Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Tekan Angka Kasus Keracunan, Pelaku Bisnis Katering di Temanggung Diberi Pelatihan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 June 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Tekan Angka Kasus Keracunan, Pelaku Bisnis Katering di Temanggung Diberi Pelatihan

KABARBURSA.COM - Untuk menekan angka kasus keracunan pangan, sebanyak 120 pelaku usaha katering, warung, dan rumah makan di Kabupaten Temanggung telah mengikuti pelatihan mengenai higiene dan sanitasi.

Pelatihan tersebut mencakup pemahaman tentang keamanan pangan yang bertujuan untuk memperoleh sertifikasi layak higiene dan sanitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.

"Materi pelatihan meliputi keamanan pangan dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, penyajian, hingga penyimpanan makanan," jelas Kepala Dinas Kesehatan Temanggung, Intan Pandanwangi.

Kepala Tim Kerja Penyehatan Lingkungan, Sugiharti, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan langkah Dinas Kesehatan Temanggung untuk menekan angka kasus keracunan pangan yang meningkat beberapa waktu terakhir.

"Diharapkan semua pelaku jasa boga mendapatkan sertifikasi, menunjukkan adanya pengawasan dari pemerintah daerah. Kami sudah melakukan pengawasan dan pemantauan untuk menjamin keamanan pangan bagi katering, sehingga makanan yang diolah dan didistribusikan kepada masyarakat aman dan sehat," ujarnya.

Sugiharti menyebut beberapa penyebab keracunan pangan saat acara hajatan adalah jarak waktu yang terlalu lama antara pengolahan dan penyajian makanan, sehingga makanan menjadi tidak layak konsumsi.

"Kami meminta para pelaku katering dan jasa boga memahami tahapan dan langkah-langkah keamanan pangan. Kami berharap mereka memasak dengan benar dan menggunakan air bersih agar makanan yang dimasak tidak tercemar," pungkasnya.

Setelah pelatihan, Dinas Kesehatan bersama sanitarian akan mengambil sampel air yang digunakan untuk mengolah makanan. Jika air tersebut tidak mengandung bakteri ecoli, Dinas Kesehatan akan mengeluarkan surat rekomendasi sebagai syarat pengajuan perizinan di OSS.

Luas Lahan Tembakau Mencapai 9.000 Hektare

Sementara itu, luas lahan tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada musim tanam tahun 2024 telah mencapai 9.000 hektare hingga bulan Mei.

Namun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, menjelaskan bahwa belum semua petani selesai menanam, terutama di kawasan Gunung Sumbing yang baru memulai penanaman.

Di Kabupaten Temanggung, tanaman tembakau sudah ditanam di daerah Gunung Prahu dan Gunung Sindoro, termasuk di Kecamatan Tretep, Wonoboyo, Ngadirejo, Parakan, dan Kledung.

Di lahan persawahan, penanaman tembakau juga sedang berlangsung dan akan terus berlanjut hingga akhir Juni 2024, terutama di kawasan Gunung Sumbing.

"Petani di wilayah selatan Temanggung biasanya menanam tembakau lebih lambat dibandingkan dengan wilayah utara," jelas Joko Budi.

Ia memperkirakan bahwa total luas lahan tembakau yang akan ditanam hingga akhir musim tanam tahun ini mencapai antara 13.000 hingga 14.000 hektare. Untuk mendukung musim tanam tahun 2024, DKPPP Kabupaten Temanggung telah menyediakan bantuan benih tembakau unggulan lokal secara gratis sebanyak 100-120 kilogram, khususnya jenis Kemloko 1 hingga Kemloko 6.

Bupati ajak Pengusaha Berantas Kemiskinan Ekstrem

Beberapa waktu lalu, Penjabat (Pj) Bupati Temanggung, Hary Agung Prabowo, mengajak perusahaan-perusahaan di wilayahnya untuk berkolaborasi dalam membangun Temanggung, terutama dalam program penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.

Demi mencapai target ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung telah mendirikan Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) Kabupaten Temanggung untuk periode 2024-2026.

"Meskipun kemiskinan ekstrem di Kabupaten Temanggung telah mengalami penurunan, dari angka 0,97 menjadi 0,33, kita tetap perlu terus menurunkannya. Untuk mencapai hal ini, kolaborasi antara Pemda dengan TJSLP, serta pihak-pihak lainnya, sangatlah penting," ungkapnya.

Dia juga menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Temanggung juga telah mengalami penurunan, dari 28,9 persen menjadi 25,1 persen. Namun, upaya untuk menekannya akan terus dilakukan.

"Oleh karena itu, evaluasi yang melibatkan TJSLP, yang memegang peran penting dalam penurunan angka stunting, sangatlah diperlukan," tambahnya.

Ardhi Wiji Utomo, Direktur CV Sarana Utama sekaligus Ketua Forum TJSLP, menjelaskan bahwa forum tersebut bertujuan untuk membangun kemitraan antara perusahaan dan masyarakat guna mendukung pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Menurut Ardhi, melalui forum ini, perusahaan-perusahaan dapat bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial serta lingkungan yang mendesak.

Forum TJSLP tidak hanya fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program sosial, tetapi juga mengutamakan keberlanjutan lingkungan.

Dengan adanya kemitraan yang solid antara perusahaan dan masyarakat, diharapkan proyek-proyek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

"Forum ini menjadi jembatan komunikasi antara dunia usaha dan masyarakat lokal, sehingga program-program CSR dapat disusun berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan," ujar Ardhi.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan program CSR sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program tersebut.

Ardhi juga menyampaikan bahwa Forum TJSLP memberikan pelatihan dan bimbingan kepada perusahaan tentang praktik-praktik CSR yang baik dan berkelanjutan. Selain itu, forum ini juga menyediakan platform bagi perusahaan untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain tentang bagaimana mengatasi tantangan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

"Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin forum ini dapat menjadi katalisator perubahan positif yang signifikan, baik bagi perusahaan maupun masyarakat," pungkas Ardhi. (bay/*)