Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BEI Catat Dana Pipeline Rp4,93 Triliun, Alami Penurunan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 July 2024 | Penulis: Yunia Rusmalina | Editor: Redaksi
BEI Catat Dana Pipeline Rp4,93 Triliun, Alami Penurunan?

KABARBURSA.COM - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa terdapat sebanyak 32 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI. Total dana yang terhimpun mencapai Rp4,93 triliun.

"Namun masih terdapat 21 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI," kata Nyoman, Senin, 15 Juli 2024.

Dua dari 21 perusahaan tersebut merupakan korporasi dengan aset di atas Rp250 miliar. Sementara 16 perusahaan lain memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sisanya, perusahaan-perusahaan skala kecil dengan aset-aset di bawah Rp50 miliar, merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017.

Sementara itu, perusahaan yang telah melantai di BEI alias mencatatkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) pada semester I 2024 setara dengan 31,65 persen dari jumlah emiten IPO sepanjang 2023. Tahun lalu, korporasi yang telah IPO adalah sebanyak 79 perusahaan.

Di sisi lain, jika dilihat dari nilainya, perusahaan yang telah melantai di bursa periode Januari-Juni 2024 mengumpulkan dana 7,9 persen dari total perolehan sepanjang tahun lalu. Sepanjang tahun lalu itu, BEI mencatat nilai IPO sebesar Rp54,14 triliun. Adapun rincian sektor pipeline IPO BEI per 12 Juli 2024:

• 1 Perusahaan dari sektor bahan dasar

• 2 Perusahaan dari sektor barang konsumen siklikal

• 7 Perusahaan dari sektor barang konsumen non-siklikal

• 2 Perusahaan dari sektor energi

• 2 Perusahaan dari sektor keuangan

• 2 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 2 Perusahaan dari sektor industri

• 0 Perusahaan dari sektor infrastruktur

• 0 Perusahaan dari sektor properti & real estate

• 2 Perusahaan dari sektor teknologi

• 1 Perusahaan dari sektor transportasi & logistik

Peluang IPO BUMN

Sementara itu, BEI mengatakan bahwa belum mencatat adanya perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) atau anak perusahaan BUMN yang melakukan penawaran umum perdana alias IPO hingga pertengahan tahun 2024.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan perkembangan terkait rencana perusahaan IPO. “Saat ini belum ada yang masuk dalam pipeline IPO,” kata Iman kepada awak media, Rabu, 10 Juli 2024.

Iman menyebutkan bahwa keputusan BUMN dan anak perusahaannya menunggu dan melihat perkembangan di bawah pemerintahan baru presiden terpilih Prabowo Subianto, mungkin menjadi faktor utama. Namun, BEI tetap optimis bahwa tahun depan akan melihat peningkatan aktivitas IPO dari BUMN dan entitas anaknya.

“Kita harapkan mungkin tahun depan ada BUMN maupun anak BUMN yang melantai di pasar modal,” tambah Iman.

Meskipun demikian, BEI telah mencatat sekitar 30 perusahaan lainnya yang sudah masuk dalam pipeline untuk melakukan IPO. Target BEI untuk mencapai 60 perusahaan IPO hingga akhir tahun ini masih menjadi harapan.

Di sisi lain, Kementerian BUMN telah memastikan tak ada perusahaan pelat merah yang menggelar IPO pada 2024. Jika benar terjadi, kondisi ini akan serupa dengan tahun politik 2019 yang nihil aksi pencatatan saham perdana dari BUMN.

Sejatinya, ada beberapa perusahaan yang telah ditargetkan melantai di pasar modal pada 2023, seperti PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pupuk Kalimantan Timur. Namun, rencana tersebut ditunda lantaran kondisi pasar yang dinilai kurang menarik.

Pipeline Obligasi

Hingga tanggal 12 Juli 2024 total obligasi yang telah diterbitkan sebanyak 89 emisi dari 58 penerbit EBUS dengan dana yang terhimpun sebanyak Rp74,9 triliun. Sampai dengan 12 Juli 2024 terdapat 16 emisi dari 10 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor sebagai berikut:

• 4 Perusahaan dari sektor bahan dasar

• 8 Perusahaan dari sektor barang konsumen siklikal

• 4 Perusahaan dari sektor barang konsumen non-siklikal

• 2 Perusahaan dari sektor energi

• 3 Perusahaan dari sektor keuangan

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 0 Perusahaan dari sektor industri

• 1 Perusahaan dari sektor infrastruktur

• 0 Perusahaan dari sektor properti & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor teknologi

• 1 Perusahaan dari sektor transportasi & logistik

Kemudian untuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue, per tanggal 12 Juli 2024 telah terdapat 12 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp32,57 Triliun. Serta masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:

• 1 Perusahaan dari sektor bahan dasar

• 8 Perusahaan dari sektor barang konsumen siklikal

• 4 Perusahaan dari sektor barang konsumen non-siklikal

• 4 Perusahaan dari sektor energi

• 5 Perusahaan dari sektor keuangan

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 0 Perusahaan dari sektor industri

• 1 Perusahaan dari sektor infrastruktur

• 0 Perusahaan dari sektor properti & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor teknologi

• 1 Perusahaan dari sektor transportasi & logistik

• 4 Perusahaan dari sektor bahan dasar

• 8 Perusahaan dari sektor barang konsumen (*)