan Perseroan saat ini dan ke depannya. Dengan ini, Perseroan diharapkan dapat memulai kembali usahanya dengan posisi keuangan yang lebih baik, tanpa harus menghadapi defisit masa lampau.
Selain itu, rencana ini juga bertujuan untuk memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan menghilangkan akumulasi rugi (defisit) menggunakan saldo agio saham, yang merupakan selisih antara setoran modal dan nilai nominal saham.
Dengan tidak adanya defisit, Perseroan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham, seperti kemampuan untuk membagikan dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku, meningkatkan minat investor, dan memperoleh pendanaan lebih mudah untuk pengembangan usaha.
BUMI berencana untuk melaksanakan Rencana Kuasi Reorganisasi dengan menghilangkan akumulasi rugi (defisit) menggunakan saldo agio saham. Oleh karena itu, Perseroan akan melakukan restrukturisasi terhadap modalnya melalui Rencana Kuasi Reorganisasi ini.
“Dengan pelaksanaan Rencana Kuasi Reorganisasi, diharapkan Perseroan dapat memulai awal yang baru dengan menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa harus menghadapi defisit,” ujarnya.