Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Turut Serta Entaskan Stunting, Begini Langkah Inisiatif KKP

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 30 June 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Turut Serta Entaskan Stunting, Begini Langkah Inisiatif KKP

KABARBURSA.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turut mendorong percepatan prevalensi stunting dengan kolaborasi bersama sentra kesehatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) melalui pemberian biskuit Hidrolisat Protein Ikan (HPI).

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menuturkan, menjadi salah satu kewajiban pihaknya untuk mendukung target pemerintah dalam mengentaskan stunting. Salah satunya, kata dia, berkolaborasi dengan posyandu.

Untuk itu, kata Budi, KKP beberapa waktu lalu tergabung dalam tim pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting pada Posyandu di Kabupaten Batang dan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah.

“Kami memberikan edukasi manfaat makan ikan dan pemberian biskuit Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dalam kegiatan tersebut. Jadi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) tidak hanya berarti makan dalan bentuk ikan saja, tetapi juga dapat melalui HPI yang dicampur ke jajanan sehari-hari," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 30 Juni 2024.

Budi menuturkan, pengukuran dan intervensi serentak merupakan gerakan bersama guna mengingatkan kembali posisi Posyandu sebagai pusat ruang pencegahan stunting sejak dini di masyarakat. Karenanya, gerakan ini terdiri dari berbagai rangkaian seperti pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, dan edukasi yang menyasar ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan.

"Kita berharap para pasangan yang baru menikah juga kenal dengan HPI yang bisa bikin jajanan bergizi," tuturnya.

Tak hanya itu, gerakan ini juga dilanjutkan dengan intervensi bersama terhadap sasaran yang mengalami masalah gizi dan telah diverifikasi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.

Melalui gerakan bersama ini, masyarakat akan mendapatkan berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan posyandu untuk ibu hamil dan balita, pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin, pencatatan di Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil), serta bimbingan dan pendampingan perkawinan bagi calon pengantin.

Adapun tujuan dari gerakan ini untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, balita, dan calon pengantin melalui pelayanan yang terintegrasi dan tercatat dengan baik. "Aksi bersama ini bertujuan meningkatkan kunjungan masyarakat ke Posyandu untuk mendeteksi dini masalah gizi," pungkas Budi.

Sebagai informasi, KKP ikut terlibat dalam kegiatan ini pada tanggal 21 Juni 2024, di Posyandu Melati, Desa Sembung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono berkomitmen terus mendorong masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama melalui kegiatan Gemarikan.

Menurutnya, ikan merupakan sumber protein yang paling mudah diserap oleh tubuh sehingga pertumbuhan menjadi lebih optimal, ikan memiliki Omega 3 yang tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah didapat serta lebih terjangkau harganya.

“Kegiatan pemberian bantuan ikan dalam rangka peningkatan asupan protein bagi para santri dan meningkatkan minat santri maupun masyarakat untuk semakin suka makan ikan, semakin sehat, kuat, dan cerdas," kata Trenggono dalam siaran tertulisnya, Minggu, 31 Maret 2024.

Trenggono menjelaskan, anak-anak harus mulai dibiasakan makan ikan untuk memujudkan generasi emas pada masa mendatang. Dia berharap dengan adanya peningkatan konsumsi ikan sejak kecil, tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang kurang gizi dan menderita stunting.

Sedikitnya ada 15 ton ikan dan 3.000 ikan kaleng yang djbagikan KKP di tiga pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menengok Potensi Cuan Perikanan

Sebelumnya, KKP mencatat peluang investasi di komoditas perikanan, khususnya tuna sebesar Rp1,69 triliun. Adapun peluang itu lahir dari gelaran Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

ITIBF 2024 sendiri diikuti 300 peserta dari Unit Pengolahan Ikan, perusahaan penangkapan ikan, perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah. Di samping itu, kegiatan ini juga turut diikuti industri supporting logistik dan cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran, lembaga sertifikasi terkait tuna, hingga mitra international PT Indonesia Evergreen Agriculture.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menyebut gelaran ITIBF 2024 mencatat potensi investasi tiga kali lipat lebih tinggi dari yang telah ditargetkan KKP.

"Alhamdulillah, di ITIBF tercatat potensi investasi hingga tiga kali lipat dari yang kami targetkan. Angkanya mencapai Rp1,69 Ttriliun" ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 29 Juni 2024.

Budi menuturkan, peluang investasi yang KKP tawarkan dalam gelaran ITIBF 2024 mencakup tiga lini, di bidang industri pengolahan ikan tuna terintegrasi di Desa Waupnor, Biak sebesar Rp190,19 miliar, fasilitas usaha di Pelabuhan Perikanan Numana sebesar Rp36,7 miliar, dan pengalengan ikan tuna dan Integrated Cold Storage (ICS) di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo sebesar Rp324,15 miliar.

Meski begitu, dalam gelaran ITIBF 2024 para investor menunjukkan minat di bidang lain meliputi bidang usaha penangkapan ikan, jual beli hasil perikanan, pengolahan, hingga budidaya ikan kerapu dengan potensi peluang investasi tambahan sebesar Rp1,69 triliun.

"Kami mengapresiasi minat investor yang melihat sektor kelautan dan perikanan begitu menarik, dan ini terlihat saat sesi business matching," tuturnya. (and/*)