Syamsul Anwar, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyatakan kekagumannya terhadap kecanggihan teknologi perusahaan Shenzhen dan China secara keseluruhan, terutama setelah mencoba mengendarai mobil listrik BYD.
Dalam kunjungan ke kantor pusat BYD Company di Shenzhen, delegasi Muhammadiyah mengamati model unggulan perusahaan tersebut, Yuanwang U8, yang menunjukkan kemampuan parkir otomatis, sistem U-turn, dan akselerasi dari 0 hingga 100 kilometer/jam dalam 3,6 detik. Syamsul Anwar memuji kendaraan listrik China dan menyatakan kesan mendalam terhadap teknologi yang ditawarkan.
BYD telah memasuki pasar Indonesia untuk kendaraan penumpang energi baru pada Januari tahun ini dan baru-baru ini mengirim batch pertama 1.000 unit kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) ke Indonesia.
Dalam kunjungan mereka, delegasi Muhammadiyah mempelajari proses pengembangan dan berbagai inovasi teknologi BYD, serta melakukan uji berkendara (test drive) dengan Yuanwang U8.
Syamsul Anwar menekankan bahwa China kini telah menjadi negara kuat dengan kemampuan teknologi tinggi dan kapasitas investasi.
Ia menyatakan bahwa China dan Indonesia dapat memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan di bidang teknologi tinggi dan investasi untuk mencapai pembangunan dan kesejahteraan bersama.
Selama kunjungan ke Hytera, delegasi Muhammadiyah mengamati secara rinci berbagai produk dan teknologi perusahaan tersebut.
Mereka melihat beragam produk yang dipamerkan, seperti stasiun pangkalan yang ditingkatkan, terminal di dalam kendaraan (in-vehicle), dan alat perekam penegakan hukum, serta menanyakan tentang parameter terkait dan skenario penerapan produk-produk tersebut.
Hasil Produktif
Salah satu organisasi keagamaan Islam terbesar di InDeledonesia, Muhammadiyah, menyatakan kesiapannya untuk menerima izin pengelolaan tambang dari pemerintah guna mendanai amal usaha miliknya. Pengamat Kebijakan Publik Muhammadiyah Ihsan Tanjung, menegaskan bahwa meskipun belum ada tawaran resmi, Muhammadiyah siap mempertimbangkan izin tersebut demi kemaslahatan umat.
“Jadi artinya, kalau memang ada dana masuk bukan dari minta-minta sumbangan, tapi adalah hasil produktif dan mungkin akan digunakan untuk kemaslahatan muhammadiyah,” kata Ihsan.
Dia pun merinci, dana yang diperoleh dari izin tambang tersebut akan dialokasikan membiayai operasional amal usaha seperti sekolah, rumah sakit, dan universitas. “Kita punya 173 perguruan tingga 1.900 sekolah, rumah sakit punya 300-an, itu semua butuh biaya,” ujar dia.
Selain sekolah dan rumah sakit, Muhammadiyah juga memiliki unit usaha lain yang bisa mendapatkan manfaat dari dana tambang, seperti bank syariah dan ekonomi kecil di daerah-daerah. “Muhammadiyah punya sekitar 300 bank BPRS di daerah-daerah. Saya pikir, dalam bisnis daerah itu punya potensi tinggal dikembangkan,” jelas Ihsan.
lebih lanjut dia mengatakan, semua aset yang dimiliki oleh muhammadiyah merupakan milik organisasi, bukan milik perseorangan atau pribadi. Berbeda dengan lembaga lain di mana aset dimiliki oleh pendiri, sedangkan di Muhammadiyah yang mana semua amal usahanya mengatasnamakan organisasi. Jadi apapun yang masuk ke Muhammadiyah pasti akan digunakan untuk organisasi.
“Kalo ada dana segar masuk, fresh money, akan digunakan untuk kemaslahatan umat ya, amal usaha, sekolah, rumah sakit semua untuk itu ya,” lanjutnya.
Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah yang dirilis pada ulang tahun Muhammadiyah yang ke-111 atau per tanggal 18 November 2023, organisasi persyarikatan ini tercatat telah tersebar di 35 provinsi di Indonesia dan bahkan memiliki cabang di 30 negara.
Amal usaha (AUM) yang dimiliki Muhammadiyah antara lain 172 perguruan tinggi (terdiri dari 83 universitas, 53 sekolah tinggi, 36 bentuk lainnya), 122 (plus 20 RS dalam proses pembangunan), 231 klinik, 5345 sekolah/madrasah, 440 pesantren, 1.012 Aumsos (panti asuhan, dll), 20.465 aset wakaf, dan sedikitnya lahan seluas 214.742.677 m2.
termasuk aset yang dimiliki oleh gerakan perempuan muhammadiyah, yakni ‘Aisyiyah dengan memiliki 20.000 lebih TK/PAUD, dan tiga universitas.
Bila ditaksir, seluruh aset Muhammadiyah kini bisa mencapai dikisaran Rp400 triliun. Itu belum lagi ditambah kekayaan kas yang dimiliki amal usaha yang tersimpan di bank yang jumlahnya bisa melebihi Rp1000 triliun.
PBNU Jadi yang Pertama
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menjadi organisasi pertama yang mengajukan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) kepada pemerintah Indonesia. Permintaan ini dilakukan setelah PBNU mendapatkan kebijakan dukungan dari Presiden Joko Widodo untuk terlibat dalam pengelolaan tambang.