KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan target untuk mencetak 2 juta hektar lahan padi setiap tahunnya.
Kementan sedang mempercepat usaha perluasan area tanam guna meningkatkan produksi beras melalui beberapa program, yaitu Program Optimalisasi Lahan Rawa, Program Pompanisasi, dan penanaman padi gogo.
"Dengan arahan dari Menteri Pertanian, kami dari Kementan dalam tiga bulan ini mendorong tiga program perluasan area tanam yang diharapkan bisa menambah luas lahan hingga 1 juta hektar setiap tahun. Bahkan jika memungkinkan, targetnya bisa mencapai 1,7 hingga 2 juta hektar per tahun," kata Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kementan, Fadjry Djufry, dalam Diskusi Ketahanan Pangan di Tangan Petani Milenial yang diadakan Kominfo secara virtual, Senin, 24 Juni 2024.
Lebih lanjut, Fadjry menjelaskan bahwa untuk Program Optimalisasi Lahan Rawa, Kementan menargetkan 400.000 hektar lahan di 11 provinsi yang lahan rawanya dapat dioptimalkan untuk penanaman padi.
Pengoptimalan lahan ini dilakukan dengan memfokuskan pada perbaikan irigasi yang ada. "Sebelas provinsi yang menjadi fokus kami di antaranya adalah Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Selatan," ujarnya.
Untuk Program Pompanisasi, Kementan mengoptimalkan lahan kering dengan memanfaatkan alat pompa agar tersedia sumber air yang memadai. Targetnya adalah 1 juta hektar sawah tadah hujan yang bisa dimanfaatkan untuk pompanisasi.
"Dari 1 juta hektar tersebut, masing-masing 500.000 hektar berada di luar Jawa dan 500.000 hektar berada di Pulau Jawa," paparnya.
Sedangkan untuk penanaman padi gogo, Kementan menargetkan 500.000 hektar yang akan ditanami padi gogo di lahan sela di antara tanaman kelapa sawit atau perkebunan lainnya.
"Harapannya, dengan tiga program tersebut, kita dapat menambah luas area tanam dan meningkatkan produksi beras kita," katanya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras mengalami penurunan signifikan pada awal tahun 2024. Hal ini sejalan dengan berkurangnya luas panen padi.
Produksi padi pada periode Januari hingga April 2024 diperkirakan hanya mencapai 18,59 juta ton, turun 17,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 22,55 juta ton.
Sementara itu, luas panen padi selama Januari-April 2024 diperkirakan sebesar 3,52 juta hektar, turun 16,48 persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,21 juta hektar.
Kementan berharap dengan pelaksanaan program-program ini, produksi beras di Indonesia akan kembali meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan sebagai tema kerja tahun 2025. Setidaknya, terdapat 4 program Kementan dalam menjalankan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan.
Keempat program itu adalah ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manajemen.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan, pihaknya juga telah menetapkan produksi komoditas pertanian pada 2025.
Untuk komoditas padi, Kementan menetapkan target sebesar 56,05 juta ton, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, dan bawang merah 1,99 juta ton.
Selain itu, Amran juga menetapkan target produksi komoditas kopi 772 ribu ton, kakao 641,2 ribu ton, tebu 63,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi dan kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4 juta ton.
Adapun pagu indikatif anggaran Kementan telah ditetapkan sebesar Rp8,06 triliun tahun 2025. Kendati begitu, Amran menilai pagu anggaran masih relatif terbatas.
"Pagu indikatif pada tahun 2025 relatif masih terbatas," kata Amran dalam ujarnta.
Oleh karenanya, Amran mengaku Kementan telah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp26,64 triliun. Dengan begitu, total keseluruhan anggaran Kementan sebesar Rp34,7 triliun.
"Setelah ditambah pagu indikatif Rp8 triliun menjadi 34,7 triliun dan diharapkan bisa kembali seperti yang pernah dialokasikan pada tahun 2015," jelasnya.
Di sisi lain, Amran juga mengaku Kementan mengusulkan tambahan anggaran pendukung Asta Cita presiden terpilih di Pemilu 2024, Prabowo Subianto, yang hendak mencetak sawah seluas 1 juta hektare atau sekitar Rp25 triliun.
"Dengan demikian total tambahan pagu anggaran Kementerian Pertanian diharapkan menjadi Rp59,7 triliun," jelasnya. (*)