KABARBURSA.COM - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memiliki obligasi jatuh tempo Rp200 miliar pada 15 Oktober 2024 mendatang. Obligasi dengan rating idA+ itu merupakan surat utang Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Seri B Tahun 2019.
Perusahaan berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo menggunakan dana hasil penerbitan obligasi pada Juni 2024. Selain itu, perseroan juga memiliki saldo kas sebesar Rp3,4 triliun per 31 Maret 2024, dan proyeksi EBITDA sebesar Rp2,7 triliun.
Summarecon bergerak dalam bisnis properti dan dibagi menjadi tiga divisi yaitu pengembangan properti, properti investasi, dan rekreasi dan perhotelan. Proyek properti utama berada di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, Bogor, dan Crown Gading.
Per 31 Maret 2024, pemegang saham Summarecon Agung antara lain Semarop Agung 33,83 persen, Harto Djojo Nagaria 0,13 persen, Liliawati Rahardjo 1,77 persen, dan lain-lain termasuk publik 64,27 persen.
Lebih lanjut, emiten pengembang properti ini menorehkan kinerja apik sepanjang 2023. SMRA mencatat, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 22,48 persen secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang 2023 menjadi senilai Rp765,96 miliar. Sementara laba per saham juga ikut naik jadi Rp46,4 dari semula Rp37,88.
Laba tersebut berasal dari pendapatan yang sebesar Rp6,65 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 16,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
SMRA juga mencatatkan kenaikan pendapatan di tahun lalu. SMRA membukukan pendapatan sebesar Rp6,65 triliun tahun lalu, naik 16,42 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp5,71 triliun.
Capaian pendapatan SMRA ditopang oleh segmen pengembang properti yang mencapai Rp4,04 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yakni Rp3,52 triliun. Sementara segmen properti investasi menyumbang Rp1,73 triliun, sementara lain-lain sebesar Rp876,13 miliar.
Pada segmen pengembangan properti, penjualan rumah dari pihak ketiga menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun 2023, yaitu Rp3,06 triliun. Torehan ini naik 75,3 persen secara tahunan.
Pada segmen properti investasi, aset mall dan retail menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun lalu. Aset mall dan retail dari pihak-pihak berelasi sebesar Rp50,99 miliar dan dari pihak ketiga sebesar Rp1,57 triliun.
Pada segmen lain-lain, aset hotel dari pihak ketiga menyumbang paling besar ke pendapatan Perseroan di tahun lalu, yaitu Rp415,42 miliar. Raihan ini naik 41,6 persen secara tahunan.
Seiring pendapatan yang naik, maka beban pokok penjualan SMRA juga ikut meningkat 21,31 persen yoy menjadi Rp3,29 triliun pada 2023. Dengan begitu, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp3,35 triliun atau tumbuh sebesar 11,99 persen dibandingkan dengan 2022.
Adapun total aset sebesar Rp31,16 triliun atau meningkat sebesar 9,62 persen secara tahunan. Liabilitas tumbuh 13,08 persen yoy menjadi Rp18,86 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp12,3 triliun atau meningkat 4,71 persen secara tahunan.
Sementara itu pada kuartal I 2024, SMRA mencatatkan pendapatan neto Rp2,13 triliun. Pendapatan SMRA tersebut meningkat 42,30 persen secara tahunan alias year on year dari sebelumnya Rp1,49 triliun.
Lebih lanjut Summarecon Agung mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba di tiga bulan pertama tahun 2024.
Jika dirinci, segmen pengembangan properti menyumbang kontribusi mayoritas sebesar Rp1,44 triliun. Disusul segmen properti investasi Rp479,83 miliar dan lain-lain Rp212,30 miliar.
Beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat Rp 1,03 triliun di kuartal I 2024, turun dari Rp 725,86 miliar di periode sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor sebesar Rp 1,09 triliun di akhir Maret 2024, naik 42,2 persen yoy dari Rp 773,47 miliar.
Summarecon Agung pun mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 441,39 miliar di kuartal I 2024. Laba SMRA ini melonjak 62,40 persen dari Rp 283,87 miliar di kuartal I 2023.
Total aset SMRA sebesar Rp 31,83 triliun di akhir Maret 2024, naik tipis dari Rp 31,16 triliun di periode sama tahun lalu. SMRA memiliki total liabilitas Rp 19,10 triliun di kuartal I 2024, naik dari Rp 18,86 triliun di periode sama tahun lalu.
Sementara, total ekuitas sebesar Rp 12,72 triliun, naik dari Rp 12,30 triliun di kuartal I 2023. Per 31 Maret 2024, kas dan setara kas akhir periode SMRA sebesar Rp 3,38 triliun. Ini naik tipis dari Rp 3,26 triliun per 31 Maret 2023.
Sementara itu PT Summarecon Agung Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai ke pemegang saham dengan total Rp148,57 miliar seatar Rp9 per saham.
Sekretaris Perusahaan SMRA, Jemmy Kusnadi mengatakan, nilai pembayaran dividen tersebut setara dengan 14,3 persen dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp1,036 triliun.
"RUPST menyetujui untuk menyisihkan Rp10,36 miliar dari laba bersih tahun 2023 pada pos cadangan wajib. Sedangkan sisa dari laba bersih 2023 sebesar Rp877,74 miliar akan ditempatkan sebagai saldo laba," jelas Jemmy Kusnadi pada paparan publik usai RUPST secara virtual.
RUPST juga menyetujui penjaminan 50 persen dari kekayaan bersih perseroan guna mendapatkan pendanaan dari bank, lembaga keuangan dan masyarakat melalui pelepas efek baru dan mengalihkan aset perseroan berupa aset Mall Kelapa Gading kepada anak usaha perseroan lainnya yakni PT Summarecon Invesment. (*)