KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada penutupan Sesi I Kamis 11 Juli 2024, IHSG akhirnya menutup sesi di zona hijau dengan peningkatan 28,98 poin atau menguat 0,4 persen ke posisi 7.316,02.
Pergerakan IHSG Sepanjang perdagangan Sesi I, IHSG bergerak fluktuatif sejak awal pembukaan. Indeks ini sempat berada di zona hijau dan merah secara cepat, dipengaruhi oleh isu rasio utang RI yang kembali muncul hingga 50 persen dari Produk Domestik Bruto di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 7.274,06 hingga 7.328,26.
Data Perdagangan Data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan nilai perdagangan mencapai Rp4,65 triliun dari 9,89 miliar saham yang ditransaksikan, dengan frekuensi jual–beli mencapai 660 ribu kali.
Sebanyak 258 saham menguat, 244 saham melemah, dan 278 saham stagnan. Sementara itu, rupiah menguat 0,24 persen ke posisi Rp16.202/US$ pada pukul 12.05 WIB.
Sektoral Penggerak IHSG Sektor saham transportasi dan infrastruktur menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan masing-masing 2,26 persen dan 1,42 persen, disusul oleh saham konsumen primer yang naik 0,61 persen. Saham-saham properti juga mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen.
Saham Penggerak Beberapa saham transportasi yang mendukung kenaikan IHSG antara lain PT Temas Tbk (TMAS) yang meroket 6,96 persen, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menguat 5,49 persen, dan PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) yang menghijau 4,91 persen. Sementara itu, saham infrastruktur seperti PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) melonjak 21,1 persen, PT Indosat Tbk (ISAT) naik 4,55 persen, dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menguat 3,98 persen.
Laju Positif IHSG Mengikuti laju positif IHSG, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berhasil melesat 3,91 persen, serta saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang menguat 2,348 persen.
Kinerja Bursa Asia Bursa Asia juga menunjukkan penguatan. Indeks Hang Seng Hong Kong terbang 1,67 persen, indeks Nikkei 225 melonjak 1,16 persen, indeks Shanghai melesat 0,88 persen, indeks Kospi menghijau 0,53 persen, dan indeks Strait Times Singapura menguat 0,48 persen.
Tim Prabowo Sebut Rasio Utang RI Bisa 50 persen Terhadap PDB Presiden Terpilih Prabowo Subianto berencana meningkatkan rasio utang hingga 50 persen terhadap PDB untuk mendanai program yang sesuai dengan visi dan misinya dalam kampanye saat Pemilu kemarin.
Pernyataan Hashim Djojohadikusumo Hashim Djojohadikusumo, Penasihat Utama dan saudara laki-laki Prabowo, menyatakan bahwa peningkatan utang negara bisa dilakukan asalkan pemerintah dapat meningkatkan pendapatan pajak.
Menurut Hashim, negara dapat mempertahankan peringkat layak investasi meskipun rasio utang terhadap PDB naik menjadi 50 persen, dari level saat ini di angka 39 persen, dengan syarat pemerintah meningkatkan pendapatan pajak.
Hashim mengungkapkan kepada Financial Times di London, “Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang. Saya sudah berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50 persen adalah tindakan yang bijaksana.” Namun, Bank Dunia tidak menanggapi permintaan komentar terkait pernyataan tersebut.
Batasan Rasio Utang Berdasarkan aturan, rasio utang terhadap PDB maksimal tak bisa melebihi 60 persen. Hashim menegaskan bahwa mereka tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan, merujuk pada penerimaan pajak, cukai, royalti dari pertambangan, dan Bea Masuk.
Perubahan Kebijakan Fiskal Rencana pinjaman yang diajukan oleh pemerintahan Prabowo menandai perubahan besar dari sikap fiskal konservatif Presiden Joko Widodo, yang telah mengubah Indonesia menjadi negara dengan komoditas yang kuat.
Belanja terbesar Prabowo adalah program makan siang bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil, yang diperkirakan oleh para pembantunya akan menelan biaya sebesar US$28 miliar.