Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Emiten Unggas Bakal Bertelur Cuan Lebih Banyak

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 July 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Emiten Unggas Bakal Bertelur Cuan Lebih Banyak

KABARBURSA.COM - Kenaikan harga ayam dan turunnya harga jagung menjadi katalis positif yang menguntungkan kinerja emiten di sektor perunggasan. Sejumlah analis memperkirakan prospek sektor ini akan tetap cerah hingga akhir tahun ini. Di antara emiten perunggasan yang diprediksi akan menelurkan cuan adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).

JPFA

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang memiliki kode saham JPFA ini berdiri pada 18 Januari 1971 dengan nama awal PT Java Pelletizing Factory, Ltd. Awalnya, perusahaan ini memproduksi produk pelet kopra secara komersial. Seiring waktu, JPFA berkembang pesat dan mengalihkan fokus bisnisnya ke sektor agribisnis, termasuk pembuatan pakan ternak, peternakan ayam, pengolahan unggas, dan budidaya perikanan.

JPFA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 1989 setelah mengakuisisi empat perusahaan pakan ternak, dan sejak 1990 berubah nama menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Pemegang saham utama JPFA adalah Japfa Ltd yang memiliki 55,43 persen saham, diikuti oleh masyarakat non-warkat sebesar 43,26 persen. Saham treasury dan masyarakat warkat masing-masing sebesar 0,84 persen dan 0,45 persen.

Kinerja Keuangan JPFA

Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan pendapatan year-to-date (YTD) atau dari awal 2024 hingga kini sebesar Rp13.925 miliar. Laba kotor yang diraih mencapai Rp2.474 miliar, dengan EBITDA yang mengesankan sebesar Rp4.465,85 miliar. Keuntungan bersih JPFA mencapai Rp665 miliar.

Dari segi profitabilitas, JPFA menunjukkan return on assets (ROA) sebesar 5,16 persen dan return on equity (ROE) sebesar 13,30 persen. Dengan margin laba kotor (gross profit margin) sebesar 17,77 persen, margin laba operasional (operating profit margin) sebesar 7,70 persen, dan margin laba bersih (net profit margin) sebesar 4,77 persen, JPFA berhasil mempertahankan profitabilitas yang kuat. Namun, perlu diingat bahwa debt to equity ratio (DER) JPFA cukup tinggi di angka 0,96, yang menunjukkan adanya risiko keuangan yang perlu diwaspadai.

CPIN

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan kode saham CPIN ini adalah perusahaan berbasis agribisnis yang bergerak di industri pakan ternak, pembibitan, dan budidaya ayam ras, serta industri pengolahan makanan. CPIN juga terlibat dalam pengawetan daging ayam dan sapi, menjual makanan ternak, serta produk olahan lainnya baik di dalam negeri maupun ekspor. Pabrik pakan ternak CPIN tersebar di Banten, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Jawa Tengah dengan produk andalannya seperti Fiesta Chicken Nugget.

Pemegang saham utama CPIN adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Group dengan kepemilikan 55,53 persen, diikuti oleh masyarakat non-warkat sebesar 34,14 persen. Saham lainnya dimiliki oleh UBS AG sebesar 5,98 persen dan masyarakat warkat sebesar 4,35 persen.

Keunggulan CPIN

Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mencatatkan pendapatan secara YTD yang lebih tinggi dibandingkan JPFA, yaitu sebesar Rp15.913 miliar. Meski begitu, laba kotor CPIN sedikit lebih rendah, yakni sebesar Rp2.126 miliar. Namun, CPIN unggul dalam hal EBITDA, yang mencapai Rp5.758,94 miliar. Keuntungan bersih CPIN juga cukup impresif, mencapai Rp711 miliar.

Dari segi profitabilitas, CPIN menunjukkan ROA sebesar 6,40 persen dan ROE sebesar 10,06 persen. Margin laba kotor CPIN tercatat sebesar 13,36 persen, dengan margin laba operasional sebesar 6,72 persen, dan margin laba bersih sebesar 4,47 persen. Yang menarik, DER CPIN hanya sebesar 0,40, menunjukkan manajemen utang yang lebih baik dibandingkan JPFA.

MAIN

PT Malindo Feedmill Tbk dengan kode saham MAIN ini bergerak di industri pakan ternak dan peternakan anak ayam. Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998. Induk perusahaan dari MAIN adalah Leong Hup International Sdn. Bhd., sebuah perusahaan yang didirikan di Malaysia. MAIN memiliki empat divisi utama yaitu divisi pakan ternak, divisi pembibitan ayam, divisi peternakan ayam pedaging, dan divisi makanan olahan yang dijalankan oleh masing-masing anak perusahaan. Produk olahan makanan unggulan dari MAIN termasuk merek dagang SunnyGold dan Ciki Wiki.

Pemegang saham utama MAIN adalah Dragon Amity Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 57,27 prrsen, diikuti oleh masyarakat non-warkat sebesar 41,86 persen. Leong Hup Singapore (UOB Kay Hian Pte Ltd) memiliki 0,53 persen saham. Struktur kepemilikan yang kuat ini didukung oleh tim direksi dan komisaris berpengalaman seperti Lau Joo Hwa, Rudy Hartono, dan Tan Lai Kai.

Potensi MAIN

Malindo Feedmill Tbk (MAIN) meski skalanya lebih kecil, tetap menunjukkan performa yang menarik. Pendapatan MAIN secara YTD tercatat sebesar Rp3.247 miliar dengan laba kotor sebesar Rp386 miliar. EBITDA MAIN mencapai Rp853,14 miliar, dengan laba bersih sebesar Rp88 miliar.

Dari segi profitabilitas, MAIN menunjukkan ROA sebesar 5,68 persen dan ROE yang mengesankan sebesar 14,52 persen. Margin laba kotor MAIN tercatat sebesar 11,87 persen, dengan margin laba operasional sebesar 4,45 perseb, dan margin laba bersih sebesar 2,70 persen. DER MAIN berada di angka 0,85, yang meskipun lebih tinggi dari CPIN, namun masih lebih rendah dibandingkan JPFA.

Prospek Cerah Sektor Perunggasan

Melihat data di atas, JPFA menunjukkan pendapatan besar dengan laba kotor yang lumayan tinggi, disusul oleh CPIN dengan performa EBITDA yang kuat dan DER yang rendah. MAIN juga tampil oke meski skalanya lebih kecil, dengan margin laba yang cukup bersaing.

Kenaikan harga ayam dan penurunan harga jagung jelas memberikan angin segar buat sektor ini, sehingga berpotensi bertelur lebih banyak cuan hingga akhir 2024.(pin/nil)