KABARBURSA.COM - Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) melalui Departemen Sumber Daya Insani mengajarkan para santri membangun kemandirian lewat investasi.
Tujuan dari acara ini adalah memberikan pemahaman dan mengajak para santri tentang pentingnya investasi dan banyaknya manfaat dari investasi, terutama untuk kemandirian para santri, kata Agus Jui Purmawan, mewakili Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hebitren, saat acara Santri Ngaji Investasi dengan tema Membangun Kesadaran Investasi Santri, Menuju Pribadi Mandiri dan Berdikari, sebagaimana disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Wawan Fakhrudin menyoroti potensi inovasi dan investasi dari kalangan santri.
Namun, dia menyebut santri perlu mempelajari lebih dalam mengenai kedua hal tersebut, terutama tentang mitigasi risiko agar bisa bersikap cermat, teliti, dan hati-hati.
Data pada 2022, ada 4.717 laporan dan pada 2023 ada 2.774 tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait investasi bodong dan judi online. Maka penting acara ngaji ini agar membuka cakrawala kita untuk tidak salah dalam mengambil tindakan, tutur Wawan.
Sementara itu, Deputi Kepala SDI DPP Hebitren Robert E Sudarwan menyinggung tentang Dana Abadi Pesantren.
Menurutnya, pesantren dapat menginvestasikan dana dalam portofolio yang terdiversifikasi, termasuk saham, obligasi, properti, dan aset produktif lain untuk mengurangi risiko.
Dengan begitu, instrumen dana abadi yang diatur pada Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren (Perpres 82/2021) bisa menjadi stimulus pesantren untuk mandiri, bukan sebagai tujuan utama.
Dana abadi bekerja dengan prinsip utama untuk mempertahankan pokok dana (pokok wakaf atau sumbangan) agar tetap utuh dan tidak berkurang dari waktu ke waktu, sementara pendapatan atau hasil investasi dari dana tersebut digunakan untuk mendukung tujuan atau kegiatan yang telah ditetapkan, ujar dia.
Pendaftaran peserta Program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren Tahun Anggaran 2024 telah dibuka sejak Jumat, 23 Februari 2024 oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam.
Menurut informasi yang dilansir melalui laman Kemenag.go.id, sasaran Program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren tahun 2024 ini adalah pesantren yang belum pernah menerima bantuan serupa sebelumnya. Selain bantuan finansial, pesantren penerima juga akan mendapatkan pendampingan yang memadai.
Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Gofur, menjelaskan bahwa pengajuan untuk Program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren akan berlangsung hingga 8 Maret 2024.
Pondok Pesantren dapat mendaftar sebagai pengusul dengan mengunggah dokumen proposal melalui aplikasi Superapss PUSAKA (yang bisa diunduh melalui appstore atau playstore atau langsung dari laman https://pusaka.kemenag.go.id/) dan/atau melalui website aplikasi bantuan SIMBA Pdpontren di https://simba.kemenag.go.id/. Pengajuan bantuan dilakukan dalam bentuk berkas digital (soft copy).
“Pesantren yang berminat diharapkan untuk mempersiapkan dan mengajukan proposal sesuai dengan Petunjuk Teknis Bantuan yang dapat diunduh melalui laman https://simba.kemenag.go.id/,” jelas Waryono.
Kepala Subdit Pendidikan Pesantren, Basnang Said, menambahkan bahwa untuk mengajukan proposal bantuan Inkubasi Bisnis, pesantren harus mempersiapkan semua persyaratan yang diperlukan, terutama profil bisnis yang sedang atau akan dijalankan. Profil pesantren dan profil bisnis yang diajukan akan menjadi variabel penting dalam menentukan kelulusan pengajuan bantuan.
Basnang Said juga mengungkapkan bahwa selain meluncurkan pembukaan bantuan, Rakor (Rapat Koordinasi) digelar untuk mematangkan skema pendidikan dan pelatihan yang harus diikuti oleh calon penerima manfaat bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren. Hal ini bertujuan agar output program bantuan ini dapat tercapai secara maksimal.
Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren merupakan bagian dari program Kemandirian Pesantren yang dicanangkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sejak tahun 2021. Program ini telah dirancang dalam sebuah konsep besar yang dikenal dengan sebutan Peta Jalan Kemandirian Pesantren.
Di tahun 2024, program ini mengusung semangat “Tahun Kemandirian Pesantren Berkelanjutan”, dengan target mewujudkan replikasi model kemandirian pada ribuan pesantren yang menjalankan unit usaha secara mandiri serta membangun jejaring bisnis, baik antar pesantren maupun dengan pihak lain.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa para santri memiliki peluang bisnis dalam ekonomi kreatif di sektor umrah dan haji.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam wisata halal dunia. Sektor ekonomi kreatif umrah dan haji di Indonesia telah menghasilkan pendapatan sekitar Rp65 triliun dalam setahun terakhir.
Sandiaga menjelaskan bahwa para santri harus memiliki kemampuan untuk menciptakan produk berkualitas dan menjualnya dalam bentuk konten digital untuk meningkatkan pendapatan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sandiaga saat memberikan materi pembekalan kepada para santri digitalpreneur di Pondok Pesantren Hidayatullah di Balikpapan.
Indonesia memiliki sekitar 38 ribu pesantren dengan sekitar lima juta santri, dan mereka merupakan prioritas untuk menjadi digitalpreneur, terutama dalam sektor ekonomi kreatif umrah dan haji.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.