Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Laba Naik 91 Persen, GGRM malah Absen Bagi Dividen, Kenapa?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 July 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Laba Naik 91 Persen, GGRM malah Absen Bagi Dividen, Kenapa?

KABARBURSA.COM - PT Gudang Garam Tbk atau GGRM melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), memutuskan untuk tidak menyalurkan dividen tahun buku 2023. Keputusan ini diambil ketika laba bersih GGRM naik 91,55 persen mencapai Rp32 triliun periode tersebut.

Dalam pengumuman hasil RUPST, manajemen GGRM menyebut bahwa seluruh perolehan laba tersebut akan ditahan sebagai saldo laba ditahan guna menambah modal kerja. "Laba perseroan untuk tahun buku 2023 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham," tulis manajemen.

Meski laba melesat, total pendapatan GGRM sejatinya mengalami penurunan sebesar 4,60 persen menjadi Rp118,9 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp124,6 triliun. Turunnya pendapatan itu disebabkan oleh segmen pendapatan dari penjualan sigaret kretek mesin yang juga susut 15,9 persen menjadi Rp96,02 triliun dari sebelumnya, Rp123,1 triliun.

Lebih lanjut, keputusan GGRM untuk tidak membagikan dividen merupakan strategi yang diambil untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Dengan menahan seluruh laba sebagai saldo laba ditahan, GGRM berharap dapat memperkuat posisi keuangannya dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan.

Meskipun keputusan ini mungkin mengecewakan para pemegang saham yang mengharapkan dividen, namun langkah ini diambil demi kebaikan jangka panjang perusahaan. Sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, GGRM memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan bisnisnya.

Kinerja Kuartal Pertama

Kinerja GGRM melemah pada kuartal I-2024. Laba bersih GGRM tercatat Rp 595,5 miliar, turun 69 persen dari Rp1,96 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Penurunan ini sejalan dengan penjualan dan pendapatan usaha GGRM yang juga menurun 11,7 persen menjadi Rp26,2 triliun. Beban pokok berkurang menjadi Rp23,4 triliun dari Rp25,3 triliun tahun lalu, sehingga laba bruto turun 37,2 persen menjadi Rp2,7 triliun.

Laba usaha dan laba sebelum pajak masing-masing turun menjadi Rp981,9 miliar dan Rp791,24 miliar. Total aset GGRM naik sedikit 0,8 persen menjadi Rp93,2 triliun, sedangkan liabilitas meningkat 0,9 persen menjadi Rp31,8 triliun. Ekuitas juga naik menjadi Rp61,4 triliun.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengungkapkan kinerja penjualan GGRM masih di bawah ekspektasi, terutama pada segmen SKM. Hal ini mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat, ditambah dengan potensi kenaikan cukai yang bisa membuat harga rokok semakin mahal.

Meskipun GGRM mengalami penurunan, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menyebutkan GGRM tetap memiliki prospek baik karena ekspansi bisnis ke bidang infrastruktur seperti pembangunan bandara dan jalan tol, yang akan meningkatkan keberlanjutan dan kepercayaan investor.

Riwayat Dividen GGRM

GGRM membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp5,32 triliun pada 2023. Angka laba bersih itu meningkat 91,5 persen dari Rp2,77 triliun pada 2022.

Sementara itu, terkait dividen, jumlah pembayaran dividen diputuskan dalam rapat umum pemegang saham. Dari tahun ke tahun, sebut manajemen di situs web perseroan, kebijakan GGRM dalam pembagian dividen adalah sebesar 20 persen hingga 40 persen dari laba bersih perseroan.

Menurut manajemen, semua usulan terkait pembagian dividen diajukan kepada pemegang saham dengan memperhatikan kondisi arus kas, belanja modal atau kebutuhan pendanaan lainnya, rasio utang terhadap ekuitas dan ketersediaan fasilitas serta biaya kredit perbankan.

Namun untuk tahun buku 2022, GGRM membayarkan dividen Rp2,3 triliun atau Rp1.200/saham. Total dividen tersebut sekitar 83 persen dari laba bersih perseroan. Sedangkan tahun buku 2021, GGRM membagikan dividen Rp4,32 triliun atau Rp 2.250/saham. Dividen payout ratio saat itu mencapai 77 persen.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan GGRM, Heru Budiman pada November 2023 menjelaskan, di tahun 2022, GGRM membagikan sejumlah Rp4,3 triliun atau rasionya 77 persen. “Jadi rasionya meningkat,” sebut Heru Budiman.

Kemudian di 2023 GGRM bagikan Rp2,3 triliun dengan payout ratio 83 persen. “Dari sini bisa dilihat bahwa kalau keuangan itu mengizinkan, Gudang Garam tentunya juga akan tetap membayar dividen,” pungkasnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Rut Yesika Simak dalam risetnya yang diberitakan pada Oktober 2023 sempat menyebutkan bahwa pihaknya mengantisipasi bahwa seiring dengan terus membaiknya kinerja operasional perusahaan, GGRM akan terus menerapkan praktik pembagian dividen dalam waktu dekat. “Kami memproyeksikan dividen sebesar Rp5 triliun pada 2024, yang dapat menghasilkan perkiraan yield dividen sekitar 10 persen,” sebutnya. (*)